Kita tahu jika Taurat dan Injil merupakan kita yang diperuntukkan bagi umatnya Nabi Musa dan Nabi Isa pada masanya. Namun sekarang di era modern kedua kitab ini merupakan bagian dari kitab-kitab suci umat Yahudi maupun Nasrani.
Dalam Islam sendiri khusus Al-Quran memerintahkan umatnya agar menginami kitab-kitab yang diturunkan Allah seperti Taurat, Zabur, Injil dan Al-Quran. Sebagai mana yang disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 136 dan 285, Ali-Imran ayat 84, An-Nisa ayat 136, Al-Maidah ayat 48 dan Al-Angkabut ayat 46. Ayat-ayat ini memerintahkan kita agar mengimani kitab-kitab terdahulu seperti Taurat, Zabur dan Injil.
Artinya, kesempurnaan iman kepada kitabullah adalah disaat kita mengimani jika Allah sudah mewahyukan kitab kepada Nabi Muhammad dan kepada Nabi-Nabi terdahulu.
Hanya saja, karena pendeknya akal. Ayat-ayat ini kemudian digunakan oleh pemeluk agama terkait sebagai dalil mereka dan propaganda mereka untuk mendoktrin umat muslim, atau untuk mempengaruhi umat muslim agar meninggalkan Islam dan beriman kepada keyakinan mereka dan kitab-kitab mereka saat ini.
Jadi cara mereka pengaruhi begini,..
Kamu muslimya?
iya!
Mengimani Al-Quran dong?
iya!
Nah, Dalam Al-Quran disuruh umat muslim agar mengimani Taurat Dan Injil, ini ayatnya loh..
wah…
Nah ini Injil!, dalam Injil nabi Isa itu Tuhan loh! Kalau kamu mengimani injil juga seperti yang diperintahkan Quran kamu harus mengimani Isa sebagai tuhan loh!
Yap, kalau kamu muslim yang awam pastinya mudah terpengaruh. Nah, hanya saja mereka ini menggunakan standar ganda. Artinya, ketika mereka menggunakan ayat-ayat tadi sebagai dalil untuk “membenarkan” kandungan kitab agama mereka untuk saat ini. Mereka lupa jika dalam Al-Quran Isa disebutkan sebagai Nabi dan haram menyebutnya tuhan. Jadi mereka hanya mengambil ayat-ayat yang dikira cocok untuk doktrin mereka, lalu membuang ayat-ayat yang dapat mengamcam keyakinan mereka untuk memurtadkan umat Muslim.
Disisi lain, disaat mereka mengklaim bahwa kitab-kitab mereka harus diimani umat Muslim, mereka malah membuang ayat-ayat yang menyatakan kalau Taurat dan Injil sudah diubah-ubah. Seperti yang disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 79, Ali-Imran ayat 78, Al-Maidah ayat 41 dan An-Nisa ayat 46.
Sehingga ada yang mengatakan, Al-Quran tidak konsisten. Disatu ayat menyuruh mengimani Taurat dan Injil, di ayat Lain disebutkan kalau kitab ini tidak otentik, gimana ini.
Lucunya begini, disatu kondisi mereka menampilkan diri sebagai orang yang setuju dengan ayat Al-Quran seperti kasus yang pertama tadi, dimana mereka menggunakan dalil-dalil Quran untuk membenarkan doktrin mereka. Nah, saat kedoknya ketahuan disatu kondisi yang lain mereka malah menyerang Al-Quran dengan alasan yang lain seperti yang sudah kita jelaskan tadi. Disatu sisi mereka mengatakan, woh kitab kami masih otentik, lihat saja Al-Quran suruh mengimaninya. Disatu disisi mereka tampil dengan wajah lain dengan menyerang Al-Quran. Ini namanya standar ganda, standar ganda ini ciri-ciri orang munafik.
Terus pertanyaanya, kenapa disatu sisi Al-Quran memerintahkan kita mengimani kitab Taurat, Zabur, dan Injil. Namun disisi yang lain Al-Quran juga mengatakan kitab-kitab yang tersebutkan tadi tidak lagi otentik karena sudah diubah-ubah oleh penganutnya. Sebenarnya apa sih, yang ingin Allah sampaikan? sebenarnya apa maksud dari ayat-ayat ini. Jika memang kitab-kitab ini sudah tidak otentik, lalu kenapa kita disuruh mengimaninya?
Dengan pertanyaan tadi, Sebagian orang yang memiliki sumbu pendek terlalu labil untuk mengambil kesimpulan, ditambah lagi doktrin-doktrin oleh orang-orang sebelah sana.
Sebenarnya, jawabannya sangat sederhana temen-temen. sangat sderhana.
Jadi sebenarnya Allah menginginkan kita agar mengimani dan meyakini bahwa Allah pernah mewahyukan kitab kepada umat terdahulu, khususnya kepada umat nabi Musa dan Nabi Isa. Bahwa Allah tidak mentelantarkan mereka, dan memerikan kitab kepada mereka sebagai wahyu dari tuhan dan pedoman hidup bagi mereka pada saat itu.
Artinya Allah menyuruh kita mengimani khabarnya, jika Allah memang pernah menurunkan kitab-kitab ini. Namun bukan mengimani isi kandungannya seperti yang ada sekarang. Sekali lagi, Allah memerintahkan kita mengimani jika Allah pernah mewahyukan kitab Taurat, Zabur, dan Injil. Namun bukan menimani isi dan hukum-hukumnya yang ada sekarang.
Itu dikarenakan kitab-kitab terdahulu tidak lagi otentik, kemudian kitab-kita itu juga hanya diperuntukkan bagi bani Israil termasuk juga Injil. Makanya dalam al-maidah ayat 46 mengatakan kalau Injil itu petunjuk dan cahaya, loh kok begitu? iya bagi umatnya Nabi Isa ketika itu. Taurat juga petunjuk, bagi umat Nabi Musa pada saat itu.
Lalu apakah umat selain Bani Israil tidak diberikan kitab? berdasarkan Surat Al-Hadid Ayat 25 menyebutkan bahwa umat-umat lain juga diberikan wahyu dan kitabnya. Hanya saja kita tidak tahu apa-apa saja kitab itu karena tidak disebutkan dalam Al-Quran.
Alasan lain kenapa kita hanya boleh mengimani bahwa Allah pernah menurunkan kitab-kitab kepada umat terdahulu, namun tidak boleh mengimani isi kandungannya adalah, karena Allah telah mewahyukan Al-Quran, dan disaat Al-Quran telah diwahyukan hukum-hukum dalam kitab-kitab terdahulu tidak lagi berlaku. Yang berlaku adalah isi kandungan Quran seperti yang disebutkan dalam QS. Al-Maa’idah :48. Petunjuk dan cahaya sekarang ini adalah Al-Quran, dan hukum yang dipakai adalah hukum Al-Quran.
Jadi jelas, ngga ada yang salah disini. Yang salah itu salah dalam memahaminya. Setelah ini jika ada orang yang mengatakan seperti diatas kita cukup senyum-senyum aja, karena lagi-lagi mereka salah kaprah. Dan kita sudah mengetahui alasannya, sudah tahu jawabannya. Maka setelah ini kita tidak akan lagi dibohong-bohongi serta dibodoh-bodohi oleh mereka-mereka ini.
Sumber http://www.zulfanafdhilla.com/Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
No comments:
Post a Comment