Monday, 3 February 2020

Saham Stock Split, Layak Dibeli?

Aksi korporasi stock split adalah aksi korporasi yang sangat menarik bagi kalangan trader maupun investor saham. Ketika ada perusahaan yang melakukan stock split, saya sering mendapatkan pertanyaan2 masuk: 

"Apakah saham A sudah layak dibeli?" 
"Apakah saham B akan naik tinggi setelah stock split?"
"Saham C mau stock split. Di harga berapa sebaiknya buy?" 

Dan masih banyak pertanyaan lainnya. Bahkan banyak trader yang langsung membeli saham setelah saham tersebut resmi stock split. Hal ini biasanya terjadi pada saham2 blue chip seperti UNVR, BBRI, BMRI yang pernah melakukan stock split dan langsung diborong oleh trader. 

Yang jadi pertanyaan untuk kita analisis bersama adalah: "Apakah saham yang melakukan stock split berarti sahamnya layak dibeli?" 

"Apakah saham yang stock split itu punya potensi naik lagi karena harganya menjadi jauh lebih murah?"

Menurut saya pribadi, saham yang stock split BELUM TENTU sahamnya LAYAK DIBELI. Meskipun saham tersebut tampak sudah murah, meskipun saham yang stock split adalah saham blue chip, anda harus melakukan analisa dan pengamatan yang lebih dalam. 

Faktanya, banyak saham yang pasca stock split justru harganya cenderung turun. Anda bisa perhatikan beberapa saham berikut (saham UNVR dan saham ANDI) setelah melakukan stock split: 



Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sempat menjadi trending topic ketika akan melakukan stock split. Dan setelah UNVR stock split (lihat chart pertama, tanda lingkaran), saham UNVR justru turun dari harga 8.500 ke 8.000 selama 1 bulan. 

Padahal UNVR adalah saham yang kinerjanya sangat baik, tapi kenapa harga sahamnya justru turun pasca stock split? Kita akan bahas di beberapa paragraf selanjutnya. 

Kedua, saham PT Andira Agro Tbk (ANDI) melakukan stock split dan pasca stock split (chart kedua tanda lingkaran), harga sahamnya ternyata turun terus, dan kembali ke harga gocap (tidak ada transaksi trading lagi). 

Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa saham2 yang stock split bukan jaminan bahwa harganya bakalan naik lagi dengan cepat hanya karena faktor "sudah murah". 

Ada banyak penyebab yang membuat suatu saham cenderung bergerak naik dan turun pasca stock split yaitu: 

1. Kinerja fundamental perusahaan tersebut 

Ini adalah faktor yang sangat mempengaruhi minat trader untuk membeli saham. Mayoritas perusahaan yang fundamentalnya jelek, harga sahamnya justru sangat mudah jatuh pasca stock split. 

Saham ANDI misalnya (contoh diatas), di mana kinerja fundamentalnya tidak menonjol dan harga sahamnya tidak likuid. Maka ketika stock split, sahamnya justru turun terus. 

Hal ini sudah banyak sekali terjadi di saham2 lapis tiga. Saham ANDI hanyalah salah satu contoh saham yang anjlok dan balik gocap setelah stock split. Anda bisa mencari informasi stock split disini: IDX Stock Split, dan amati bagaimana pergerakan saham2 lapis tiga setelah stock split, biasanya harganya cenderung turun. 

2. Momentum pasar saat itu 

Lalu kenapa saham sekelas UNVR harganya juga bisa turun pasca stock split? Salah satunya dikarenakan momentum market. Kebetulan sekali.... UNVR melakukan stock split di saat IHSG lagi jelek-jeleknya saat itu. 

Sehingga, dengan momentum market yang kurang baik, meskipun suatu saham bagus melakukan stock split, market belum tertarik untuk mengangkat harga sahamnya. 

3. Kecenderungan reaksi pelaku pasar 

Selain itu, mayoritas saham yang stock split, umumnya harganya memang tidak langsung bergerak uptrend dan naik terus. Reaksi pasar biasanya hanya euforia di beberapa jam pertama pasca stock split.

Setelah itu, harga sahamnya akan cenderung koreksi lagi. Hal ini karena pelaku pasar beranggapan bahwa saham yang stock split harganya masih 'kurang murah', sehingga masih banyak aksi jual untuk ambil di harga bawah. 

Hal ini pernah terjadi di saham BBRI pasca stock split, di mana harganya cenderung stagnan selama 1 mingguan (kondisi market stabil). Setelah 1-2 minggu, BBRI baru kembali menemukan jalur uptrendnya. 

Kesimpulannya, walaupun suatu saham sudah "murah" karena stock split, anda jangan langsung tergiur untuk membelinya. Analisalah lebih dalam. Kalau saham2 yang stock split adalah saham lapis tiga atau saham2 yang kinerjanya kurang bagus, saham tidak likuid, ada baiknya hindari saham tersebut. 

Sebaliknya, jika saham yang stock split adalah saham2 yang kinerja fundamentalnya bagus, anda harus pertimbangkan kondisi market saat itu, dan ada baiknya anda menunggu 1 mingguan (karena biasanya saham2 setelah stock split masih cenderung turun beberapa hari pertama). 

Terutama untuk anda trader jangka pendek, menunggu momentum trading dan tidak gegabah membeli saham hanya karena stock split itu sangatlah penting. 

0 comments:

Post a Comment