Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.
IndoINT.com_ Cerpen merupakan karya sastra berbentuk fiksi. Sesuai namanya, cerpen kependekan dari cerita pendek. Akan tetapi, ukuran panjang pendek cerita memang tidak ada aturan pasti. Tidak ada satu kesepakatan diantara pengarang dan para ahli tentang ukuran panjang pendek cerita. Dalam Teori Pengkajian Fiksi karangan Burhan Nurgiyantoro dijelaskan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam.
Fabel disebut juga dongeng. Fabel adalah salah satu dongeng yang menampilkan binatang sebagai tokoh utama. Tokoh tersebut dapat berpikir, berperasaan, berbicara, bersikap, dan berinteraksi seperti manusia. Fabel bersifat diktatis atau mendidik. Fabel digunakan sebagai kiasan kehidupan manusia dan untuk mendidik masyarakat. Pujangga pertama fabel adalah Aesopus dari Yunani atau dikenal dengan Aesop.
Baik dalam cerpen maupun fabel kadang-kadang terkandung kata yang maknanya sulit dipahami atau memiliki sinonim kata. Makna kata tersebut dapat dicari atau sinonimnya dalam kamus. Selain itu, dalam cerpen atau fabel mengandung makna tersurat. Makna tersurat berarti makna yang sudah dicantumkan dalam cerita.
Bacalah kutipan cerpen berikut!
Sebuah mobil colt berplat nomor merah berhenti pas di depan kedai kasur Alin. Murni berdebar-debar, kalau-kalau orang yang turun dari mobil itu utusan hotel yang memesan tiga puluh kasur single itu. Ia berusaha tersenyum dan menyembunyikan giginya yang terlalu menonjol ke depan. Orang berpakain pengawai itu juga terseyum membalas.
"Maaf, bu. Saya pengawai ketertiban Balai kota. Apakah racun api ibu masih baik? Boleh saya periksa?"
Kata bercetak miring tersebut mengandung makna ...
A. bangunan tempat menitipkan barang
B. bangunan tempat memproduksi barang
C. bangunan tempat berjualan
D. bangunan tempat menumpul barang
Jawaban: C
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kedai berarti bangunan tempat berjualan. Jadi, kedai kasur berarti bangunan tempat berjualan kasur. Pilihan jawaban A, B, dan D tidak tepat karena tidak sesuai dengan arti kata kedai.
- Bagian Cerpen dan Fabel
Cerpen dan fabel merupakan jenis prosa fiksi. Cerpen dan fabel memiliki unsur pembangun yang sama. Berikut unsur-unsur pembangun cerpen dan fabel.
- Perwatakan: cara pengarang menggambarkan watak tokoh (penokohan)
- Latar: keterangan tentang tempat, waktu, dan suasana
- Alur: rangkain peristiwa membentuk cerita dengan dasar hubungan sebab akibat
- Tema: pokok pikiran pengarang
- Amanat: pesan yang disampaikan pengarang
- Gaya bahasa: corak pemakaian bahasa
- Sudut pandang: cara pandang pengarang
a. Sudut pandang orang ketiga
Pengisahan cerita pada umumnya mempergunakan sudut pandang orang ketiga. Pengarang adalah seseorang yang berada diluar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama diri atau kata ganti orang ketiga. Kata ganti tersebut misalnya Delia, Rahmat, ia, dia, dan mereka.
b. Sudut pandang orang pertama
Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang orang pertama, pengarang adalah seseorang yang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si "aku", tokoh yang berkisah, mengisahkan kesadaran diri sendiri.
c. Sudut pandang campuran
Dalam pengisahan cerita, pengarang menggabungkan penggunaan sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga.
- Cara menentukan penokohan
Penokohan, perwatakan, atau karakter tokoh dapat digambarkan dengan dua cara sebagai berikut.
- Teknik analitik, karakter tokoh diceritakan secara langsung oleh pengarang
- Teknik dramatik, karakter tokoh dikemukakan melalui:
a. penggambaran fisik dan perilaku tokoh;
b. penggambaran lingkungan kehidupan tokoh;
c. penggambaran tindakan tokoh;
d. pengungkapan jalan pikiran tokoh;
e. penggambaran oleh tokoh lain; serta
f. penggambaran melalui dialog tokoh.
Jadi, kamu harus memahami teknik penggambaran tokoh dan cara karakter tersebut digambarkan tokoh dalam cerita cerpen.
- Cara menentukan konflik
Konflik dapat ditentukan dari kehadiran masalah dalam cerita. Berbagai perbedaan antartokoh menjadi masalah yang menimbulkan konflik antarpelaku. Masalah tersebut membuat cerita menjadi hidup.
Contoh Soal
Kutipan cerpen berikut untuk soal nomor 1-2.
1) Pada waktu istirahat sekolah Diva bersama kedua temannya, Andi dan Rifa, berjalan menuju kantin. 2) Sesampainya di kantin Diva seperti biasanya membeli jajanan. 3) Diva tidak sempat berpikir akan keputusannya yang dibuat kemarin. 4) Diva diingatkan oleh Rifa dan menurutinya. 5) Hati riuh sedang mengelayuti hatinya. 6) Sikap yang Diva pilih ternyata memberikan hikmah tersendiri baginya.
1. Latar waktu pada kutipan cerpen tersebut adalah ...
A. pagi
B. siang
C. sore
D. malam
Jawaban: B
Latar waktu dalam kutipan cerpen tersebut adalah siang hari. Latar waktu tersebut ditunjukkan oleh kalimat 1). Waktu istirahat sekolah adalah siang hari.
2. Bukti tokoh Diva sabar terdapat pada kalimat nomor ...
A. 3)
B. 4)
C. 5)
D. 6)
Jawaban: B
Tokoh Diva digambarkan memiliki watak sabar. Sifat tokoh Diva sabar ditunjukkan ketika ia menuruti kata Rifa. Kesabaran itu ternyata memberikan hikmah tersendiri baginya.
C. Simpulan Makna Simbol dan Isi Tersirat dalam Cerpen dan Fabel
Cerpen dan fabel memiliki simbol-simbol tersendiri yang biasanya diungkapkan dalam bahasa yang digunakan penulis. Cerpen adalah salah satu prosa fiksi yang merupakan dunia simbol. Penulis mengungkapkan perasaan, pikiran, dan idenya dengan bahasa khas. Simbol-simbol yang digunakan penulis untuk mengungkapkan ide dan perasaannya tersebut memiliki makna tersendiri. Simbol-simbol itulah yang akan ditafsirkan atau dimaknai oleh pembaca.
Makna tersirat adalah arti sebuah bacaan yang tidak tertulis secara jelas dalam bacaan tersebut. Baik cerpen maupun fabel didalamnya mengandung makna tersirat. Makna tersirat isi cerpen dan fabel dapat diketahui setelah pembaca memahami unsur-unsur intrinsik kedua karya sastra tersebut.
Contoh Soal
Kutipan cerpen berikut untuk soal nomor 1 dan 2.
Ayah mengamati aku dari atas ke bawah. Ia berdiri dan menjangkau tangan kananku. Katanya: "Untuk apa bunga ini.heh."
Aku tidak tahu karena apa, telah mencintai bunga di tanganku ini.
Ayah meraih. Merenggutnya dari tanganku. Kulihat bungkah oto tangan ayah menggenggam bunga kecil-kecil itu. Aku menahan untuk tidak berteriak.
"Lali-laki tidak perlu bunga, Buyung. Kalau perempuan, bolehlah. Tetapi engkau laki-laki."
Ayah melemparkan bunga itu. Aku menjerit. Ayah pergi. Ibu masih berdiri. Aku membungkuk, mengambil mengambil bunga itu, membawanya ke kamar.
1. Makna simbol kata bunga dalam kutipan tersebut adalah ...
A. Bunga melambangkan keindahan sehingga tidak boleh dipetik.
B. Bunga melambangkan kesucian hanya boleh dipandang.
C. Bunga melambangkan kelembutan sehingga identik dengan perempuan.
D. Bunga melambangkan kemurnian yang harus dilindungi.
Jawaban: C
Perhatikan kalimat yang menyatakan bahwa laki-laki tidak perlu bunga. Oleh karena itu, bunga identik dengan perempuan yang memiliki hati lembut. Jadi, jawaban tepat terdapat pada pilihan jawaban C.
2. Isi tersirat kutipan cerpen tersebut adalah ...
A. Ayah tidak ingin Buyung memiliki sifat lembut seperti perempuan.
B. Ayah tidak ingin anaknya menyukai bunga seperti dia.
C. Ayah tidak ingin jika bunga itu dipetik.
D. Ayah ingin bunga itu sebagai hiasan di taman.
Jawaban: A
Isi tersirat dalam kutipan cerpen berarti simpulan atau inti sari dari cerpen tersebut. Kutipan cerpen tersebut menceritakan kemarahan tokoh ayah Buyung ketika melihat tokoh Buyung menggenggam bunga. Menurut tokoh ayah, tokoh Buyung tidak pantas menggenggam bunga. Perempuanlah yang lebih pantas menggenggam bunga. Dalam kutipan tersebut tersirat bahwa bunga melambangkan kelembutan yang pantas untuk perempuan. Tokoh Buyung adalah anak laki-laki yang tidak memerlukan bunga. Jadi, jawaban yang tepat terdapat pada pilihan jawaban A.
Konflik adalah sesuatu yang dramatik, yakni pertarungan antara dua kekuatan dan seimbang yang menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan. Kehidupan yang tenang dalam cerpen dan fabel tanpa adanya masalah yang memacu munculnya konflik berarti tidak ada cerita.
Peristiwa dan konflik berkaitan erat dan saling menyebabkan terjadinya satu dengan yang lain. Ada peristiwa tertentu yang dapat menimbulkan terjadinya konflik. Sebaliknya, karena terjadi konflik, peristiwa-peristiwa lain dapat bermunculan. Konflik demi konflik yang disusul oleh peristiwa demi peristiwa akan menyebabkan konflik meningkat. Konflik yang semakin meruncing disebut klimaks.
Contoh Soal
Kutipan cerpen berikut untuk nomor 1 dan 2.
Ketika esoknya Tini mesti belanja lagi, toko itu kelihatan begitu ramai. Semua buah tomat terjual habis. "Kali ini saya tidak bisa memberimu tomat. Besok saja, ya? Doakan dangangan saya laku," kata pemilik toko menghibur Tini.
Tini kemudian melempar belanjaannya. Dia tidak pulang ke rumah. Tini merasa semua orang mencuri tomatnya.
Di tengah sebuah jalan raya Tini berhenti. Ia melihat semua benda bergerak ramai ke sana ke mari. Keasyikan yang rasanya belum pernah didapatinya.
1. Penyebab konflik dalam kutipan cerpen tersebut adalah ...
A. Tini berbelanja di toko keesokan harinya.
B. Semua tomat di toko terjual habis.
C. Pemilik toko tidak memberi tomat kepada Tini.
D. Pemilik toko menghibur Tini
Jawaban: C
Konflik akan muncul jika ada penyebabnya. Konflik dalam kutipan cerpen tersebut dialami oleh tokoh Tini. Tini merasa kecewa. Penyebab konflik Tini kecewa adalah ia tidak diberi tomat oleh pemilik toko karena tomat terjual habis. Jadi, penyebab konflik dalam kutipan cerpen tersebut terdapat pada pilihan jawaban C.
Contoh Soal
Kutipan cerpen berikut untuk soal nomor 1 dan 2.
Ayah mengamati aku dari atas ke bawah. Ia berdiri dan menjangkau tangan kananku. Katanya: "Untuk apa bunga ini.heh."
Aku tidak tahu karena apa, telah mencintai bunga di tanganku ini.
Ayah meraih. Merenggutnya dari tanganku. Kulihat bungkah oto tangan ayah menggenggam bunga kecil-kecil itu. Aku menahan untuk tidak berteriak.
"Lali-laki tidak perlu bunga, Buyung. Kalau perempuan, bolehlah. Tetapi engkau laki-laki."
Ayah melemparkan bunga itu. Aku menjerit. Ayah pergi. Ibu masih berdiri. Aku membungkuk, mengambil mengambil bunga itu, membawanya ke kamar.
1. Makna simbol kata bunga dalam kutipan tersebut adalah ...
A. Bunga melambangkan keindahan sehingga tidak boleh dipetik.
B. Bunga melambangkan kesucian hanya boleh dipandang.
C. Bunga melambangkan kelembutan sehingga identik dengan perempuan.
D. Bunga melambangkan kemurnian yang harus dilindungi.
Jawaban: C
Perhatikan kalimat yang menyatakan bahwa laki-laki tidak perlu bunga. Oleh karena itu, bunga identik dengan perempuan yang memiliki hati lembut. Jadi, jawaban tepat terdapat pada pilihan jawaban C.
2. Isi tersirat kutipan cerpen tersebut adalah ...
A. Ayah tidak ingin Buyung memiliki sifat lembut seperti perempuan.
B. Ayah tidak ingin anaknya menyukai bunga seperti dia.
C. Ayah tidak ingin jika bunga itu dipetik.
D. Ayah ingin bunga itu sebagai hiasan di taman.
Jawaban: A
Isi tersirat dalam kutipan cerpen berarti simpulan atau inti sari dari cerpen tersebut. Kutipan cerpen tersebut menceritakan kemarahan tokoh ayah Buyung ketika melihat tokoh Buyung menggenggam bunga. Menurut tokoh ayah, tokoh Buyung tidak pantas menggenggam bunga. Perempuanlah yang lebih pantas menggenggam bunga. Dalam kutipan tersebut tersirat bahwa bunga melambangkan kelembutan yang pantas untuk perempuan. Tokoh Buyung adalah anak laki-laki yang tidak memerlukan bunga. Jadi, jawaban yang tepat terdapat pada pilihan jawaban A.
- Simpulan Sebab/Akibat Konflik dalam Cerpen dan Fabel
Konflik adalah sesuatu yang dramatik, yakni pertarungan antara dua kekuatan dan seimbang yang menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan. Kehidupan yang tenang dalam cerpen dan fabel tanpa adanya masalah yang memacu munculnya konflik berarti tidak ada cerita.
Peristiwa dan konflik berkaitan erat dan saling menyebabkan terjadinya satu dengan yang lain. Ada peristiwa tertentu yang dapat menimbulkan terjadinya konflik. Sebaliknya, karena terjadi konflik, peristiwa-peristiwa lain dapat bermunculan. Konflik demi konflik yang disusul oleh peristiwa demi peristiwa akan menyebabkan konflik meningkat. Konflik yang semakin meruncing disebut klimaks.
Contoh Soal
Kutipan cerpen berikut untuk nomor 1 dan 2.
Ketika esoknya Tini mesti belanja lagi, toko itu kelihatan begitu ramai. Semua buah tomat terjual habis. "Kali ini saya tidak bisa memberimu tomat. Besok saja, ya? Doakan dangangan saya laku," kata pemilik toko menghibur Tini.
Tini kemudian melempar belanjaannya. Dia tidak pulang ke rumah. Tini merasa semua orang mencuri tomatnya.
Di tengah sebuah jalan raya Tini berhenti. Ia melihat semua benda bergerak ramai ke sana ke mari. Keasyikan yang rasanya belum pernah didapatinya.
1. Penyebab konflik dalam kutipan cerpen tersebut adalah ...
A. Tini berbelanja di toko keesokan harinya.
B. Semua tomat di toko terjual habis.
C. Pemilik toko tidak memberi tomat kepada Tini.
D. Pemilik toko menghibur Tini
Jawaban: C
Konflik akan muncul jika ada penyebabnya. Konflik dalam kutipan cerpen tersebut dialami oleh tokoh Tini. Tini merasa kecewa. Penyebab konflik Tini kecewa adalah ia tidak diberi tomat oleh pemilik toko karena tomat terjual habis. Jadi, penyebab konflik dalam kutipan cerpen tersebut terdapat pada pilihan jawaban C.
2. Akibat konflik dalam kutipan cerpen tersebut adalah ...
A. Tini melempar belanjaannya dan tidak pulang ke rumah.
B. Tini menemukan keasyikan tersendiri di jalan raya.
C. Pemilik toko minta didoakan agar dagangannya laku.
D. Tini berhenti di jalan raya dan melihat lalu lintas sangat ramai.
Kunci jawaban: A
Konflik yang dialami tokoh Tini akan menimbulkan akibat. Tokoh Tini kecewa karena tidak diberi tomat oleh pemilik tokoh. Ia marah, lalu melempar belanjaannya dan tidak pulang ke rumah. Jadi, akibat konflik dalam kutipan cerpen tersebut terdapat pada pilihan jawaban A.
- Perbandingan Pola Pengembangan dan Penggunaan Bahasa dalam Cerpen dan Fabel
Alur dapat dikategorikan dalam dua kategori. Yaitu kronologis dan tak kronologis. Alur berkategori kronologis adalah alur lurus atau atau alur maju disebut progresif. Alur berkategori tak kronologis adalah sorot balik (flash-back), mundur, disebut regresif. Alur lurus atau maju jika peristiwa-peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis. Peristiwa pertama diikuti oleh peristiwa-peristiwa kemudian. Alur sorot balik jika cerita tidak dimulai dari tahap awal, tetapi mungkin dari tahap tengah atau bahkan tahap akhir, baru kemudian tahap awal cerita dikisahkan. Karya yang beralur jenis ini langsung menyuguhkan adegan-adegan konflik yang telah meruncing. Alur campuran, secara garis besar dalam cerita terdapat alur maju, tetapi didalamnya sering terdapat adegan-adegan sorot balik.
Alur atau plot dibedakan kedalam beberapa tahapan. Secara umum tahapan dibagi dalam bagian-bagian berikut.
1. Tahap penyituasian (situation)
Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan para tokoh serta menata adegan dan hubungan antartokoh. Tahap ini merupakan tahap pembukaan cerita, pemberian informasi awal.
2. Tahap pemunculan konflik (generating circumstances)
Konflik atau masalah-masalah dalam tahap ini mulai dimunculkan. Jadi, tahap ini merupakan tahap awal munculnya konflik. Konflik tersebut akan berkembang atau dikembangkan menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya.
3. Tahap peningkatan konflik (rising action)
Konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang dan dikembangkan kadar intensitasnya. Peristiwa-peristiwa dramatik yang menjadi inti cerita semakin mencekam dan menegangkan.
4. Tahap klimaks (climax)
Konflik yang dialami para tokoh cerpen mencapai titik intensitas puncak. Klimaks sebuah cerita akan dialami oleh tokoh utama yang berperan sebagi pelaku dan penderita terjadinya konflik utama.
5. Tahap penyelesaian (denouement)
Konflik yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian, ketegangan dikendorkan. Kemudian, cerita diakhiri.
Selain alur, pola pengembangan cerita dapat berupa cerita dalam bentuk dialog atau narasi. Pola pengembangan cerita juga dapat berupa penyebutan tokoh.
Bahasa dalam cerpen dan fabel akan berbeda. Cerpen biasanya menggunakan cerita Pop sesuai tuntutan zaman. Sementara itu, bahasa yang digunakan dalam fabel menggunakan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia.
Ada beberapa pengarang cerpen menggunakan bahasa lokal tempat ia berasal. Pemilihan bahasa tersebut menandakan kekhasan pengarang cerpen tersebut. Sebagai contoh sastrawan Umar Kayam dalam cerpennya sering diselipi penggunaan istilah bahasa Jawa.
Contoh Soal
Bacalah kedua kutipan fabel berikut!
Kutipan Fabel I
Seekor singa merungut dan menderam kepada seekor nyamuk yang asyik terbang berlegar di kepalanya ketika dia cuba melelapkan mata.
"Pergi kamu dari sini sebelum aku memijakmu dengan kakiku," ngaumnya.
"Aku tidak takut padamu." kata nyamuk memperolok-olokkannya.
"Kamu mungkin digelar Raja Rimba, tapi aku lebih kuat daripada kamu. Aku juga boleh membuktikannya. Mari berlawan dan lihat siapa yang menang." singa pun bersetuju.
Nyamuk dengan pantas menjunam ke arah singa dan mengigitnya bertalu-talu di hidung dan telinganya. Ketika cuba memijak nyamuk itu, singa tercakar diri sendiri dengan kukunya yang tajam hingga berdarah.
"Cukup, cukuplah!" kamu menang, jerit singa.
Kutipan Fabel II
Pada suatu musim yang sangat kering, dimana saat itu burung-burung pun sangat sulit mendapatkan sedikit air untuk diminum, seekor burung gagak menemukan sebuah kendi yang berisikan sedikit air. Tetapi kendi tersebut merupakan sebuah kendi yang tinggi dengan leher kendi sempit. Bagaimana pun burung gagak tersebut berusaha untuk mencoba meminum air yang berada dalam kendi, dia tetap tidak dapat mencapainya. Burung gagak tersebut hampir merasa putus asa dan merasa akan meninggal karena kehausan.
Perbedaan penggunaan bahasa pada kutipan fabel tersebut adalah ...
Kutipan Fabel I Kutipan Fabel II
A. menggunakan majas menggunakan ungkapan
B. bahasa mudah dipahami bahasa sulit dipahami
C. kalimat menggunakan dialog kalimat tidak menggunakan dialog
D. menggunakan bahasa Melayu menggunakan bahasa Indonesia
Jawaban: D
Kutipan fabel 1 menggunakan bahasa Melayu. Penggunaan kata-kata melayu dalam kutipan tersebut antara lain perkara, mengelirukan, dan dicucuk. Kutipan fabel 2 menggunakan bahasa Indonesia. Jadi, jawaban yang tepat pada pilihan jawaban D.'
F. Komentar Isi, Pola Pengembangan, dan Bahasa
Setiap karya sastra perlu diberi komentar atau penilaian oleh pembaca. Komentar atau penilaian terhadap karya sastra dari segi isi, pola pengembangan, dan bahasa. Seseorang yang akan memberi komentar harus membaca karya itu terlebih dahulu. Jika sudah dicermati benar, barulah ia dapat mengomentari karya yang bersangkutan.
Memberi komentar atau penilaian terhadap suatu karya terdapat dalam resensi. Salah satu unsur resensi tersebut berupa keunggulan atau kelemahan karya tersebut.
Bacalah kutipan data buku berikut!
Judul : Fairish
Penerbit : Esti Kinasih
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : ke-18, Juli 2012
Tebal : 304 halaman
Jenis buku : fiksi remaja
Paragraf yang menyatakan kelemahan buku adalah ...
A. Novel ini memiliki kekurangan yaitu menggunakan bahasa campuran. Dengan demikian, isi novel sulit dimengerti oleh pembaca.
B. Novel Fairish ini memiliki kelebihan yaitu sangat menarik dibaca para remaja. Novel Fairish menceritakan indahnya masa-masa SMA.
C. Esti Kinasih lahir di Jakarta, 9 September 1971. Mantan karyawan bank ini juga pecinta alam. Kebiasaan sebagai pecinta alam, lebih sering menyendiri, memberi Esti inspirasi untuk menulis. Pada 2004 lahirlah novel pertamanya berjudul Faisrish.
D. Novel ini mengusung tema masa SMA dengan menggunakan alur cerita campuran (maju dan mundur). Tokoh dalam novel ini yaitu David, Metha, Alfa, Wulan, Viorish, Udin, Vaya, Sagara, dan Daniar.
Jawaban: A
Kelemahan buku terdapat pada pilihan jawaban A. Perhatikan kata kunci kekurangan. Pilihan jawaban B merupakan kelebihan buku. Pilihan jawaban C merupakan identitas pengarang. Pilihan jawaban D merupakan sinopsis.
Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
0 comments:
Post a Comment