Di sebuah desa terpencil, terdapat sebuah hutan yang dikenal angker oleh penduduk setempat. Hutan itu dipenuhi dengan pohon-pohon besar dan rimbun, dan di tengahnya terdapat sebuah kayu yang dianggap tidak bertuan. Kayu tersebut memiliki penampilan yang aneh, dengan bentuk yang tidak teratur dan permukaan yang tampak basah meski tidak ada hujan. Warga desa percaya bahwa kayu itu dihuni oleh roh jahat yang menginginkan balas dendam.
Suatu malam, sekelompok remaja desa memutuskan untuk menjelajahi hutan, tertarik oleh cerita-cerita menyeramkan tentang kayu tak bertuan. Mereka membawa senter dan berani melangkah lebih jauh ke dalam hutan, meskipun suara-suara aneh mulai terdengar di sekitar mereka. Ketika mereka mencapai kayu tersebut, suasana menjadi semakin mencekam. Kayu itu tampak seolah-olah menyerap cahaya dari senter mereka, menciptakan suasana yang tidak nyaman.
Salah satu remaja, Andi, terpesona oleh kayu itu dan ingin menyentuhnya. Teman-temannya memperingatkannya, tetapi rasa ingin tahunya mengalahkan ketakutannya. Begitu tangannya menyentuh kayu, tiba-tiba angin kencang bertiup, dan suara jeritan menggema di seluruh hutan. Remaja-remaja itu panik dan berlari, tetapi mereka menyadari bahwa jalan keluar dari hutan berubah menjadi kabur dan membingungkan.
Malam itu, mereka terpisah satu sama lain. Andi, yang terpisah dari kelompoknya, merasa terjebak dalam kegelapan. Dia mendengar bisikan lembut menyerangnya, memanggil namanya, seolah-olah kayu itu ingin mengungkapkan sesuatu. Dalam ketakutan, Andi berusaha menemukan teman-temannya, tetapi setiap langkahnya seolah-olah membawa dia lebih dalam ke dalam kegelapan hutan.
Sementara itu, teman-temannya yang lain menemukan diri mereka terjebak dalam ilusi. Mereka melihat bayangan diri mereka sendiri, tetapi dengan wajah yang menyeramkan dan penuh luka. Mereka berlari, mencoba menjauh dari bayangan itu, tetapi semakin mereka berlari, semakin dekat bayangan itu mengikuti.
Akhirnya, Andi mendengar suara teman-temannya dan mengikuti arah suara tersebut. Saat mereka berkumpul kembali, mereka menyadari bahwa mereka tidak bisa keluar dari hutan. Mereka memutuskan untuk kembali ke kayu tak bertuan, berharap bisa menemukan cara untuk mengusir roh jahat yang menguasai hutan.
Ketika mereka sampai di sana, mereka melihat kayu itu bergetar, seolah-olah sedang hidup. Andi berani berbicara, "Kami tidak bermaksud mengganggu! Kami hanya ingin pergi!" Suara jeritan semakin menguat, dan kayu itu mulai memancarkan cahaya merah menyala.
Dengan keberanian, Andi dan teman-temannya berpegangan tangan dan berdoa, meminta perlindungan. Tiba-tiba, cahaya memancar dari kayu, dan mereka merasakan getaran di tanah. Dalam sekejap, hutan menjadi sunyi, dan mereka menemukan jalan keluar dengan jelas, seolah-olah hutan itu memberi mereka izin untuk pergi.
Begitu mereka keluar dari hutan, mereka berlari tanpa menoleh kembali. Pengalaman itu meninggalkan bekas yang mendalam dalam diri mereka. Mereka berjanji untuk tidak pernah kembali ke hutan itu dan menceritakan kisah mereka kepada orang lain. Kayu tak bertuan tetap berada di tengah hutan, menunggu para pengunjung yang berani, dan selama desa itu ada, kisah seram tentang kayu itu akan terus hidup.
0 comments:
Post a Comment