Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.
Aku, Kau dan Setan Karya Mayank Putri Anjani
Ini kisah beberapa tahun yang lalu, ketika saya masih sekecil upil dan saudara sepupu saya sudah segede pete. Kami berdua berkumpul dengan para komunitas anak-anak gaul pada jamannya untuk sekadar bercerita-cerita tentang hal-hal yang tidak terlalu penting untuk diceritakan. Bahasa kerennya mah gosip gitu.
Mulailah, percakapan antara mas-mas, dan saya di depan rumah dekat hutan bambu pada malam hari:
“he,nang kene loh, jere akeh setanne. Nuk greng kui loh” Mas yogi, sepupuku, mulai bercerita. Dalam bahasa indonesia itu berarti “Hei, disini katanya banyak setan. Di hutan bambu itu loh”
“Loh iya? Mosok? Ga percaya aku” yang lain menyahuti.
“loh ya, dibilangin kok, disekitar sini itu banyak gituannya.” Mas yogi mulai meyakinkan.
Anak-anak lainnya mulai terdiam, termasuk aku yang notabene memang penakut.
“Mas loh, aku merinding ini. Masuk yuk” aku mengajak mas yogi masuk kerumah.
“ya wes, bentar ya, mau nganterin putri sebentar”
Aku dan Mas yogi segera masuk, tapi Mas Yogi segera menarikku masuk ke dalam kamar.
“Dek, tolong ambilin selimut putih dong, sekalian karet, ya”
“Loh, buat apa mas” tanyak bingung
“wes, to. Jupukno disik”dalam bahasa indonesia “sudahlah, ambilkan dulu”
Aku langsung mengambil pesanan Mas Yogi dan menuruti semua instruksinya. Ternyata ia ingin mengerjai teman-temannya dengan berdandan layaknya pocong. Dia keluar melalui pintu samping dan muncul seolah-olah dari dekat hutan bambu itu. Sedangkan aku sendiri hanya melihat dari kejauhan, karena memang aku sangat penakut.
Pada saat yang sama, mbak dina, teman sepermainanku berdiri disampingku. Dengan senyum tersungging di bibirnya, ia bertanya.
“Mas mu ngapain dek?”
“Entah,ngerjain anak-anak itu” jawabku enteng.
Mbak Dina tersenyum dan melangkah pergi.
Anak-anak resah menunggu Mas Yogi yang tak segera kembali ke luar. Tiba-tiba seonggok makhluk putih yang berbentuk seperti permen rasa susu melompat-lompat menuju kearah mereka. Sontak mereka berteriak dan lari kesegala penjuru.
“Ssee see SEETAAAAANN”
“POCONG !!!!”
Semua berteriak dan berlarian masuk ke rumah. Berpamitan padaku dan langsung pulang.
“Huaaahaaahaaa, salah sendiri dibilangin gak percaya” teriak Mas yogi yang masih memakai kostum pocongnya.
Namun, muncul sesosok gadis berambut panjang dan berbaju putih dibelakang Mas Yogi, rambutnya yang panjang menjuntai kedepan, ia hanya diam menatap Mas Yogi yang masih saja tertawa.
“Dek, lihat mereka, lucu ya? Hahaha” Mas Yogi masih saja tertawa, sedang aku terdiam dan menunjuk-nunjuk sesuatu di belakangnya.
“opo, to?” tanyanya bingung
Perlahan ia menoleh ke belakang dan akhirnya dia melihat seorang gadis berambut indah terdiam di depan matanya.
“nduk, kkowe kkok gak ngomoong lek ono mbak Kun to!!” dia berbicara terbata-bata yang dalam bahasa indonesia berarti “Nduk,kamu kok gak bilang kalau ada mbak kun sih?”
Dia langsung melompat sekuat tenaga menuju kerumah, sedangkan Mbak Kun masih terdiam menunggu Mas Yogi masuk ke dalam rumah.
Aku yang masih terdiam, bingung dengan kemunculan Mbak Kun seakan ingin membalas dendam karena Mas Yogi telah mempermainkan kesetanannya. Dengan wajah masih shock, aku masih tetap menatap Mbak Kun yang saat ini menyibakkan rambutnya ke belakang, menatapku tersenyum, lalu pergi masuk ke dalam hutan bambu kembali.
“Loh, Bentar, tadi kan Mbak Dina, terus? Tadi? Yang ngomong sama aku? Itu? HUAAAAA MAS YOGI !!!! HUAAAAAA”
Sumber http://www.guruberbahasa.com/Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
0 comments:
Post a Comment