Anakku tersayang, maafkan ayah dan ibu,
Tahun ini tak ada baju baru.
Tak ada kain yang harum dan licin,
Seperti yang dipakai teman-temanmu di pagi yang dingin.
Bukan karena kami tak ingin,
Tapi hidup terkadang harus kami tahan dan pilih.
Untuk nasi di meja, untuk lilin yang tetap menyala,
Kami korbankan sedikit tawa di hari yang mulia.
Namun engkau tersenyum,
Dengan mata yang bening dan hatimu yang agung.
Katamu, “Tak apa, Bu… bajuku masih bersih, kan?”
Dan air mata ini jatuh dalam diam.
Anakku, engkau adalah Lebaran kami,
Bukan baju baru yang membuatmu berarti.
Tapi hati yang ikhlas, doa yang tak putus,
Dan pelukmu yang hangat seperti pelita yang menyala terus.
Di hari raya ini,
Meski sederhana dan tanpa kemewahan,
Semoga Allah cukupkan kebahagiaan,
Karena cinta kita… tak pernah kekurangan.
0 comments:
Post a Comment