Saturday, 23 November 2024

Puisi: Air Mata Terakhir

 


Saat ku hubungi di malam yang gelap 

Ku luapkan segala resah

Akan dirimu yang tak pernah menjadi takdir

Namun engkau selalu memberi harapan 

Hingga aku harus jatuh tertatih-tatih 

Sampai tak mampu berdiri kembali 

Karena rasa yang engkau beri

Begitu dalam menusuk di sanubari jiwaku


Perhatianmu 

Aku menganggap sebuah arti tentang rasa

Namun ternyata perhatianmu

Seperti racun yang terlihat madu

Karena perhatian yang semu

Tetapi aku terlalu berlebihan 

Menganggap perhatianmu adalah: cinta


Jika waktu bisa berputar

Mungkin aku tak ingin bertemu engkau

Namun waktu sudah terlanjur

Merasuk di segala ruh dan jiwaku

Hingga aku harus menumpahkan

Air mata Terakhir 

Sebagai rasa kesedihan dan rasa yang kan kau ingat

Disepanjang nafas ini menghirup kehidupan


Air mata terakhir 

Saksi kan membasahi sebuah lembaran hidup

Mengais tentang sebuah rasa

Namun rasa itu

Sudah terlanjur menjadi luka 

Terbawa dalam alunan ini malam yang gelap gulita

No comments:

Post a Comment