Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) di bawah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta telah lama menjadi salah satu jurusan unggulan yang konsisten mencetak lulusan-lulusan berkualitas, khususnya dalam bidang pembangunan sosial, pemberdayaan masyarakat, dan advokasi kebijakan publik. Salah satu angkatan yang menorehkan prestasi luar biasa adalah angkatan tahun 2009. Hampir seluruh lulusannya kini tersebar dan aktif bekerja di berbagai kementerian strategis Republik Indonesia, menjadikan mereka sebagai generasi emas yang mampu menjawab tantangan zaman dengan kompetensi dan dedikasi tinggi.
1. Akar Keilmuan yang Kuat
Jurusan PMI tidak hanya menekankan aspek teoritis, tetapi juga sangat fokus pada praktik lapangan. Mahasiswa angkatan 2009, seperti angkatan-angkatan sebelumnya dan sesudahnya, dibekali dengan berbagai disiplin ilmu mulai dari sosiologi pembangunan, manajemen program sosial, analisis kebijakan publik, hingga metodologi pemberdayaan berbasis partisipasi. Mereka juga rutin diterjunkan ke berbagai daerah untuk melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL), Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), dan penelitian sosial.
Bekal keilmuan ini ternyata menjadi modal penting bagi para lulusan untuk bersaing di dunia kerja, terutama di sektor pemerintahan. Banyak kementerian yang menaruh perhatian besar terhadap sumber daya manusia yang memiliki pemahaman mendalam tentang dinamika sosial, budaya lokal, dan strategi pembangunan berbasis masyarakat.
2. Koneksi dan Kolaborasi Institusional
Keberhasilan alumni PMI angkatan 2009 juga tidak terlepas dari jejaring kuat yang dibangun antara kampus dan berbagai lembaga pemerintah. Pada dekade 2000-an, UIN Sunan Kalijaga aktif menjalin kerja sama strategis dengan instansi seperti Kementerian Sosial, Kementerian Agama, Kementerian Desa, dan Bappenas. Hal ini membuka peluang lebih besar bagi mahasiswa dan lulusan untuk mendapatkan akses informasi dan peluang kerja.
Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang pada saat kuliah sudah magang atau menjadi bagian dari program-program kementerian. Ketika lulus, koneksi dan pengalaman itu menjadi batu loncatan untuk diterima secara formal sebagai ASN, tenaga kontrak profesional, atau konsultan program-program strategis.
3. Persebaran Alumni di Kementerian
Beberapa kementerian yang paling banyak menyerap lulusan PMI 2009 antara lain:
Kementerian Sosial RI: Banyak alumni terlibat dalam program-program seperti PKH (Program Keluarga Harapan), rehabilitasi sosial, dan pemberdayaan kelompok rentan.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi: Peran alumni terlihat dalam program pendampingan desa, penguatan kapasitas aparatur desa, hingga pembangunan berbasis data SDGs Desa.
Kementerian Agama RI: Alumni banyak berperan dalam bidang penyuluhan, pengembangan pesantren, dan pemberdayaan umat berbasis masjid.
Bappenas dan Kementerian PPN: Beberapa alumni juga aktif dalam penyusunan roadmap pembangunan daerah dan evaluasi program nasional berbasis sosial-budaya.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA): Keterlibatan dalam program perlindungan anak, pemberdayaan perempuan kepala keluarga, dan penguatan komunitas perempuan menjadi bukti kepedulian alumni terhadap isu-isu gender.
4. Dampak Nyata di Masyarakat
Dengan keberadaan mereka di kementerian, alumni PMI 2009 menjadi bagian penting dari perumusan dan pelaksanaan kebijakan yang langsung menyentuh masyarakat. Banyak dari mereka yang berada di garis depan, mendampingi masyarakat dalam program pembangunan, memberikan pelatihan, melakukan survei dan pemetaan sosial, serta menjadi jembatan antara aspirasi warga dan kebijakan pusat.
Kesuksesan ini bukan hanya menunjukkan kualitas individu, tetapi juga memperlihatkan betapa relevannya pendidikan sosial berbasis Islam dalam menjawab persoalan bangsa.
5. Penutup: Inspirasi bagi Generasi Berikutnya
Kisah sukses alumni Jurusan PMI angkatan 2009 ini menjadi inspirasi besar bagi adik-adik tingkat dan generasi muda lainnya. Mereka membuktikan bahwa dengan ilmu yang kokoh, pengalaman lapangan yang cukup, dan jaringan yang solid, siapa pun bisa mengambil peran strategis dalam pembangunan nasional.
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam bukan hanya tempat belajar, tetapi juga ruang pembentukan pemimpin masa depan—yang tidak hanya berpikir global, tetapi juga bekerja langsung dengan masyarakat dari akar rumput hingga puncak kebijakan.

No comments:
Post a Comment