Friday 29 June 2012

Turki Dan Suriah Pintu Gerbang Perang: Blok Barat Vs Blok Timur



Masalah Suriah atas pemberontakan terhadap Presiden Suriah Bashar al Assad, telah mengundang beragam opini yang berkembang dalam kehidupan masyarakat secara luas, apalagi blok barat yang dipimpin Amerika Serikat dianggap Ikut campur masalah dalam negeri di Suriah. Sehingga kondisi Suriah semakin memanas. Karena Suriah menganggap pemberontakan didalam negerinya tak lepas dari campur tangan blok barat.

Keberanian Suriah tidak hanya sebatas slogan terhadap blok barat yang ikut campur memperkeruh persoalan dalam negerinya. Bahkan Suriah menganggap Amerika Serikat dan Negara-negara NATO sebagai biang keladi masalah yang semakin runyam dinegeri Suriah saat ini.

Perkembangan terkini masalah Suriah dengan Negara-negara NATO, ternyata tidak mengalami sebuah titik temu perdamaian, tetapi malah semakin memanas keadaan tersebut. Sehingga kondisi ini dapat memicu perang antar Blok barat Vs Blok Timur semakin memanas.

Kabar tentang jatuhnya pesawat Turki yang ditembak oleh Suriah, ternyata menambah kondisi yang semakin memperkeruh keadaan di daerah konfliks tersebut, apalagi Presiden Suriah Bashar al Assad telah mengatakan negara itu dalam keadaan perang dan harus menggunakan segala cara untuk menang dalam perang.

Konstelasi politik dan keamanan dua negara bertetangga Suriah dan Turki kian hari semakin memanas, apalagi perkembangan berita tentang kedua negara ini, telah mendapatkan dukungan yang berbeda. Suriah didukung blok timur dan dimotori negara Iran, Rusia, Cina, sedangkan Turki dimotori negara Amerika Serikat dan NATO.

Masalah Suriah dan Turki dapat mengakibatkan sebuah pintu gerbang pecahnya sebuah perang antar blok barat Vs blok timur. Kalau blok barat dan blok timur sudah mengarah atas perang berdarah, tentu akan menghasilkan sebuah kekuatan perang yang maha dahsyat, dan tidak menutup kemungkin perang dunia ketiga dengan persenjataan nuklir dapat meletus dalam peristiwa perang yang semakin nyata mengarah antar blok barat Vs blok timur.

Turki dan Suriah merupakan sebuah skenario perang besar yang dapat menghasilkan sebuah perang antar blok barat Vs blok timur, dan akan mengarah dari perang dingin menuju perang nuklir, tentu peristiwa ini akan menambah kondisi situasi yang semakin gawat dan berbahaya bagi keberlangsungan spesies manusia, apabila perang nuklir Benar-benar terjadi antar kedua blok yang semakin menuju mengarah perang sesungguhnya.

Keberadaan perang dingin yang dulu sering kita kenal, telah berganti dengan sebutan perang dunia ketiga, apabila perang antar blok Benar-benar terjadi. Lalu kalau perang dingin berakhir dan menuju perang yang sesungguhnya, dimana letak posisi Indonesia dan Malaysia dalam perang antar blok? apakah Indonesia tetap non blok? padahal Malaysia sudah masuk dalam pintu gerbang blok barat, semua tinggal menunggu bom waktu yang tepat dalam menunjukkan siapa yang paling kuat dalam lingkaran blok tersebut.

Dari tulisan sederhana ini dapat diambil sebuah kesimpulan kecil. Bahwa perang yang melibatkan antar dua negara, ternyata dapat memicu perang yang lebih jauh lagi, tentu sebuah perang yang kita kenal dengan istilah perang dunia ketiga. Dan semoga Allah memberi rahmat dan berkah kepada para pembaca tulisan singkat ini, Amiin.........

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
...................

Monday 25 June 2012

Sejarah Besar Jejaring Sosial Kiber




Sejarah besar jejaring sosial kiber tak lepas dari putaran arus asal muasal perkembangan jejaring sosial dijagat maya. Maka berangkat dari sinilah perlu mengetahui bagaimana sejarah besar jejaring sosial muncul di jagat maya? agar mampu menganalisa perkembangan jejaring sosial di jagat maya yang saat ini melaju dengan pesat dan semakin terarah keberadaannya. Karena sejarah besar jejaring sosial kiber tak lepas dari sebuah pusaran munculnya sebuah jejaring sosial di jagat maya saat ini.

Situs jejaring sosial diawali oleh Classmates.com pada tahun 1995 yang berfokus pada hubungan antar mantan teman sekolah dan SixDegrees.com pada tahun 1997 yang membuat ikatan tidak langsung.

Berangkat dari dua model berbeda dari jejaring sosial yang lahir sekitar pada tahun 1999 dengan berbasiskan kepercayaan yang dikembangkan oleh Epinions.com.

Perkembangan jejaring sosial yang berbasiskan pertemanan, telah dipakai pada beberapa situs UK regional di antara tahun 1999 dan 2001. Inovasi meliputi tidak hanya memperlihatkan siapa berteman dengan siapa, tetapi memberikan pengguna kontrol yang lebih akan isi dan hubungan.

Pada tahun 2005, suatu layanan jejaring sosial MySpace, dilaporkan lebih banyak diakses dibandingkan Google dengan Facebook. Inilah pesaing yang tumbuh dengan cepat dalam perkembangannya.

Jejaring sosial mulai menjadi bagian dari strategi internet bisnis sekitar tahun 2005 ketika Yahoo meluncurkan Yahoo! 360°. Pada bulan juli 2005 News Corporation membeli MySpace, diikuti oleh ITV (UK) membeli Friends Reunited pada Desember 2005. Diperkirakan ada lebih dari 200 situs jejaring sosial menggunakan model jejaring sosial ini.

Sedangkan Jejaring sosial kiber asal muasal pertemuan Fahrul Amrullah dengan dunia Informatika. Sehingga mampu menggabungkan berbagai elemen dalam merekonstruksi sebuah jejaring sosial yang saat ini hadir ditengah-tengah masyarakat dalam kehidupan dijagat maya.

Fahrul Amrullah lahir dari Nganjuk Jawa Timur dan hijrah ke-Ibu Kota Jakarta, untuk melanjutkan kuliah setelah selesai menamatkan diri dari MAN Nglawak Kertosono. Dan pilihan Fahrul Amrullah dalam melanjutkan kuliahnya jatuh pada kampus BSI sebagai tempat memperdalam ilmu tentang manajemen Informatika.

Kehadiran jejaring sosial kiber merupakan pertemuan Fahrul Amrullah pada masa menuntut ilmu yang bergejolak dengan berbagai dunia Ilmu Informatika. Sehingga menghasilkan sebuah karya besar jejaring sosial kiber yang dapat dinikmati saat ini, walaupun kiber sampai hari ini masih dalam kondisi kekurangan, tetapi Fahrul Amrullah bertekad membangun sebuah jejaring sosial kiber sebagai salah satu alat komunikasi dan informasi, baik ditingkat lokal maupun internasional.

Sang kreator kiber sering dijuluki oleh teman-temannya dengan sebutan nama, yaitu: Fahrul Cyber Freedom. Entah nama ini asal muasalnya dari mana? tetapi nama ini sudah tak asing lagi di kalangan para pengguna aktif dijejaring sosial kiber.

Fahrul Amrullah merupakan sosok yang mampu menggambarkan beragam permasalahan tentang jejaring sosial kiber. Namun sejarah besar jejaring sosial kiber dalam keberlanjutannya, ternyata tak lepas dari dukungan berbagai teman maupun kerabat, baik teman sekampus maupun teman yang bergerak seprofesi sebagai penggiat jejaring sosial di Indonesia.

Kelahiran jejaring sosial kiber berangkat dari kebiasaan Fahrul Amrullah bermain facebook dan forum. Sehingga memunculkan gagasan cemerlang dalam menggabungkan facebook dan forum. Berangkat dari sinilah sebuah terobosan jejaring sosial kiber hadir di Tengah-tengah gencarnya serangan jejaring sosial dari luar negeri. Sehingga keberadaan jejaring sosial kiber diharapkan mampu bersaing dengan jejaring sosial yang sudah populer dan membahana dijagat maya saat ini.

Dari uraian diatas dapat dikerucut sejarah besar jejaring sosial kiber tak lepas dari sang kreator Fahrul Amrullah dan dibantu teman maupun kerabat dalam mengembangkan jejaring sosial kiber dalam keberlanjutannya. Inilah sekilas sejarah besar jejaring sosial kiber dalam mengarungi keberlangsungannya dalam membangun informasi dan komunikasi di jagat maya. Semoga tulisan kecil ini dapat menambah informasi tentang sejarah besar jejaring sosial kiber, Amiin............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
.................

Friday 1 June 2012

Indonesia Dalam Tiga Wajah ke-Islaman



Indonesia telah dijadikan alat pertarungan berbagai aliran masuk dengan segenap teori maupun sebuah praktisi, tentu dengan tujuan memasukkan sebuah gagasan ke-Islaman dengan berbagai sumber dalam menelaah tentang realita kehidupan.

Masyarakat Islam Indonesia dengan segenap multi real kehidupan telah dijadikan sebuah kajian tentang ke-Islaman. Sehingga kajian tersebut, ternyata telah mempengaruhi corak pandang masyarakat Islam dalam membangun berbagai aktivitas tentang dunia ke-Islaman.

Keberadaan Islam di negara Indonesia telah dipengaruhi tiga wajah bangsa dalam meletakkan pondasi budaya maupun dalam segala tingkah laku dan pola pikir. Sebab bangsa Indonesia merupakan sebuah bangsa dengan penduduk terbesar yang beragama Islam. Sehingga wajar ke-Islaman dalam bentuk berbagai wajah tumbuh subur di negeri Indonesia.

Ketiga wajah ke-Islaman di Indonesia tertuang dalam gagasan dan tata cara dalam menelaah tentang ajaran Islam. Sehingga sumber ke-Islaman di Indonesia begitu kompleks dalam berbagai kajian tentang kondisi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat secara universal.

Indonesia dalam tiga wajah ke-Islaman dapat di lihat dibawah ini:

Pertama: Islam liberal merupakan ke-Islaman dengan wajah bangsa Barat dalam menggagas ke-Islaman dan cenderung mengandalkan konteks dalam menganalisa sebuah peristiwa yang menyangkut agama Islam di banding aspek tekstual. Sehingga wajah Islam liberal cenderung mengarah para gagasan ke-Islaman ala barat dalam menganalisa tentang ajaran Islam.

Kedua: Islam Khilafah merupakan sebuah idiologi ke-Islaman yang menggagas tentang berbagai aspek kehidupan dengan sudut pandang tekstual. Sehingga model Islam Khilafah cenderung di pengaruhi bangsa Timur Tengah dalam menerjemahkan tentang kehidupan ke-Islaman.

Ketiga: Islam tradisional merupakan sebuah pengejawantahan antara teks dan konteks, agar kedua hal ini dapat terjadi sinergi yang saling berkaitan secara utuh. Karena Islam tradisonal merupakan wajah ke-Islaman dengan mengambil Nilai-nilai yang terdapat dalam kawasan Nusantara, untuk di gali dalam khazanah ke-Islaman yang lebih membumi dalam kehidupan secara kaffah.

Berangkat dari gambaran di atas tentang wajah ke-Islaman di Indonesia, ternyata di pengaruhi tiga wajah bangsa besar, yaitu: Bangsa Barat, Bangsa Timur Tengah dan Bangsa Pribumi atau kita kenal dengan istilah Bangsa Nusantara. Sehingga ketiga wajah ini terus menghiasi dalam corak pandang dalam membangun sebuah karakter dan kepribadian masyarakat Islam di Indonesia.

Semoga Allah menjadikan kami sebagai hamba yang selalu menjalankan perintah-NYA, dan menjauhi segala larangan-NYA, Amiin.............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com).........

Indonesia Dalam Tiga Wajah ke-Islaman



Indonesia telah dijadikan alat pertarungan berbagai aliran masuk dengan segenap teori maupun sebuah praktisi, tentu dengan tujuan memasukkan sebuah gagasan ke-Islaman dengan berbagai sumber dalam menelaah tentang realita kehidupan.

Masyarakat Islam Indonesia dengan segenap multi real kehidupan telah dijadikan sebuah kajian tentang ke-Islaman. Sehingga kajian tersebut, ternyata telah mempengaruhi corak pandang masyarakat Islam dalam membangun berbagai aktivitas tentang dunia ke-Islaman.

Keberadaan Islam di negara Indonesia telah dipengaruhi tiga wajah bangsa dalam meletakkan pondasi budaya maupun dalam segala tingkah laku dan pola pikir. Sebab bangsa Indonesia merupakan sebuah bangsa dengan penduduk terbesar yang beragama Islam. Sehingga wajar ke-Islaman dalam bentuk berbagai wajah tumbuh subur di negeri Indonesia.

Ketiga wajah ke-Islaman di Indonesia tertuang dalam gagasan dan tata cara dalam menelaah tentang ajaran Islam. Sehingga sumber ke-Islaman di Indonesia begitu kompleks dalam berbagai kajian tentang kondisi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat secara universal.

Indonesia dalam tiga wajah ke-Islaman dapat di lihat dibawah ini:

Pertama: Islam liberal merupakan ke-Islaman dengan wajah bangsa Barat dalam menggagas ke-Islaman dan cenderung mengandalkan konteks dalam menganalisa sebuah peristiwa yang menyangkut agama Islam di banding aspek tekstual. Sehingga wajah Islam liberal cenderung mengarah para gagasan ke-Islaman ala barat dalam menganalisa tentang ajaran Islam.

Kedua: Islam Khilafah merupakan sebuah idiologi ke-Islaman yang menggagas tentang berbagai aspek kehidupan dengan sudut pandang tekstual. Sehingga model Islam Khilafah cenderung di pengaruhi bangsa Timur Tengah dalam menerjemahkan tentang kehidupan ke-Islaman.

Ketiga: Islam tradisional merupakan sebuah pengejawantahan antara teks dan konteks, agar kedua hal ini dapat terjadi sinergi yang saling berkaitan secara utuh. Karena Islam tradisonal merupakan wajah ke-Islaman dengan mengambil Nilai-nilai yang terdapat dalam kawasan Nusantara, untuk di gali dalam khazanah ke-Islaman yang lebih membumi dalam kehidupan secara kaffah.

Berangkat dari gambaran di atas tentang wajah ke-Islaman di Indonesia, ternyata di pengaruhi tiga wajah bangsa besar, yaitu: Bangsa Barat, Bangsa Timur Tengah dan Bangsa Pribumi atau kita kenal dengan istilah Bangsa Nusantara. Sehingga ketiga wajah ini terus menghiasi dalam corak pandang dalam membangun sebuah karakter dan kepribadian masyarakat Islam di Indonesia.

Semoga Allah menjadikan kami sebagai hamba yang selalu menjalankan perintah-NYA, dan menjauhi segala larangan-NYA, Amiin.............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com).........

Islam Tradisional Menggugat



Islam tradisional menggugat merupakan sebuah bentuk ketidak-sepahaman dengan para pemikir barat dalam menggagas tentang realita kehidupan. Sebab para pemikir barat cenderung sepihak dalam memberikan gambaran tentang Islam tradisional. Sehingga memunculkan sebuah gagasan dari Islam tradisional dalam menggugat paradigma para pemikir barat.

Pemikiran Islam tradisional dengan proses menggugat berusaha memberikan sebuah pemahaman secara berimbang, agar pemahaman dari para pemikir barat tidak diambil secara Mentah-mentah, tetapi dikaji ulang dan di filters tentang paradigma para pemikir barat dalam menggagas masalah kehidupan masyarakat Islam tradisional.

Keberadaan Islam tradisional sering di identikkan dengan berbagai macam pendapat miring dari para pemikir barat. Mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit di labelkan dalam Islam tradisional, tentu dengan tujuan menginginkan sebuah perubahan sesuai kehendak para pemikir barat.

Paradigma para pemikir barat tak jarang memberikan sebuah stigma negatif terhadap masyarakat Islam tradisional dengan istilah masyarakat tertutup tanpa melihat kemajuan zaman, dan masih banyak lagi yang dialamatkan miring terhadap masyarakat Islam tradisional, padahal segala bentuk dalam kehidupan masyarakat mempunyai kebebasan dan ketertutupan Masing-masing, begitu juga dalam kehidupan bangsa barat. Berangkat dari sinilah dapat dikerucut, bahwa pembeda antara bangsa barat dengan masyarakat Islam tradisional tentang ketertutupan dan kebebasan disebabkan dalam bentuk karakter dan kepribadian dalam diri Masing-masing.

Eksistensi Islam tradisional merupakan sebuah bentuk bangunan kepribadian dan watak masyarakat nusantara dengan istilah sederhana dan bersahaja dalam menatap sebuah kehidupan. Sehingga wajar paradigma bangsa barat dengan masyarakat tadisional berbeda dalam menyikapi sebuah realita. Sebab corak pandang dalam kehidupan para pemikir barat dengan masyarakat tradisional juga mengalami sebuah perbedaan yang begitu kompleks.

Sebuah slogan Islam tradisional menggugat merupakan sebuah bentuk perlawanan terhadap para pemikir barat dalam menggambarkan tentang kehidupan masyarakat secara luas. Sebab para pemikir barat sering terjebak dengan cara pembenaran diri tanpa melihat realita secara dalam. Inilah sebuah realita tentang berbagai pandangan para pemikir barat dalam memberikan sebuah makna tentang Islam tradisional.

Para pemikir barat tak jarang memberikan sebuah istilah tentang Islam tradisional dengan sebutan sebuah bangunan konsevatif yang tertutup, padahal ketertutupan yang di berikan para pemikir barat, tentu mempunyai sebuah tujuan, agar masyarakat tradisional membuka diri sesuai dengan kehendak para pemikir barat, padahal bangsa barat sendiri juga tidak mau membuka diri terhadap kepentingan masyarakat tradisional.

Bangsa barat sejak dahulu kala sering melakukan segala tipu daya dalam memberikan sebuah gambaran terhadap realita kehidupan masyarakat tradisional. Bahkan bangsa barat Berabad-abad telah menjajah bangsa nusantara, tentu semua tak lepas dari corak pandang paradigma barat dalam memberikan gambaran tentang sosial, budaya, politik, pendidikan dan masih banyak lagi gambaran para pemikir barat dalam menggagas masyarakat tradisional secara parsial.

Gagasan para pemikir barat tentang masyarakat Islam tradisional tak lepas dari cara menghakimi sepihak dalam memberikan sebuah argumen. Sehingga masyarakat Islam tradisional selalu dicirikan dengan stagnasi sebuah peradaban, padahal masyarakat Islam tradisional mempunyai peradaban dan kemajuan dalam dirinya sendiri, walau berbeda dengan peradaban dan kemajuan bangsa barat.

Masyarakat Islam tradisional merupakan sebuah kepribadian dalam mensinergikan antara teks dan konteks dalam menggali berbagai khazanah Nusantara maupun khazanah ke-Islaman, tentu berusaha membangun sebuah paradigma yang cerdas dalam menempatkan sebuah ajaran agama dengan realita kehidupan.

Keberadaan adat istiadat dengan bentuk kearifan lokal selalu menjadi incaran para pemikir barat, agar masyarakat Islam tradisional membuka diri sesuai dengan kepentingan mereka. Sehingga dengan berbagai wacana para pemikir barat berusaha menggagas masalah tersebut.

Sebenarnya, Kalau menuju perubahan masyarakat dalam ranah positif, tentu masih dapat di terima, tetapi dalam multi real kehidupan sejak dahulu kala sampai sekarang, ternyata bangsa barat tak jarang malah melakukan tindak eksploitasi kekayaan sumber daya alam Nusantara secara berlebihan. Berangkat dari sinilah keterbukaan dan kebebasan yang di gagas bangsa barat tak lepas berpangkal pada kepentingan bangsa barat secara sepihak.

Lebih ironis lagi, para pemikir barat melakukan sebuah kajian tentang keagamaan dengan paradigma liberal dalam kajian agama Islam. Sehingga dalam tafsir agama Islam disesuaikan dengan paradigma barat tentang ke-Islaman, tetapi fakta dilapangan tidak mensinergikan antara teks dan konteks secara utuh. Sebab bangsa barat dalam menggagas ke-Islaman lebih cenderung dengan istilah kebebasan ala bangsa barat sendiri dan menegasikan kepribadian dan karakter masyarakat Islam tradisional.

Islam tradisional menggugat terhadap tindakan bangsa barat dalam melakukan berbagai manuver politis dengan cara menghakimi sepihak terhadap masyarakat Islam tradisional, begitu juga menggugat bangsa barat dalam melakukan sebuah bentuk ekspansi secara berlebihan di berbagai aspek kehidupan. Semoga Allah selalu memberikan rahmat dan berkah kepada para pemikir Islam tradisional, Amiin.....

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com).........

Pergolakan Islam di Kawasan Nusantara



Kawasan Nusantara merupakan daerah dengan kekayaan berbagai sumber daya alam yang berlimpah. Bahkan kekayaan Nusantara menjadi rebutan dari berbagai negara asing, baik dari bangsa eropa maupun bangsa lainnya, tentu dengan tujuan mengeksplotasi secara Besar-besaran harta yang terpendam di dataran Nusantara. Sehingga tak heran bangsa Nusantara Berabad-abad telah di dominasi ekspansi bangsa eropa.

Sebelum kemerdekaan bangsa di kawasan Nusantara, terdapat agama besar Islam sebagai bagian terbesar dari sebuah bangunan keyakinan. Sehingga tak heran Islam menjadi ladang rebutan berbagai idiologi masuk dalam ranah ke-Islaman, agar gagasan tentang idiologi ke-Islaman dapat di terima dalam jiwa masyarakat Nusantara.

Perjalanan Islam sebelum kemerdekaan ada istilah Islam tradisional dan Islam Modern. Kedua idiologi ke-Islaman ini akan menjadi sebuah cikal bakal kemajuan dan kemunduran Islam di Nusantara. Sebab dalam kelanjutan kedua corak pandang ini mengalami sebuah perbedaan dalam dunia ke-Islaman. Karena pemahaman Islam tradisional di zaman dahulu merupakan sebuah pengejawantahan antara budaya setempat dengan Nilai-nilai ke-Islaman.

Sedangkan Islam modern cenderung mengarah pada pemurnian Islam dalam menjalankan sebuah aktivitas ke-agamaan. Sehingga sering sekali Islam modern berbenturan dengan budaya setempat dalam menggagas ke-Islaman, padahal dalam ajaran Islam antara budaya dan Nilai-nilai ke-Islaman harus sejalan, tentu tanpa menanggalkan teks maupun konteks. Sebab agama Islam merupakan ajaran wahyu sebagai pedoman masyarakat Islam. Sedangkan budaya merupakan sebuah kehidupan real masyarakat. Karena kedua hal ini sudah semestinya dapat sejalan dalam membangun dunia ke-Islaman di nusantara.

Sejak kemerdekaan bangsa nusantara, terdapat pergolakan Idiologi ke-Islaman yang semakin memanas. Karena di sebabkan beragam aliran masuk dalam wilayah nusantara dan puncaknya pada pasca reformasi di Indonesia yang telah menghasilkan sebuah Idiologi Islam terpecah dalam tiga perseteruan antar Idiologi ke-Islaman. Lalu muncul sebuah pertanyaan, Idiologi Islam apa yang berkembang di Nusantara saat ini?...........

Pertama: Islam liberal merupakan ke-Islaman dengan wajah bangsa Barat dalam menggagas ke-Islaman dan cenderung mengandalkan konteks dalam menganalisa sebuah peristiwa yang menyangkut agama Islam di banding aspek tekstual. Sehingga wajah Islam liberal cenderung mengarah para gagasan ke-Islaman ala barat dalam menganalisa tentang ajaran Islam.

Kedua: Islam Khilafah merupakan sebuah idiologi ke-Islaman yang menggagas tentang berbagai aspek kehidupan dengan sudut pandang tekstual. Sehingga model Islam Khilafah cenderung di pengaruhi bangsa Timur Tengah dalam menerjemahkan tentang kehidupan ke-Islaman.

Ketiga: Islam tradisional merupakan sebuah pengejawantahan antara teks dan konteks, agar kedua hal ini dapat terjadi sinergi yang saling berkaitan secara utuh. Karena Islam tradisonal merupakan wajah ke-Islaman dengan mengambil Nilai-nilai yang terdapat dalam kawasan Nusantara, untuk di gali dalam khazanah ke-Islaman yang lebih membumi dalam kehidupan secara kaffah.

Dari gambaran di atas tentang Idiologi besar ke-Islaman di Nusantara dapat menjadi sebuah gambaran. Bahwa pergolakan Islam pra kemerdekaan bangsa Nusantara telah mengalami berbagai gejolak yang sangat keras dalam kehidupan masyarakat, begitu pula pasca kemerdekaan bangsa Nusantara, ternyata Idiologi ke-Islaman terpecah dalam wilayah ke-agamaan yang lebih rumit lagi.

Pra kemerdekaan bangsa Nusantara ada dua idiologi yang saling berseberangan di kawasan Asia Tenggara, kedua Idiologi ini di kenal dengan Istilah Islam Modern dan Islam Tradisional, tetapi pasca kemerdekaan berlangsung secara terus menerus dalam perkembangan dunia ke-Islaman, ternyata telah memunculkan tiga pergolakan Idiologi ke-Islaman dengan istilah Islam tradisional, Islam Liberal dan Islam Khilafah. Ketiga kelompok ini tidak jarang bersitegang dalam mengambil simpatik masyarakat di kawasan Nusantara.

Pergolakan ke-Islaman di Nusantara pada era sekarang memang dimotori tiga wajah bangsa besar yaitu: Islam liberal cenderung mengadopsi dari bangsa barat. Islam Khilafah cenderung mengadopsi dalam ranah ke-Islaman bangsa timur tengah. Dan terakhir Islam tradisional menggali dari bangsa pribumi dalam membangun sebuah bangunan ke-Islaman di kawasan Nusantara. Semoga Allah memberi petunjuk kepada kami di jalan kebenaran, Amiin.............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
..............

Islam Tradisional


Eksistensi Islam tradisional sudah mulai menjadi kajian para pemikir di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Bahkan saat ini Islam tradisional sudah mulai menjadi pembicaraan para akademisi dalam menggali tentang khazanah ke-Islaman dengan budaya masyarakat setempat. Sebab Islam dengan budaya merupakan sebuah bangunan yang saling berkesinambungan secara utuh, tanpa terpisah sama sekali dalam kehidupan masyarakat Islam.

Sejak zaman dahulu kala Islam tradisional sering di petakan oleh para ahli dari barat. Bahwa Islam tradisional merupakan sebuah bentuk bangunan konservatif yang tertutup, padahal Islam tradisional bukan masalah tertutup atau terbuka dalam menerjemahkan kehidupan yang serba multi real, tetapi paradigma Islam tradisional cenderung mengarah pada memfilters sebuah budaya asing yang ingin masuk dalam ranah multi real kehidupan masyarakat secara universal.

Paradigma berpikir Islam tradisional dalam membangun tentang dunia ke-Islaman, agar tidak terjadi kebebasan yang dilandasi bukan semangat dari kepribadian masyarakat pribumi. Maka Islam tradisional lebih mengedepankan tentang kebijakan tepa selira dalam membangun falsafah keberagaman ditengah-tengah kehidupan masyarakat secara luas.

Islam tradisional dianggap para pemikir barat sebagai corak pemikiran yang cenderung tertutup dalam pola berpikir, padahal barat sendiri tertutup di saat mendapatkan penjelasan dari paradigma Islam tradisional.

Gagasan para pemikir barat lebih berpikir cenderung menghakimi masyarakat tradisional, dan para pemikir barat menganggap paradigma mereka merupakan sebuah pencerahan, padahal budaya dan kepribadian bangsa barat berbeda jauh dengan masyarakat tradisonal.

Masalah ketertutupan masyarakat tradisional sering disalah artikan oleh para pemikir barat, tentu dengan tujuan membuat sebuah argumen tentang Islam tradisional, agar di pandang sebelah mata oleh para pelajar didalam negeri maupun luar negeri. Sehingga menghasilkan sebuah stigma, bahwa Islam tradisional merupakan ajaran yang lebih mengedepankan kepada ketertutupan secara sempit dalam memberikan kajian tentang ke-Islaman, padahal semua itu tidaklah benar atas tuduhan dari bangsa barat.

Lebih jauh lagi, bangsa barat selalu berusaha membuka masyarakat tradisional dengan cara keterbukaan yang sesuai dengan adat istiadat dalam diri mereka, padahal kalau dilihat secara jernih tentang Islam tradisional. Bahwa keterbukaan dan kebebasan dalam Islam tradisional, tentu sesuai dengan corak pandang masyarakat tradisional sendiri, begitu pula keterbukaan dan kebebasan bangsa barat, tentu tidak lerlepas dari kepribadian bangsa barat sendiri dalam menerjemahkan tentang makna tersebut.

Keberadaan Islam tradisional merupakan sebuah pengejawantahan antara teks dan konteks, agar kedua hal ini dapat terjadi sebuah sinergi yang saling berkaitan secara utuh. Karena Islam tradisonal merupakan wajah ke-Islaman dengan mengambil Nilai-nilai yang terdapat dalam kawasan Nusantara, untuk di gali dalam khazanah ke-Islaman yang lebih membumi dalam kehidupan secara kaffah. Sehingga Islam tradisional mampu memberikan sebuah pemahaman tentang ke-Islaman secara kaffah dalam kehidupan masyarakat secara luas.

Islam tadisional merupakan sebuah gagasan dalam membangun masyarakat pribumi, agar mampu memberikan sebuah pemahaman tentang ke-Islaman antara teks dan konteks, agar dapat sejalan dan beriringan dalam menerjemahkan tentang kehidupan.

Ketika berbicara Islam tradisional dalam corak pandang para pemikir barat, sering menghasilkan sebuah penilaian tentang Islam tradisional secara konservatif ala barat, padahal Islam tradisional merupakan sebuah kearifan lokal dalam mengkaji tentang ke-Islaman.

Gagasan cerdas Islam tradisional merupakan sebuah pengejawantahan tentang nilai luhur masyarakat, agar dapat menyatu secara utuh dalam ajaran dan Nilai-nilai tentang ke-Islaman, supaya menghasilkan sebuah bangunan yang kokoh dalam membangun khazanah Islam di kawasan Nusantara. Semoga Allah selalu memberikan rahmat dan berkah kepada kami, Amiin......

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)........................