Monday 6 February 2012

Membongkar Kebobrokan HAM (Hak Amerika)





Istilah HAM di dengungkan bangsa barat dengan membawa bendera perdamaian, tetapi bangsa barat dengan komando Amerika Serikat telah menjadikan HAM sebagai kendaraan politis, sehingga ketika ada sebuah bangsa yang berani membangkang dengan bangsa barat. Maka dengan segala cara bangsa barat akan mencari kelemahan dengan bahasa HAM, sehingga HAM di jadikan kendaraan yang mulus menuju kepentingan bangsa Amerika dan sekutunya.

HAM berkembang sangat halus dalam kehidupan masyarakat dunia. Bahkan banyak masyarakat dunia sejak masa kecil di perlihatkan tentang nilai ajaran HAM, tetapi ternyata HAM yang di pelajari di masa sekolah yang menggagas masalah Hak untuk hidup, Hak untuk memperoleh pendidikan, Hak untuk hidup bersama-sama seperti orang lain, Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama, dan Hak untuk mendapatkan pekerjaan. Itu semua hanya sebatas slogan bangsa barat dalam menekan bangsa yang berseberangan dengan kepentingan mereka.

Sekarang coba anda lihat penggiat HAM di saat bangsa Amerika dan sekutunya memborbadir Irak, Afghanistan, Palestina, dan baru saja kematian Khadafy. Apakah HAM ala barat menggaungkan istilah hak hidup? Semua sudah jelas tidak ada bahasa HAM ala barat yang membela kaum tertindas. Karena HAM dijadikan alat sebagai kendaraan politis Amerika dan para pendukungnya, tetapi di saat bangsa Izrael terkena serangan roket dari kaum militan. Maka dengan cepat HAM ala barat menggaung keras bah pahlawan kesiangan.

Bangsa Indonesia juga pernah terkena serangan HAM. Bahkan sampai Timur Leste keluar dari bangsa Indonesia. di karenakan barat telah melakukan serangan melalui bahasa HAM sebagai cara melegalkan Timur Leste keluar dari pangkuan bumi pertiwi.

Modus melakukan serangan dengan memakai HAM di saat ada sebuah bangsa yang berseberangan melakukan tindakan yang tidak di sukai bangsa barat. karena itu bangsa barat akan mengambil segala cara dengan mencari kelemahan bangsa tersebut, tentu memakai Akal-akalan HAM sebagai salah satu pelegalan barat masuk sebagai sosok juru penyelamat Abal-abal, seperti kisah bangsa Timur Leste. Bahwa bangsa barat memakai HAM sebagai alat, untuk menekan Indonesia, agar melepaskan Timur Leste dari pangkuan bumi pertiwi, sehingga sudah dapat di tebak Indonesia mengalami disintegrasi bangsa, di karenakan tekanan bangsa Amerika, Australia dan para sekutu bangsa barat dengan memakai istilah HAM.

Nah! dari contoh di atas kita di ajak, untuk terus mengkaji segala bentuk budaya barat yang terlihat indah di mata. Bahkan di hati terasa mengamini. Maka hari ini selayaknya kita berpikir ulang tentang budaya barat. Karena bangsa barat memasukkan budaya secara halus dan terlihat positif, padahal itu ada nilai racun yang di bawanya. Karena begitu halus bangsa barat masuk kealam kita, seperti kita dalam keadaan terhipnotis, tetapi sebenarnya kita masuk kealam tipu daya bangsa barat. Inilah yang harus kita perhatikan dalam menatap kehidupan berbangsa dan bernegara.

Berangkat dari tulisan di atas kita dapat mengambil sebuah hikmah besar. Bahwa HAM yang di gaungkan bangsa Amerika dan sekutunya hanya sebatas slogan pemanis bibir. Bahkan HAM merupakan senjata ampuh Amerika dalam melakukan gerilya politis menekan negara yang bersebarangan dengan bangsa Amerika. Sehingga kita harus berani membuang HAM ala barat di ganti dengan istilah tepa selira (tenggang rasa), sopan santun, dan masih banyak lagi nilai positif dari bangsa kita sendiri dari pada mengambil dogma HAM ala barat yang cenderung sebagai alat menindas. Bahkan cenderung menghalalkan segala cara yang berkedok bahasa HAM. Dan Allah maha penguasa segala sesuatu, pengatur segala ciptaan. Tiada Tuhan selain Dia.

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
......

Wali Songo "Pencetus Negara Islam di Nusantara Indonesia"




Sebagian masyarakat Indonesia sangat ketakutan, apabila mendengar bangsa Indonesia berubah menjadi negara Islam. Karena menganggap, bahwa Islam itu keras dan anarkis dalam menyikapi sebuah permasalahan tentang kehidupan berbangsa dan bernegara, tetapi coba kita kembali kesejarah masa lalu, ternyata bangsa nusantara Indonesia pernah menjadi negara Islam, seperti Samudra Pasai, Demak Bintoro dan masih banyak lagi di nusantara Indonesia yang berazaskan Islam.

Perkembangan bangsa nusantara di Indonesia, setelah negara Islam di masuki para penjajah dari bangsa eropa, terutama Belanda yang telah menjajah sekitar tiga setengah abad, sehingga anak bangsa Indonesia telah di sengaja para bangsa penjajah, agar melupakan sejarah luhur bangsa Indonesia, bahwa bangsa nusantara Indonesia pernah menjadi sebuah negara Islam.

Lalu kenapa masyarakat indonesia sebagian takut dengan negara Islam? Nah! disinilah kita perlu menggali sejarah, agar menemukan akar dari permasalahan ketakutan sebagian anak bangsa mengenai negara Islam di Indonesia, ternyata tidak lain dan tidak bukan. Bahwa sejarah telah di pelintir para penguasa sejak zaman penjajahan sampai para penguasa saat ini, sehingga masyarakat Indonesia banyak yang takut dengan istilah negara Islam di nusantara Indonesia.

Pertanyaan yang terakhir kenapa negara Islam tidak perlu di takuti? Karena kita perlu menggali sejarah para Wali dalam menyebarkan ajaran Islam di Indonesia, ternyata mampu membuat sebuah negara Islam di demak bintoro, dan kita mengenal dengan sebutan wali songo. Bahkan wali songo dalam kehidupan masyarakat jawa sangat di hormati dan tak kalah penting dengan para pendiri bangsa Indonesia.

Berangkat dari uraian di atas dapat di ambil kesimpulan. Bahwa bangsa Indonesia dalam peta sejarah pernah menjadi negara Islam, sehingga kita dapat mengambil pelajaran dari sebuah sejarah besar wali songo dalam mengembangkan pertumbuhan Islam di nusantara Indonesia, ternyata bangsa Indonesia tak lepas dari sebuah agama yang masuk sebagai jiwa dalam melakukan sebuah perbaikan bangsa di Indonesia.

Wali Songo sebagai pendiri Demak Bintoro termasuk pencetus dan penggagas Islam di nusantara Indonesia, sehingga dengan belajar dari sejarah wali songo kita dapat mengetahui, bahwa bangsa Indonesia sejak dahulu kala sudah pernah menjadi negara Islam, seperti yang di cetuskan Wali Songo sebagai maha guru di tanah Jawa yang sampai saat ini di segani dalam dunia keislaman nusantara Indonesia. Wallahu a'lam bisshowab.............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..............

Agama Dalam Pusaran Kekuasaan




Bermain masalah agama dalam lingkup politis sangat kental dengan hawa panas, bagimana tidak? agama adalah bentuk jiwa keyakinan yang terdalam, tetapi di bawa menuju ranah realitas kekuasaan. Bahkan di bawa alam kekuasaan yang penuh tipu daya, sehingga makna agama semakin sempit dalam pemaknaan yang sebenarnya, mengingat agama sudah di olah sedemikian rupa, untuk kepentingan sebuah singgasana kekuasaan

Lalu apakah salah agama di bawa menuju alam pusaran kekuasaan? Dalam meraih sebuah kekuasaan tidak ada kata salah, karena di situ terdapat Abal-abal makna kebenaran, karena yang salah bisa menjadi benar, sedangkan yang benar bisa menjadi salah. Nah! disinilah kekuasaan sangat menjadi impian bagi sebagian manusia yang ingin berkuasa, sehingga dengan segala cara apapun akan di raih sebuah kursi kekuasaan. Bahkan harta dan nyawa di pertaruhkan demi atas nama sebuah kekuasaan.

Banyak perbedaan dari berbagai kalangan mengenai agama yang masuk menuju ranah kekuasaan. Sebagian mengatakan agama jangan masuk menuju ranah kekuasaan, tetapi agama di tempatkan dalam ranah keyakinan, agar tercipta agama secara fitrah dalam kehidupan manusia, karena, apabila agama masuk menuju ranah kekuasaan sering di politisasi menurut kepentingan sang pemegang kekuasaan. Namun ada juga yang berpendapat. Bahwa agama harus masuk dalam kerangka kekuasaan, karena agama mengatur segala kehidupan manusia, sehingga agama dapat di jadikan kontrol bagi sang penguasa dalam mengambil sebuah kebijakan.

Nah! kedua pendapat di atas menjadi suatu slogan,. Bahwa kalangan penentang agama masuk dalam wilayah kekuasaan, karena di anggap mencinderai sebuah ajaran murni agama yang telah tersirat maupun tersurat, tetapi di sisi lain, ketika agama masuk dalam ranah kekuasaan dapat di jadikan acuan dalam mengambil sebuah langkah kebijakan sang penguasa, untuk menentukan secara arif dalam melangkah menuju rekonstruksi secara total dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Lepas dari etis atau tidak etis mengenai agama masuk dalam ranah kekuasaan. Bahwa realitas sebuah pusaran kekuasaan sangat berhawa panas sekali, mengingat kekuasaan itu milik mayoritas secara semu, namun realitas di lapangan. Bahwa kekuasaan itu milik minoritas bukan mayoritas, padahal menurut Ibn Khaldun. Bahwa mayoritas manusia ingin berkuasa dan menguasai yang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah. Karena manusia punya watak dan sifat binatang bisu.

Nah! berangkat dari tulisan di atas, bahwa agama sering di bawa menuju pusaran kekuasaan, tetapi sangat ironis agama begitu panas di saat memasuki alam pusaran kekuasaan. Lalu kenapa agama menjadi panas di saat memasuki pusaran kekuasaan? karena agama telah di jadikan alat segelintir manusia, untuk menuju singgasana kekuasaan dengan cara memelintir ajaran agama sesuai dengan kepentingan sang pendamba singgasana kekuasaan. Wallahu a'lam bisshowab.............

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)............