Tuesday 26 June 2018

Daswatia Astuty: Matematika dan Pendidikan Karakter

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

Latar Belakang

Undang-undang No.20 tahun 2003 pasal 3
Mengembangkan kemampuan, membentuk watak serta peradaban bangsa, sehingga perserta didik menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kretaif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab
Agenda Nawacita No.8
Revolusi karakter bangsa melalui budi pekerti, pembangunan karakter untuk revolusi mental
Trisakti
Generasi yang berkepribadian dalam kebudayaan
RPJMN 2015-2019
Memperkuat nilai-nilai moral, akhlak, kepribadian peserta didik, yang terintegrasi dalam mata pelajaran
Mempersiapkan Generasi Emas 2045
Generasi yang bertaqwa, Nasionalis, Tangguh, Mandiri, Unggul, Bersaing secara global
Agenda Khusus Presiden Kepada Mendikbud
Memperkuat Pendidikan Karakter

Matematika

Pola pikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika merupakan bahasa yang menggunakan istilah yang didefenisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi [Johnson dan Rising, 1972].

Ilmu mengenai cara berfikir dan mengolah logika secara kualitatif maupun kuantitatif [Suherman, 2003].

Pendidikan

Sebuah usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, membangun kepribadian, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara [UU No.20 Tahun 2003].

Tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, dengan maksud untuk menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya [Ki Hajar Dewantara].

Karakter

Tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti, dan moral di dalam lingkungannya [Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2006].

Tanda atau sifat yang membedakan seseorang dengan orang lain [Amirulloh Syarbini, 2003].

Nilai-nilai perilaku manusia yang universal yang meliputi seluruh aktifitas manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan Tuhannya, dengan dirinya, dengan sesama manusia, maupun dengan lingkungannya, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat [Marzuki, 2009].

Pendidikan Karakter

Suatu proses untuk meningkatkan kualitas manusia melalui sifat-sifat Kejiwaan, Budi Pekerti, dan Moral di dalam lingkungannya.
Total Psikologis
Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik membentuk potensi individu manusia
Total Sosiokultural
Interaksi dalam keluarga, Interaksi dalam satuan pendidikan, dan Interaksi dalam masyarakat

Olah Hati [Spiritual and Emotional Develoment]

Beriman dan bertaqwa, jujur, amanah, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, berjiwa patriotik.

Olah Pikir [Intellectual Development]

Cerdas, kritis, Inovatif, Ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi ipteks, refletif

Olah Rasa/Karsa [Affective and Creativity Development]

Ramah, saling menghargai, Toleran, Peduli, Suka Menolong, Gotong Royong, Nasionalis, Kosmopolitan, mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan Bahasa Indonesia, bangga menggunakan produk Indonesia, Dinamis, Kerja keras, Beretos Kerja

Olah Raga [Phisical and Kenesthetic Development]

Bersih dan sehat, disiplin, sportif, tangguh, handal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, gigih

Harmonisasi Memperkuat karakter siswa

Gerakan Nasional Revolusi Mental [Penguatan Pendidikan Karakter]
Urgensi:
  • Pembangunan SDM,
  • Pondasi Bangsa,
  • Degradasi Karakter [Moralitas, etika, budi pekerti],
  • Keterampilan Abad 21 [kualitas Karakter, Literasi dasar, Kompetensi 4C], dan
  • Generasi Emas 2045.
Tantangan:
  • Harmonisasi potensi belum optimal,
  • Besarnya populasi siswa, guru, dan sekolah
  • Sinergi tanggung jawab belum optimal,
  • Pengaruh globalisasi
  • Pendampingan orang tua terbatas
  • Sarana belajar dan infrastruktur terbatas

Pembelajaran Matematika

Mengembangkan pola pikir logis, rasional, kreatif, sistematis, dan praktis. Proses pembelajaran matematika yang diharapkan adalah dengan perolehan hasil belajar maksimal [salah satu indikator pendidikan berkualitas]. Pendidikan yang berkualitas akan dipengaruhi oleh faktor guru.

Guru

Berkarakter Kuat [Aka Hawari, 2012]

1. Niat Kuat

Amal perbuatan itu tergantung pada niat, dan sesungguhnya tiap-tiap orang hanya memperoleh sesuatu dengan niatnya. Barang siapa yang hijrahnya dijalan Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu untuk Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena ingin memperoleh keduniaan atau untuk menikahi seorang wanita, maka hijrahnya itu sesuai kearah yang dituju tersebut [HR. Bukhari:01, HR.Muslim:1907]

2. Kuat pembelajaran

Pertumbuhan: Menciptakan orang yang lebih dewasa agar potensi belajar lebih bermakna, memahami sebelum dipahami.
Pengembangan: Menciptakan orang sukses yaitu terjadi proses duplikasi secara terus menerus
Pemberdayaan: Memberdayakan dan melihat potensi muridnya

3. Kuat Motivasi

Memberikan dorongan untuk kepercayaan diri sehingga dapat membangun karakter menjadi lebih baik

4. Kuat Empati

Sistem yang ada saling mempengaruhi dan bergantung dengan substansi yang lainnya

5. Kuat Komitmen

Memiliki prinsip hidup, berkarakter positif, dan kebebasan dalam berkreasi

Faktor Penentu Prestasi Siswa

Prestasi siswa berdasarkan penelitian Prof. John Hattie dari University Of Auckland dipengaruhi oleh Guru:30%, Sekolah:7%, Rumah:7%, Masyarakat: 7%, dan Karakteristik Siswa:49%.

Nilai Karakter Bangsa Yang Dapat Dikembangkan

  • Jujur [Jujur terhadap apa yang diperoleh dikarenakan materi akan saling terkait dengan materi selanjutnya, cinta akan kebenaran, menghindari kesalahan-kesalahan berpikir]
  • Rasa Ingin Tahu [Menjadikan terus belajar, menjadikan terus menggali informasi]
  • Kerja Keras [Tidak mudah putus asa, Teliti, Tekun, Telaten]
  • Mandiri [Menemukan berbagai tantangan dan menuntut untuk menemukan solusi]
  • Rasional [Logika untuk berpikir logis, kritis, lurus, objektif]
  • Kreatif [Menyelesaikan persoalan dengan cara panjang ataupun singkat sehingga terbiasa memunculkan ide, terbiasa melakukan analisis, terbiasa berpikir abstrak]
  • Disiplin [Mengenal suatu keteraturan pola, memahami aturan-aturan, mengikuti konsep-konsep yang telah disepakati, terbiasa berpikir sistematis]
  • Tanggung Jawab [Setiap langkah harus melakukan pembuktian teorema, memiliki alasan kuat dan benar, memiliki metode dan koheren]
  • Komunikatif [Matematika adalah bahasa, mampu mengkomunikasikan dengan baik secara lisan maupun tulisan]
  • Sabar [Terbiasa menyelesaikan persoalan rumit]

Karakter Diperkenalkan ⇒ Karakter Dicontohkan ⇒ Karakter Dilatihkan ⇒ Karakter Dibiasakan ⇒ Karakter Membudaya


Jika persentase disajikan dalam bentuk video maka kurang lebih hasilnya seperti berikut ini;
 materi yang disampaikan oleh Kepala PPPPTK matematika Ibu Daswatia Astuty pada Diklat  Daswatia Astuty: Matematika dan Pendidikan Karakter



Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

0 comments:

Post a Comment