Beberapa waktu lalu saya mendapatkan pertanyaan cukup bagus dari seorang rekan trader saham. Pertanyaannya sebagai berikut: "Pak Heze apakah trading saham itu menggunakan feeling? Karena biar bagaimanapun, kita tidak bisa mengetahui harga saham di masa mendatang."
Sebelum saya menjawab pertanyaan tersebut, anda harus pahami terlebih dahulu perbedaan ANALISA vs FEELING.
ANALISA
Analisa dilakukan dengan pertimbangan, pengetahuan di bidang tertentu, pengambilan keputusan berdasarkan pada hasil analisis dan pertimbangan untung ruginya. Analisa membuat anda dapat melihat peluang-peluang potensial yang menguntungkan.
FEELING
ANALISA
Analisa dilakukan dengan pertimbangan, pengetahuan di bidang tertentu, pengambilan keputusan berdasarkan pada hasil analisis dan pertimbangan untung ruginya. Analisa membuat anda dapat melihat peluang-peluang potensial yang menguntungkan.
FEELING
Feeling (perasaan) dilakukan dengan menebak, mengambil keputusan tanpa didasarkan dari pengetahuan yang mendalam. Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa analisa itu sangatlah berbeda dengan feeling.
Feeling menggunakan perasaan, dan menerka-nerka dalam mengambil keputusan. Sedangkan pengambilan keputusan berdasarkan analisa, ada dasar yang jelas dari pengetahuan.
Kalau di saham, analisa yang digunakan untuk membeli dan menjual saham adalah ANALISIS TEKNIKAL (trading) dan ANALISIS FUNDAMENTAL (investasi jangka panjang).
Lalu kenapa banyak yang beranggapan bahwa aktivitas trading saham itu identik dengan feeling?
Pertama, karena banyak orang yang tidak memahami analisis-analisis yang digunakan untuk trading dan mencari profit dari saham, sehingga tidak sedikit orang berpikir bahwa melihat naik turunnya harga saham itu hanya menggunakan ilmu tebak-menebak. Tentu saja anggapan ini sangat tidak tepat.
Kedua, memang kita tidak bisa mengetahui harga saham di masa mendatang, sehingga banyak orang menganggap bahwa saham itu identik dengan feeling. Katakanlah harga saham Telkom sekarang adalah 3.900. Apakah anda tahu harga saham TLKM 1 minggu kemudian akan berada di harga berapa? Well, kita semua tidak tahu.
Tetapi dengan analisa saham (teknikal & fundamental), anda bisa memprediksi dan menganalisa titik-titik harga secara lebih akurat untuk anda gunakan sebagai dasar membeli dan menjual saham.
Semakin banyak anda belajar.. Semakin banyak anda praktik.. Semakin banyak pengalaman anda menekuni dunia trading... Maka semakin tinggi kualitas analisa saham anda. Artinya, semakin banyak anda praktik, anda akan membeli saham berdasarkan analisa2 yang matang, bukan hanya mengandalkan feeling.
Secara kita sadari atau tidak, banyak aktivitas kita sehari-hari itu sebenarnya penuh dengan ketidakpastian. Sebagai contoh, kalau anda memutuskan untuk menjalankan bisnis, anda tidak akan tahu bagaimana perkembangan bisnis anda di hari besok, seminggu kemudian, sebulan kemudian.
Anda juga mungkin tidak akan pernah menduga tantangan2 dalam bisnis yang akan anda hadapi. Tetapi dengan pengetahuan dan analisa bisnis, anda bisa memprediksi, mengantisipasi risiko dan meningkatkan potensi bisnis lebih baik, sehingga bisnis anda bisa berjalan lebih baik, walaupun anda tidak bisa memastikan masa depan.
Tapi kalau anda hanya bermain feeling dalam berbisnis, anda tidak punya pengetahuan dan analisa, maka bisnis yang anda jalankan akan berisiko besar untuk rugi.
Analogi ini sama dengan bisnis saham (trading dan investasi). Sudah paham sampai disini?
Dengan adanya pos ini, saya berharap agar rekan-rekan bisa memahami perbedaan analisa saham dan feeling. Yup, di pasar saham antara analisa dengan feeling perbedaannya 11:12, karena dalam trading dan investasi kita tidak bisa memastikan masa depan.
Tetapi dengan adanya analisa, anda bisa mengambil keputusan2 yang lebih bijaksana, akurat, sehingga tidak salah dalam memilih saham. Sedangkan kalau anda hanya pakai feeling, anda tetap tidak tahu saham apa yang potensial yang harus dibeli.
Tetapi dengan adanya analisa, anda bisa mengambil keputusan2 yang lebih bijaksana, akurat, sehingga tidak salah dalam memilih saham. Sedangkan kalau anda hanya pakai feeling, anda tetap tidak tahu saham apa yang potensial yang harus dibeli.
0 comments:
Post a Comment