Kala terik matahari menyinari semesta,
Hangatkan rindu yang belum juga reda.
Ku tunggu hujan turun memeluk suasana,
Namun yang datang justru bayangmu di mata.
Di siang itu aku pulang dari mengajar,
Langkahku letih tapi hatiku tetap tegar.
Dari jauh kulihat engkau menghampiri,
Bertanya kabar, seolah menjaga hati ini.
Engkau bilang aku kuat dalam pengabdian,
Aku tersenyum, meski lelah tak terlihatkan.
Kita berjalan bersama menapaki jalan kecil,
Rasanya dekat, perlahan hati pun tergelitik halus dan pelan.
Aku bahagia bisa menemanimu sore itu,
Itulah awal aku bisa mendekati hatimu.
Kita bicara tentang hidup penuh duri dan bunga,
Tentang rasa yang tumbuh tanpa pernah dipaksa.
Kehidupan seperti hitam dan putih silih berganti,
Namun hakikatnya kita tetap melangkah pasti.
Nafas beriring, langkah berjalan seirama,
Seolah takdir sengaja mempertemukan kita.
Menemani pulang dari mengajar jadi cerita,
Kenangan yang melekat dalam jiwa kita.
Kau hantarkan aku ke persinggahan sederhana,
Sebab kita adalah pejuang mimpi di dunia nyata.
Matahari pulang di balik senja jingga,
Rembulan datang menyapa malam yang hening tanpa suara.
Jika hati telah terpaut lekat di raga,
Maka kisah ini… akan kita kenang selamanya.
Duh perempuan yang ada di sana, saat kau menolak cintaku perlahan,
Sebenarnya hari itu kau melepaskan, seorang lelaki yang mencintaimu diam-diam.
Bukan aku tak merasakan getaran, hanya waktu belum memihak harapan.
Cinta kadang harus merelakan, meski hati masih ingin bertahan.
Tahukah engkau saat menolak rasa, aku pergi tanpa suara.
Karena lelaki jika patah hatinya, memilih diam dan menghilang selamanya.
Aku tak pernah tahu sedalam itu luka yang kau jaga.
Seperti angin malam pergi tiba-tiba, meninggalkan sunyi di udara.
Saat engkau berkata tidak, aku mengerti batasnya dunia kita.
Karena cinta yang tak diterima harus belajar menyerah.
Aku pun kehilangan sesuatu, meski tak mampu menahannya.
Kita berpisah seperti dua arah yang tak pernah bersua.
Engkau telah kehilangan lelaki yang mencintaimu tulus di dada.
Karena aku tak akan datang lagi walaupun cuma sekejap mata.
Andai waktu memberi ruang, mungkin aku takkan membiarkanmu pergi.
Namun langkah sudah berbeda, kita hanyut di sungai takdir masing-masing.
Aku pergi bukan karena takut, tapi karena cinta tak boleh memaksa.
Dan aku tinggal dengan diamku, menyimpan nama yang pernah singgah.
Kita sama-sama terluka, hanya cara kita berbeda.
Aku berlari menuju hidup yang baru, membawa sisa kenanganmu.
Aku berdiri menatap malam, bertanya apakah aku terlalu cepat melepasmu.
Namun semua sudah terjadi, waktu tak bisa kembali.
Duh wanita di sana, kau kehilangan embun sebelum matahari tiba.
Dan aku kehilangan bayangmu, sebelum sempat kubilang aku juga cinta.
Kita hanyut dalam perpisahan,
Cinta tinggal kenangan—
Yang tak disatukan takdir,
Tapi disatukan luka yang diam.
Sudah seminggu kau menghilang di balik pintu sepi
Mengurung diri mencari arti dalam bahasa sendiri
Kutatap lembaran yang kupahat dengan luka dan tawa
Seratus halaman lahir dalam satu malam yang gila
Tolong… jangan ganggu, biarkan aku menari dalam aksara
Aku lelah menulis buku, tapi hatiku tak bisa berhenti
Kamar menjadi dunia, kata-kata menjadi peluk yang abadi
Kau bilang kehidupan nyata membuatmu jenuh dan lelah
Dalam aksara kau hidup, meski tubuhmu hampir rebah
Biarkan kau menari, biarkan kata memeluk ragamu yang resah
Kau gores bait-bait yang lahir dari pikiran berantakan
Tapi justru dari kacau itu, terasa hidup kau tuliskan
Karena penulis tanpa luka, tanpa gemuruh di dada
Takkan pernah bisa menulis dengan nyawa di setiap kata
Greget itu lahir dari detak jantung yang berperang di dalam dada
Aku masih di kamar ini, berteman sunyi dan pena
Mengurung diri, menyulam kisah dari letih dan asa
Sesekali kau menengok jendela dengan mata yang kosong
Tapi batinmu berkelana jauh, menembus batas langit yang agung
Tubuhmu di sini, namun jiwamu terbang ke alam yang tak terduga
Peluhmu menetes di kamar, namun pikiranmu terus berjalan
Menyeberangi imajinasi yang tak pernah bisa ditahan
Setiap hari aku hilang, namun di aksara aku pulang
Membiarkan diriku tersesat, namun tetap utuh dalam ruang
Kita hidup dalam kata, meski dunia memanggil pulang
Aku lelah menulis buku, tapi jangan hentikan langkahku
Karena menari di atas kertas adalah caraku sembuh dari pilu
Biarlah aku menjaga pintu agar sunyimu tak terganggu
Agar imajinasimu merdeka, menembus batas yang membelenggu
Kita merayakan kata, merayakan jiwa yang tak pernah beku
Tubuhmu bisa terpenjara, wangi kamar bisa membisu
Tapi pikiranmu bebas, melesat, memecah malam yang layu
Dalam tarian aksara, aku menemukan hidup yang kupunya
Di sana jiwa terbebas, melangkah menuju cahaya
Biarkan aku menari… menuju kemerdekaan jiwa dan imajinasi selamanya
Kala gelap masih menyelimuti langit sunyi
Aku duduk di atas sajadah merah ini
Peluh dan air mata menjadi saksi rinduku
Tentang pertemuan indah yang kini berlalu
Saat perpisahan merobek jiwa
Aku teringat kamu yang pernah ada di dada
Air mata tumpah menyusup di kelopak malam
Membasahi sajadah merah yang kupeluk diam
Tentang dirimu yang dulu selalu di sampingku
Namun pergi tiba-tiba tanpa jejak waktu
Lewat angin malam kukirimkan rinduku
Pada parasmu yang lembut menenangkan kalbuku
Sajadah merah jadi saksi sujudku kini
Di sepertiga malam kutapaki sepi
Mencari tenang atas luka yang membekas
Saat bayangmu hadir lalu pergi begitu lekas
Engkau menghilang seperti angin yang lewat
Menyisakan gelap yang tak lagi memeluk hangat
Engkau hilang ditelan kelam malam
Namun bayangmu masih terasa dalam
Seakan waktu membawa kembali langkahmu
Seakan suaramu masih memanggilku
Namun kini hanya doa yang bisa kuberi
Pada kenangan yang tak kembali lagi
Dalam kabut hati yang mulai retak
Kucari cahaya yang pernah kau tinggalkan sebentar
Debu waktu menutupi rasa yang tersisa
Dan kita tenggelam dalam takdir yang berbeda
Ingin kusingkap debu di relung jiwa
Supaya malam ini tak lagi menyiksa
Supaya hatiku bisa berdamai perlahan
Dengan jejakmu yang masih tinggalkan beban
Walau engkau tak kembali di hidupku
Namamu tetap hidup di tiap sujudku
Sajadah merah di sepertiga malam
Menjadi peraduan dua hati yang tenggelam
Dalam gelap dan kabut yang kian pekat
Doa dan rindu terus saling mendekat
Meski langkah kita tak lagi sejalan
Hati tetap saling mengingat dalam diam
Di sepertiga malam ku bersujud lelah
Menyebut namamu dalam lirih pasrah
Sepucuk suratmu datang penuh cahaya
Mengajariku sabar dalam cinta kepada-Nya
Kutitipkan namamu di setiap doa
Di antara tasbih dan air mata
Bukan karena tak cinta aku menjauh
Tapi cintaku ingin sampai ke ridha-Nya yang utuh
Kami jatuh bangun dalam iman
Tersungkur di antara rindu dan harapan
Cinta ini kami kembalikan pada-Nya
Agar suci jalannya, tenang akhirnya
Di atas sajadah kutanam namamu
Dalam ayat-ayat yang menguatkanku
Jika takdir tak satukan langkah
Biarlah surga yang kelak mempertemukan arah
Surat Arina bukan sekadar rindu
Ia adalah ikrar menuju Tuhan-Mu
Aku belajar melepaskan dengan doa
Agar cintaku tak berubah jadi dosa
Jika kau lelah, aku pun bersujud
Jika kau rapuh, aku pun mengaduh
Kita genggam sabar di tangan iman
Menunggu waktu terbaik dari Tuhan
Bila di dunia kita tak bersanding
Biarlah doa tetap saling mengiring
Cinta kita luruh dalam takwa
Bersatu kelak di rahmat-Nya
Surat Arina menjadi saksi cinta karena Allah semata
DokterSehat.Com– Minuman manis memang bisa sangat menggoda karena rasanya yang nikmat. Tak percaya? Kita bahkan terbiasa menambahkan gula pada teh atau kopi yang kita konsumsi, bukan? Sayangnya, dibalik rasa nikmat yang ditawarkan oleh minuman manis, ada risiko kesehatan yang mengintai jika kita terlalu sering mengonsumsinya.
Minuman manis bisa menyebabkan risiko kanker
Biasanya, minuman manis dituding sebagai penyebab kenaikan berat badan atau risiko diabetes, namun berdasarkan sebuah penelitian terbaru yang dilakukan di Prancis, dihasilkan fakta bahwa mengonsumsinya secara rutin juga bisa meningkatkan risiko terkena beberapa jenis kanker.
Badan kesehatan dunia (WHO) menyarankan kita untuk membatasi asupan gula sekitar 10 persen dari total asupan kalori harian, namun penelitian ini justru menyarankan kita untuk menurunkan batasan ini menjadi sekitar lima persen. Hal ini berarti, kita memang sebaiknya membatasi konsumsi gula maksimal 25 gram saja dalam sehari.
Tak hanya gula yang ditambahkan pada teh atau kopi yang kita minum, kita harus benar-benar memperhatikan kandungan gula dari minuman kemasan atau makanan-makanan yang dikonsumsi demi membatasinya.
Dalam penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam jurnal British Media Journal (BMJ) ini, lebih dari 101 ribu orang dari Prancis dengan rincian 21 persen berjenis kelamin pria dan 79 persen wanita dilibatkan. Para partisipan ini dicek kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman manisnya setiap hari selama sembilan tahun dari tahun 2009.
Selain itu, para partisipan juga dicek kondisi kesehatannya untuk mengetahui apakah mereka berisiko terkena kanker, termasuk beberapa jenis kanker berbahaya seperti kanker usus besar, kanker payudara, dan kanker prostat. Selain kebiasaan makan dan minum, beberapa faktor seperti kebiasaan berolahraga, riwayat keluarga, hingga kebiasaan merokok diperhitungkan dalam penelitian ini.
Hasil dari penelitian ini adalah, mereka yang mengonsumsi minuman manis 100 ml lebih banyak setiap hari cenderung mengalami peningkatan risiko terkena kanker hingga 18 persen. Khusus untuk kanker payudara, risikonya bahkan lebih tinggi 22 persen. Hanya saja, dampaknya untuk kanker prostat dan kanker usus besar dianggap tidak begitu signifikan.
“Hasil penelitian ini bisa menjadi pedoman bagi kita untuk semakin menurunkan asupan gula demi menjaga kesehatan tubuh,” ucap Amelia Lake dari Teeside University, Inggris.
Berbagai dampak buruk dari minuman manis yang harus diwaspadai
Selain berpotensi menyebabkan datangnya kanker, pakar kesehatan menyebut ada banyak sekali dampak kesehatan yang bisa kita dapatkan jika hobi mengonsumsi minuman manis.
Berikut adalah dampak-dampak kesehatan tersebut.
Kenaikan berat badan
Penelitian yang dipublikasikan hasilnya dalam New England Journal of Medicine menghasilkan fakta bahwa menambah asupan minuman manis satu porsi saja dalam sehari bisa memicu peningkatan berat badan dengan signifikan. Bahkan, mengonsumsi minuman bersoda sebanyak 12 ons saja setiap hari bisa memicu peningkatan berat badan sebanyak 60 persen dalam jangka waktu 18 bulan saja.
Memicu serangan jantung
Penelitian yang dilakukan di Harvard University membuktikan bahwa mengonsumsi satu porsi minuman kalengan manis setiap hari akan meningkatkan risiko terkena serangan jantung pada pria hingga 20 persen.
Meningkatkan risiko diabetes
Hobi mengonsumsi minuman manis satu gelas saja dalam sehari sudah bisa meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 hingga 26 persen. Fakta ini terungkap dari penelitian yang dilakukan di Harvard School of Public Health pada 2010 lalu.
Tingkatkan risiko asam urat
Minuman manis ternyata juga bisa meningkatkan risiko terkena asam urat hingga 75 persen. Hal ini disebabkan oleh kemampuan gula yang bisa memicu peradangan pada tubuh.
Bisa membuat kerusakan gigi
Gula atau pemanis dalam minuman bisa mengikis bagian enamel gigi. Minuman manis juga bisa membuat mulut lebih asam sehingga bisa meningkatkan risiko kerusakan gigi dengan signifikan.
DokterSehat.Com– Jerawat adalah masalah kesehatan kulit yang dibenci oleh siapa saja. Hal ini disebabkan oleh kemunculannya yang bisa membuat rasa percaya diri turun seketika. Masalahnya adalah jerawat bisa saja muncul meskipun kita sudah berusaha untuk menjaga kebersihan kulit muka dengan rutin.
Berbagai makanan yang bisa menyebabkan datangnya jerawat
Pakar kesehatan menyebut jerawat seringkali disebabkan oleh produksi minyak alami kulit yang berlebihan. Kondisi inilah yang memicu penyumbatan pada pori-pori kulit. Masalahnya adalah produksi minyak alami kulit ini juga bisa dipengaruhi oleh makanan yang kita konsumsi. Karena alasan inilah kita sebaiknya tidak sembarangan mengonsumsi makanan-makanan yang bisa meningkatkan risiko munculnya penyakit ini.
Berikut adalah makanan-makanan tersebut.
Berbagai macam produk susu
Sebenarnya, susu dan produk turunannya seperti keju bisa memberikan banyak sekali nutrisi sehat bagi tubuh. Hanya saja, bagi mereka yang memang cenderung rentan terkena jerawat atau sedang mengalami masalah kulit ini, sebaiknya menghindari atau membatasi konsumsi produk susu demi mencegah kedatangannya.
Telah banyak penelitian yang membuktikan bahwa rutin mengonsumsi produk susu, termasuk es krim bisa meningkatkan risiko terkena jerawat. Hal ini disebabkan oleh kandungan kalori di dalam susu yang akhirnya meningkatkan produksi insulin. Meski bisa memetabolisme gula darah menjadi energi, keberadaan insulin ini bisa meningkatkan risiko terkena jerawat.
Selain itu, di dalam susu sapi terdapat kandungan asam amino yang bisa membuat hati memproduksi senyawa IGF-1 lebih banyak yang bisa membuat kemunculan jerawat meningkat.
Makanan cepat saji
Makanan cepat saji seperti burger, French fries, hot dog, pizza, dan lain-lain memang sangat nikmat untuk dikonsumsi kapan saja. Sayangnya, sudah menjadi rahasia umum jika makanan ini bisa meningkatkan risiko terkena berbagai macam masalah kesehatan, termasuk jerawat.
Berdasarkan sebuah penelitian yang melibatkan 5.000 partisipan berusia remaja dan dewasa muda di China, dihasilkan fakta bahwa mengonsumsi makanan tinggi lemak seperti makanan cepat saji bisa meningkatkan risiko terkena jerawat hingga 43 persen. Hal ini disebabkan oleh keberadaan lemak jahat yang cukup tinggi di dalam makanan cepat saji yang bisa memicu peradangan yang akhirnya berimbas pada datangnya jerawat.
Selain itu, makanan cepat saji juga bisa mempengaruhi hormon di dalam tubuh yang akhirnya berimbas pada munculnya masalah kulit.
Cokelat
Sebenarnya, para ahli masih memperdebatkan kaitan antara cokelat dengan jerawat, namun jika kita sedang berjerawat, sebaiknya memang menghindarinya terlebih dahulu. Hal ini disebabkan oleh adanya dugaan bahwa kandungan di dalam cokelat yang mempengaruhi sistem imun tubuh dalam merespons bakteri di kulit yang bisa memicu jerawat.
Makanan dengan kandungan whey protein
Makanan dengan kandungan whey protein, asam leusin, dan glutamin bisa membuat sel-sel kulit mengalami perubahan sehingga bisa meningkatkan risiko terkena jerawat. Selain itu, keberadaan kandungan ini juga bisa merangsang produksi insulin dengan berlebihan yang berimbas pada munculnya jerawat.
Makanan dengan kandungan karbohidrat dan gula yang tinggi
Pakar kesehatan menyebut hobi mengonsumsi makanan manis dan tinggi karbohidrat seperti kue atau roti-roti manis bisa meningkatkan risiko terkena jerawat hingga 20 persen. Hal ini disebabkan oleh kemampuan karbohidrat olahan dalam meningkatkan produksi insulin dengan cepat. Hal ini akan merangsang produksi senyawa IGF-1 dalam jumlah yang lebih banyak.
Senyawa IGF-1 inilah yang kemudian merangsang produksi minyak alami kulit dengan jumlah yang berlebihan. Kondisi inilah yang akhirnya berimbas pada meningkatnya risiko jerawat.