Saturday 13 April 2024

Berapa Air Mata Lagi Harus Tumpah

 

Karya: Khoirul Taqwim 


Jika orang tuamu

Tak ada restu

Harus berapa air mata yang tumpah

Memenuhi langit hati

Akankah sebuah hati bisa dipaksa

Tuk melupakan sebuah rasa

Tentang rasa cinta sudah menderu

Menjadi darah dan air mata

Akankah kata sakit dan perih

Akan terus melaju berlayar di kelopak mata duka


Berapa lagi air mata harus tumpah

Memenuhi rasa rindu yang tak tersampaikan 

Memenuhi rasa cinta yang tak pernah mereguk madu

Akankah air mata ini menjadi tasbih keikhlasan 

Ataukah air mata ini akan menjadi duka sembilu

Hingga terbawa sampai mati jiwa rasa


Berapa lagi air mata ini harus tumpah

Saat berjuang mengiringi langkah sebuah hati

Karena hati tak pernah bertemu

Sebab hati sudah dibendung

Memenuhi rasa rindu yang tak tersampaikan

Rindu cinta yang tak pernah bertemu dalam ruang sebuah hati 


Jika air mata sudah tak terbendung 

Biarkan air mata mengalir dan berlayar

Mengiringi sebuah rasa dalam darah juang

Menuju cinta pengasingan yang tak terbayar

Seperangkat Mahar


Karya: Khoirul Taqwim 


Hujan dan langit 

Menyatu saat aku hantarkan 

Seperangkat mahar suci dari ketulusan sebuah jiwa

Tuk membangun sebuah mahligai rumah tangga 

Menuju ketenangan jiwa

Menuju ketenteraman hati

Menuju sebuah sandaran raga

Tuk selalu menjaga hati yang damai dan penuh keindahan


Bismillah 

Ku awali niat dari hati yang tulus

Tuk selalu menjaga hati

Menuju cinta yang di berkahi Tuhan

Cinta yang penuh dengan kebahagiaan 

Menebar sebuah rasa bunga-bunga keindahan


Seperangkat mahar

Ku bawa dari sebuah hari

Tuk meminang mu

Tuk jadikan dirimu ratu dari hati dan jiwaku

Ku berharap kita kan selalu bahagia 

Mengarungi mahligai hidup yang penuh dengan kebahagiaan


Jika seperangkat mahar

Sudah ku bawa dari hati 

Ku berharap dapat sebuah kabar

Kabar tentang kebahagian tanpa luka nurani

Thursday 11 April 2024

Jujur Aku Terluka

 



Karya: Khoirul Taqwim 


saat hujan air mata

Masih menggenangi alam naluriku

Jujur aku terluka

Melihat engkau bersanding dengannya


Perjuangan yang sudah berkeringat udara

Menyaksikan duka yang teramat dalam

Hingga membuat hatiku terluka sembilu

Aku tak pernah menyadari tentangmu

Memilih hati yang berbeda

Namun semua sudah terlanjur bersama awan kedukaan

Hingga membuat aku tak berdaya

Melihat engkau bersamanya


Semua terasa musnah 

Semua harapan yang ada di dalam hatiku

Hati tentangmu yang ku bangun lewat hati dan raga

Namun kini semua sia-sia

Bersama air mata yang mengalir deras

Menyusuri subuh dan sajadah 

Saat pagi masih menggumpal dalam pekat embun pagi


Jujur aku terluka

Melihat pilihanmu yang berbeda

Karena antara hati dan jiwaku 

Tak sesuai harapan yang kubangun sejak mengenalmu