Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.
Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Banda Aceh antusias mengikuti program keahlian ganda, sebagai jalan pintas untuk mendapatkan sertifikasi.
Herry Suansa dan Iswandi, keduanya guru SMK 1 Nagan Raya dan Guru SMK 4 Banda Aceh Rani Yuliati mengaku mengikuti program keahlian ganda untuk mendapatkan sertifikasi.
Iswandi menganggap program ini sebagai tambahan ilmu. Apalagi dirinya adalah guru automotif ilmu bidang teknik kendaraan ringan.
Sebagai tenaga pendidik, dia harus akan pelatihan dan program keahlian ganda ini bentuk pelatihan yang akan menjadi nilai plus bagi portofolionya. "Program ini adalah jalan tercepat untuk mendapatkan sertifikasi, " katanya ketika ditemui di SMK 4 Banda Aceh.
Pemerintah yang tak mampu menambah jumlah guru produktif pun melatih guru adaptif normatif sebagai guru produktif.
Guru SMK yang awalnya hanya mengajar teori kini diberi pelatihan agar bisa mengajar praktik. Ini yang terjadi pada Iswandi dan Rani Yuliati. Sementara, Rani mengaku mengajar sejarah tapi bersedia belajar teknik sepeda motor karena sering ke bengkel.
"Juga nantinya saya akan dapat sertifikat pendidik dan keahlian ganda yang kedua-duanya akan diakui pemerintah," kata Rani.
Kepala Sekolah SMK 4 Banda Aceh, Ermidiati mengatakan, guru produktif sangat kurang jumlahnya. Menurut dia, ketika kekurangan ini terjadi, peran guru honorer yang selalu dianggap ada dan tiada mengisi celah tersebut. Tapi pendapatan guru honorer saat ini menyedihkan.
Sebab ketika pendidikan menengah belum diambil alih pemerintah provinsi, mereka bisa digaji Rp50.000 per bulan, katanya, tapi kini hanya Rp15.000 perjam.
Kepala Sekolah SMKN AL Murbakeya, Baihaqi mengatakan, program keahlian ganda jadi solusi untuk mengatasi kekurangan jumlah guru produktif yang sekarat. Namun ini hanya bisa menjadi obat sementara.
"Mengatasi sementara oke tapi ke depan kita harap guru SMK ini memang dididik khusus atau dipersiapkan khusus sehingga tenaga yang disiapkan menjadi betul-betul tenaga kerja yang mampu bersaing di kancah internasional," tuturnya.
Peserta program keahlian ganda bidang Rekayasa Perangkat Lunak di SMK Al Murbakeya Rahmi Fitri berharap Kemendikbud memperbaiki modul yang ada.
Dia mengaku, materi yang ada di modul tersebut sangat berat dipelajari bagi peserta jurusan umum seperti dirinya. "Mungkin karena materi berat ditambah fasilitas kurang nyaman jadi menambah stres," katanya.
sumber lihat disini
Sumber https://www.pgrionline.com/Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
0 comments:
Post a Comment