Pada suatu malam minggu yang hujan deras, di sebuah desa kecil yang terletak jauh dari keramaian kota, terdapat sebuah rumah tua yang telah lama ditinggalkan. Konon, rumah itu dihuni oleh seorang wanita tua yang dikenal sebagai Nenek Siti. Ia dikenal sebagai dukun desa, tetapi setelah kematiannya, rumah itu menjadi angker dan dihindari oleh penduduk setempat.
Malam itu, sekelompok remaja memutuskan untuk menguji keberanian mereka. Mereka berencana untuk menghabiskan malam di rumah Nenek Siti. Dengan payung di tangan dan hati yang berdebar, mereka berangkat menuju rumah tersebut. Hujan yang deras membuat suasana semakin mencekam, suara petir terdengar menggelegar di langit.
Setibanya di rumah tua itu, mereka merasakan aura yang aneh. Pintu yang berderit terbuka, menyambut mereka dengan kegelapan yang pekat. Dengan senter yang berkedip, mereka menjelajahi ruangan demi ruangan. Di dinding, terdapat foto-foto Nenek Siti yang menatap tajam seolah mengikuti setiap gerakan mereka.
Saat tengah malam tiba, tiba-tiba lampu senter mereka padam. Dalam kegelapan, terdengar suara bisikan lembut memanggil nama mereka satu per satu. Ketakutan mulai menyelimuti mereka, tetapi rasa penasaran mengalahkan ketakutan. Mereka berusaha mencari sumber suara itu.
Di ruang tamu, mereka menemukan sebuah buku tua yang terbuka. Halaman-halamannya penuh dengan ramalan dan mantra. Saat salah satu dari mereka membacakan mantra tersebut, angin kencang tiba-tiba berhembus, membuat pintu-pintu terbanting. Suara tawa mengerikan bergema di seluruh rumah.
Dengan panik, mereka berlari menuju pintu keluar, tetapi pintu itu terkunci rapat. Dalam keadaan terdesak, salah satu dari mereka terjatuh dan melihat bayangan Nenek Siti berdiri di sudut ruangan, wajahnya pucat dan matanya kosong. “Kalian tidak seharusnya datang ke sini,” katanya dengan suara serak.
Akhirnya, dengan kekuatan bersama, mereka berhasil membuka pintu dan melarikan diri ke luar rumah. Hujan masih mengguyur, tetapi mereka tidak peduli. Saat berlari ke desa, mereka berjanji tidak akan pernah kembali lagi ke rumah tua itu.
Sejak malam itu, desa itu kembali tenang, tetapi rumor tentang malam minggu hujan dan Nenek Siti tetap hidup, mengingatkan semua orang untuk tidak mengganggu yang sudah tiada.
0 comments:
Post a Comment