Monday 6 May 2024

Awal Bulan Mei

 



Karya: Khoirul Taqwim 


Awal bulan mei telah tiba

Suasana belum menampakkan hujan

Seakan-akan hujan tak mau menampakkan batang hidungnya

Terasa hambar di hati sanubari

Karena hujan yang di tunggu tak menampakkan wajahnya 


Awal bulan mei

Bulan yang penuh dengan hati yang ramah

Bulan yang penuh dengan harapan 

Harapan tentang hujan

Supaya tanaman hijau berseri

Supaya udara sejuk kembali

Bersama aliran air hujan dari langit


Awal bulan mei 

Bulan yang penuh dengan sebuah harapan

Akankah harapan dapat tercapai

Harapan tentang sebuah kebahagiaan 

Bersama dingin dan segar di terpa air hujan


Awal bulan mei

Bulan sebuah harapan 

Harapan sebuah hati

Menuju sebuah dermaga kebahagiaan

Siang Hari di Pedesaan

 


Karya: Khoirul Taqwim


Siang hari nampak matahari 

Masih bersinar terang

Menerangi alam semesta

Sementara para petani masih sibuk

Menanam padi dan jagung

Sedangkan anak-anak desa

Masih sibuk memancing di dekat persawahan

Udara nampak semilir indah

Mewarna di sepanjang nafas ini bergerak


Siang hari di pedesaan

Membuat hati bahagia rasa

Mewarna di sepanjang rona-rona alam

Udara yang begitu bahagia rasa

Memberi arti kehidupan

Bahwa kehidupan siang hari di pedesaan

Membuat hati bahagia di segenap raga dan jiwa


Siang hari di pedesaan 

Mewarna sepanjang nafas ini bergerak

Udara yang begitu segar

Bersama matahari tepat di atas kepala

Memberi arti tentang rasa sebuah kehidupan


Siang hari di pedesaan 

Memberi arti tentang sebuah kehidupan 

Bahwa kehidupan adalah: bagian seni rasa

Memberi arti tentang sebuah ketenangan 

Menjadi sebuah hidup bahagia di sepanjang nafas ini ada

Sunday 5 May 2024

Semangat Pagi Hari Senin



Karya: Khoirul Taqwim 


Pagi hari senin

Hari mulai beraktivitas kembali 

Mulai dari anak sekolah

Sampai orang dewasa yang mulai sibuk bekerja 


Semangat pagi hari senin

Sebuah hari yang di tunggu

Untuk menompa semangat berkeja kembali

Jangan sampai hari senin

Menjadi hari yang kurang semangat 

Tetapi hari senin awal hari yang penuh dengan kebahagiaan


Semangat pagi hari senin 

Menuju hari yang penuh tantangan

Setelah hari libur di kala hari minggu libur yang penuh dengan keseruan 


Semangat pagi hari senin

Menyusuri jalan hati

Menuju hati yang penuh dengan kebahagiaan 

Memenuhi ruang rindu 

Rindu kebahagiaan nurani

Setelah Idul Fitri

 



Karya: Khoirul Taqwim 


Idul Fitri 

Sudah pergi kala waktu senja terus berputar 

Tak terasa hari Idul Fitri yang penuh kebahagiaan

Telah terlewati sudah

Hanya rasa rindu yang ada di hati

Setelah Idul Fitri berakhir 

Seperti mimpi di siang hari

Indah namun sudah tiada penampakannya


Setelah Idul Fitri 

Terlewati sudah bersama bayangan mentari yang terus berputar 

Kini hanya tinggal kenangan keindahan Idul Fitri 

Saat mudik menjenguk udara kelahiran 


Setelah Idul Fitri

Meninggalkan hari yang terus berputar 

Hanya sebuah kenangan indah

Menjelma menjadi rindu

Kerinduan Idul Fitri 

Memenuhi ruang kebahagiaan tersendiri 

Memenuhi dalam jiwa atma


Setelah Idul Fitri

Pergi bersama senja yang terus melaju

Tinggal sebuah kenangan hati

Hati tentang rasa rindu di hari raya Idul Fitri yang penuh dengan bunga-bunga rindu

Jika Hati

 


Karya: Khoirul Taqwim


Jika hati sedang terluka

Maka hanya ada air mata

Membayangi di setiap ketukan nafas berada

Karena hati jika luka 

Kesengsaraan hati penuh dengan duri sembilu

Mewarna di sepanjang aliran darah ini mengalir 


Jika hati sedang benci

Maka seluruh jasad terasa amarah

Seakan-akan ingin memuntahkan

Antara kepedihan dan darah

Mengalir di setiap detakan jiwa berjalan


Jika hati

Hati yang sedang terluka 

Rasa sakit dan perih 

Mengiringi perjalanan hidup yang penuh dengan air mata

Menghias di setiap kelopak mata yang sedih


Jika hati

Menjadi sakit

Maka maafkan hati yang tak pernah bahagia

Karena hati sedang terluka

Membawa cahaya yang hitam dan pekat


Jika hati

Sedang luka

Maka kesedihan mengiris di segala jiwa ini

Menghantam di segala sandaran jiwa atma

Saturday 13 April 2024

Berapa Air Mata Lagi Harus Tumpah

 

Karya: Khoirul Taqwim 


Jika orang tuamu

Tak ada restu

Harus berapa air mata yang tumpah

Memenuhi langit hati

Akankah sebuah hati bisa dipaksa

Tuk melupakan sebuah rasa

Tentang rasa cinta sudah menderu

Menjadi darah dan air mata

Akankah kata sakit dan perih

Akan terus melaju berlayar di kelopak mata duka


Berapa lagi air mata harus tumpah

Memenuhi rasa rindu yang tak tersampaikan 

Memenuhi rasa cinta yang tak pernah mereguk madu

Akankah air mata ini menjadi tasbih keikhlasan 

Ataukah air mata ini akan menjadi duka sembilu

Hingga terbawa sampai mati jiwa rasa


Berapa lagi air mata ini harus tumpah

Saat berjuang mengiringi langkah sebuah hati

Karena hati tak pernah bertemu

Sebab hati sudah dibendung

Memenuhi rasa rindu yang tak tersampaikan

Rindu cinta yang tak pernah bertemu dalam ruang sebuah hati 


Jika air mata sudah tak terbendung 

Biarkan air mata mengalir dan berlayar

Mengiringi sebuah rasa dalam darah juang

Menuju cinta pengasingan yang tak terbayar

Seperangkat Mahar


Karya: Khoirul Taqwim 


Hujan dan langit 

Menyatu saat aku hantarkan 

Seperangkat mahar suci dari ketulusan sebuah jiwa

Tuk membangun sebuah mahligai rumah tangga 

Menuju ketenangan jiwa

Menuju ketenteraman hati

Menuju sebuah sandaran raga

Tuk selalu menjaga hati yang damai dan penuh keindahan


Bismillah 

Ku awali niat dari hati yang tulus

Tuk selalu menjaga hati

Menuju cinta yang di berkahi Tuhan

Cinta yang penuh dengan kebahagiaan 

Menebar sebuah rasa bunga-bunga keindahan


Seperangkat mahar

Ku bawa dari sebuah hari

Tuk meminang mu

Tuk jadikan dirimu ratu dari hati dan jiwaku

Ku berharap kita kan selalu bahagia 

Mengarungi mahligai hidup yang penuh dengan kebahagiaan


Jika seperangkat mahar

Sudah ku bawa dari hati 

Ku berharap dapat sebuah kabar

Kabar tentang kebahagian tanpa luka nurani

Thursday 11 April 2024

Jujur Aku Terluka

 



Karya: Khoirul Taqwim 


saat hujan air mata

Masih menggenangi alam naluriku

Jujur aku terluka

Melihat engkau bersanding dengannya


Perjuangan yang sudah berkeringat udara

Menyaksikan duka yang teramat dalam

Hingga membuat hatiku terluka sembilu

Aku tak pernah menyadari tentangmu

Memilih hati yang berbeda

Namun semua sudah terlanjur bersama awan kedukaan

Hingga membuat aku tak berdaya

Melihat engkau bersamanya


Semua terasa musnah 

Semua harapan yang ada di dalam hatiku

Hati tentangmu yang ku bangun lewat hati dan raga

Namun kini semua sia-sia

Bersama air mata yang mengalir deras

Menyusuri subuh dan sajadah 

Saat pagi masih menggumpal dalam pekat embun pagi


Jujur aku terluka

Melihat pilihanmu yang berbeda

Karena antara hati dan jiwaku 

Tak sesuai harapan yang kubangun sejak mengenalmu