Hujan batu
Sejak sore menerjangku
Menimpuk segala sendi-sendi
rasaku
Hingga membuat diriku lara
menggerutu
Hingga menerjang segala
sendi-sendi jiwaku
Sampai aku linglung dan kaku
Engkau ketika memberi
jawaban tentangku
Begitu pedih mengiris segala
sukmaku
Engkau meneteskan air mata
bisu
Saat memberi jawaban yang
tak sesuai dengan harapku
Namun apa daya daku
Bila tangan dan jiwaku sudah
tak mampu meraihmu
Sungguh membuatku dalam
kesedihan yang sendu
Saat engkau melepaskan
bahasa yang membuat aku ngilu
Aku tak menyalahkanmu
Jalan hidup itu pilihan dan
kebebasan itu ada padamu
Engkau ingin kemana dan lari
kemana, tentunya itu hakmu
Namun yang perlu engkau
ingat jawabanmu itu menyakitkan nalarku
Biarlah! Jawabanmu menjadi
batu dan menghujani seluruh jiwaku
Hujan batu mengiris segala
lukaku
Hujan batu
Sudah tak peduli tentang
apapun itu
Karena aku sudah kalah dalam
kamusmu
Biarlah! Aku bejalan bersama
puisiku
Mengarungi segala resah
jiwaku
Suatu saat pasti akan ada
jalan terangku
Tak selamanya hujan batu itu
menghancurkanku
Walaupun masuk di segenap
sendi poriku
Hujan batu membuatku membisu
Jiwaku mengarungi kesedihan
yang beku
Hingga aku terasa kaku
Menyelimuti rasa jiwaku
Saat menelusuri keadaan yang
sulit berliku
Karena sakit sudah menderu
debu
Membuat diri hancur lebur
tak tersisa pada diriku
Sampai lukaku membiru
Hujan batu menerkam segala
jiwaku
Semua kupasrahkan kepada
semesta rindu
Biar suatu saat ada jawaban membuat
bahagia naluriku
Biar hatiku bisa suka cita
dan tak lagi risau
Walapun ada jawaban yang tak
sesuai harapku
Aku tetap berusaha
mensucikan laku nafasku
0 comments:
Post a Comment