Pada saat pasar saham sedang naik (bullish), banyak trader saham yang semangat, euforia, optimis, dan ingin terus mempelajari pasar saham supaya bisa memaksimalkan profit.
Namun jika yang terjadi sebaliknya, di mana pasar saham sedang lesu, saham-saham berjatuhan, indeks saham luar negeri jatuh, banyak trader saham yang mulai pesimis, tidak mau belajar saham, malas melihat market.
Oke, nggak ada salahnya kalau saat market turun anda "tutup laptop" sementara, karena saat itu nggak ada saham bagus untuk ditradingkan.
Bayangkan kalau IHSG lagi jatuh, dan sehari bisa turun sampai 3% lebih. Saya rasa, saya pun juga nggak akan beli saham pada saat-saat seperti itu. Strategi "tutup laptop" saat market sedang jatuh, atau harga saham turun sebenarnya juga merupakan cara untuk refreshing.
Daripada kita stress melihat saham2 pada turun, mendingan kita lupakan sejenak pasar saham dan lakukan aktivitas yang lain.
[Anda bisa pelajari juga strategi dan seni trading supaya anda mampu menghadapi kondisi pasar saham yang sedang jatuh, agar anda bisa meminimalkan risiko kerugian dan mengembangkan modal dalam jangka panjang disini: Strategi Trading Saat Pasar Saham Strong Bearish.]
Tapi bukan berarti kita hanya mau belajar saham, memperdalam analisis untuk trading & investasi hanya ketika pasar saham lagi bagus, ketika banyak trader euforia, ketika banyak sentimen positif.
Pada saat harga saham sedang turun, entah turun karena koreksi, ataupun karena ekonomi sedang lesu, saya sering sekali mendengar kalimat-kalimat seperti berikut:
"Percuma belajar saham. Harga saham turun terus".
"Analisis teknikal sama fundamental tidak akan berguna kalau pasar saham masih turun."
"Nggak ada gunanya analisis teknikal dan fundamental, masih kalah sama bandar".
"Naik turunnya saham tergantung bandar. Percuma mempelajari analisis saham, kalau bandar mau naikkan saham ya pasti naik. Kalau mau turunin saham, trader ritel nggak akan bisa apa-apa"
Namun ketika harga saham lagi naik-naiknya, mulai banyak trader yang optimis. Nah, kalau anda memiliki mindset seperti ini, ujung-ujungnya anda hanya akan siap menghadapi market bullish, tetapi tidak siap saat harus berhadapan dengan market yang turun secara tiba-tiba.
Belajar saham yang benar bukan cuma dilakukan ketika pasar saham lagi bagus. Dalam keadaan apapun, sebenarnya selalu ada hal-hal yang bisa anda pelajari dari pasar saham, di mana ilmu tersebut bisa anda gunakan di kemudian hari.
Pada saat pasar saham naik, anda bisa belajar untuk memaksimalkan profit, mengontrol euforia, belajar menetapkan target profit, belajar menyeleksi saham-saham yang bagus untuk dibeli.
Pada saat pasar saham koreksi (turun) normal, anda bisa belajar untuk memilih dan screening saham-saham mana saja yang sudah diskon yang punya potensi rebound. Pelajari juga: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah.
Pada saat pasar saham lesu, anda bisa belajar untuk membaca kondisi market, membaca pertanda market yang akan turun, mempelajari saham-saham apa yang sudah undervalue atau yang murah secara teknikal, mempelajari siklus market dan manajemen modal untuk "curi start" di harga bawah.
Dengan demikian, anda bisa bertahan dalam kondisi market apapun, baik saat bullish maupun bearish. Belajar saham yang benar ini adalah kunci anda untuk mendapatkan PROFIT KONSISTEN di saham.
Hal ini sudah saya alami secara pribadi. Oleh karena itu, melalui tulisan ini, saya ingin sharing pada anda semua, agar setiap trader mau melakukan proses pembelajaran di pasar saham, dan bukan hanya bersedia belajar / optimis saat market lagi bagus saja.
Kesimpulannya, belajar saham yang benar dilakukan dengan cara: Mau mempelajari setiap kondisi pasar saham, dan bersedia untuk tetap menganalisis, baik kondisi market naik maupun turun.
Di setiap momen yang terjadi di pasar saham, selalu ada pembelajaran yang bisa diambil dan praktikkan untuk keputusan trading anda.
Satu hal lagi, saya ingin tekankan bahwa belajar saham bukan berarti anda harus membeli saham. Dalam kondisi market turun, bukan berarti anda harus beli saham.
Wait and see, menganalisis, screening tanpa memutuskan untuk beli saham juga merupakan bagian dari belajar saham.
Namun jika yang terjadi sebaliknya, di mana pasar saham sedang lesu, saham-saham berjatuhan, indeks saham luar negeri jatuh, banyak trader saham yang mulai pesimis, tidak mau belajar saham, malas melihat market.
Oke, nggak ada salahnya kalau saat market turun anda "tutup laptop" sementara, karena saat itu nggak ada saham bagus untuk ditradingkan.
Bayangkan kalau IHSG lagi jatuh, dan sehari bisa turun sampai 3% lebih. Saya rasa, saya pun juga nggak akan beli saham pada saat-saat seperti itu. Strategi "tutup laptop" saat market sedang jatuh, atau harga saham turun sebenarnya juga merupakan cara untuk refreshing.
Daripada kita stress melihat saham2 pada turun, mendingan kita lupakan sejenak pasar saham dan lakukan aktivitas yang lain.
[Anda bisa pelajari juga strategi dan seni trading supaya anda mampu menghadapi kondisi pasar saham yang sedang jatuh, agar anda bisa meminimalkan risiko kerugian dan mengembangkan modal dalam jangka panjang disini: Strategi Trading Saat Pasar Saham Strong Bearish.]
Tapi bukan berarti kita hanya mau belajar saham, memperdalam analisis untuk trading & investasi hanya ketika pasar saham lagi bagus, ketika banyak trader euforia, ketika banyak sentimen positif.
Pada saat harga saham sedang turun, entah turun karena koreksi, ataupun karena ekonomi sedang lesu, saya sering sekali mendengar kalimat-kalimat seperti berikut:
"Percuma belajar saham. Harga saham turun terus".
"Analisis teknikal sama fundamental tidak akan berguna kalau pasar saham masih turun."
"Nggak ada gunanya analisis teknikal dan fundamental, masih kalah sama bandar".
"Naik turunnya saham tergantung bandar. Percuma mempelajari analisis saham, kalau bandar mau naikkan saham ya pasti naik. Kalau mau turunin saham, trader ritel nggak akan bisa apa-apa"
Namun ketika harga saham lagi naik-naiknya, mulai banyak trader yang optimis. Nah, kalau anda memiliki mindset seperti ini, ujung-ujungnya anda hanya akan siap menghadapi market bullish, tetapi tidak siap saat harus berhadapan dengan market yang turun secara tiba-tiba.
Belajar saham yang benar bukan cuma dilakukan ketika pasar saham lagi bagus. Dalam keadaan apapun, sebenarnya selalu ada hal-hal yang bisa anda pelajari dari pasar saham, di mana ilmu tersebut bisa anda gunakan di kemudian hari.
Pada saat pasar saham naik, anda bisa belajar untuk memaksimalkan profit, mengontrol euforia, belajar menetapkan target profit, belajar menyeleksi saham-saham yang bagus untuk dibeli.
Pada saat pasar saham koreksi (turun) normal, anda bisa belajar untuk memilih dan screening saham-saham mana saja yang sudah diskon yang punya potensi rebound. Pelajari juga: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah.
Pada saat pasar saham lesu, anda bisa belajar untuk membaca kondisi market, membaca pertanda market yang akan turun, mempelajari saham-saham apa yang sudah undervalue atau yang murah secara teknikal, mempelajari siklus market dan manajemen modal untuk "curi start" di harga bawah.
Dengan demikian, anda bisa bertahan dalam kondisi market apapun, baik saat bullish maupun bearish. Belajar saham yang benar ini adalah kunci anda untuk mendapatkan PROFIT KONSISTEN di saham.
Hal ini sudah saya alami secara pribadi. Oleh karena itu, melalui tulisan ini, saya ingin sharing pada anda semua, agar setiap trader mau melakukan proses pembelajaran di pasar saham, dan bukan hanya bersedia belajar / optimis saat market lagi bagus saja.
Kesimpulannya, belajar saham yang benar dilakukan dengan cara: Mau mempelajari setiap kondisi pasar saham, dan bersedia untuk tetap menganalisis, baik kondisi market naik maupun turun.
Di setiap momen yang terjadi di pasar saham, selalu ada pembelajaran yang bisa diambil dan praktikkan untuk keputusan trading anda.
Satu hal lagi, saya ingin tekankan bahwa belajar saham bukan berarti anda harus membeli saham. Dalam kondisi market turun, bukan berarti anda harus beli saham.
Wait and see, menganalisis, screening tanpa memutuskan untuk beli saham juga merupakan bagian dari belajar saham.
0 comments:
Post a Comment