Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.
Menjadi orang tua adalah mungkin keinginan dari setiap insan manusia, dan mungkin juga sudah kodrat kita sebagai seorang manusia. Setelah dengan segala kemampuan kita menyelesaikan sekolah maka kita akan berusah mencari dunia pekerjaan, lalu setelah dunia pekerjaan kita dapatkan maka dunia baru yang namanya membentuk keluarga akan terlintas dalam benak kita.
Tetapi setelah melalui tahapan seperti yang dipelajari pada statistika, yaitu mengumpulkan, mengolah, menganalisa, menafsirkan lalu sampai pada suatu hasil yang kita sebut kesimpulan hasil penelitian. Kita dapat memberikan keputusan bahwa seseorang yang menjadi pendamping hidup kita dan membentuk suatu keluarga baru.
Dalam hal membentuk sebuah keluarga tidak ada kata selesai tamat atau selesai dalam hal menjalani bahtera sebuah keluarga, karena semakin hari "sesuatu" yang di hadapi dalam mengarungi sebuah keluarga iramanya berbeda-beda. Sehingga setiap orang yang sudah 100 tahun berkeluarga pun tetap belajar dalam menjalani sebuah keluarga.
Banyak orang tua keliru dalam hal dunia sekolah atau pendidikan, karena banyak orang berpikiran bahwa jika sudah memberikan sekolah yang bagus dengan fasilitas mantap maka tanggung jawab dalam hal pendidikan sudah selesai atau sudah baik. Padahal sebenarnya tanggung jawab dengan memasukkan anak-anak ke sekolah dengan kualitas "oke" maka tanggung jawab orang tua dalam pendidikan semakin besar. Karena dalam sekolah yang dalam kategori baik maka sekolah akan sangat besar melibatkan orang tua dalam hal dunia sekolah.
Begitu juga dengan apa yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menganggap perlu diadakannya pendidikan untuk orang tua. "Memang jika sudah menikah, berarti sudah siap menjadi pasangan suami istri. Tapi menjadi orang tua yang mendidik, itu adalah dunia yang berbeda," katanya di depan ratusan siswa dan alumni sekolah Santa Ursula Jakarta akhir Januari lalu, dikutip dari website kemendikbud.
Bukan hanya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, pada artikel sebelumnya bahwa kemampuan orangtua dalam bermatematika pengaruhi kemampuan bermatematika anak. Ini juga membuktikan bahwa orang tua itu dalah guru bagi anak-anaknya.
Jadi ketika kita menjadi orang tua, tugas kita bertambah selain daripada meberi nafkah sehari-hari kita juga harus memberikan pendidikan yang terbaik pada anak-anak kita dengan menciptakan pendidikan yang baik di rumah. Orang tua adalah guru utama dalam mempersiapkan anak mengenal jati diri dan kodratnya. Mengajarkan anak untuk membuat pilihan yang benar dengan kasih dan kesabaran.
Rumah adalah tempat yang paling ideal untuk pembelajaran yang utama. Di mana seorang anak mulai belajar bicara dan berjalan melangkahkan kaki dilakukan pada awalnya selalu dari rumah. Banyak juga hal lainnya yang diperoleh anak ketika mulai tumbuh kembang dari ajaran orang tua.
Salah satu contoh adalah cerita keberhasilan seorang Ben Carson dari seorang yang tidak tahu apa-apa berubah drastis menjadi luar biasa berkat didikan seorang Ibu yang kukuh. Inilah pengalamannya seperti yang diceritakan di bawah ini:
Ben Carson berkata, "Saya adalah siswa terburuk di seluruh kelas saya di kelas lima." Suatu hari Ben mengerjakan ujian matematika dengan 30 soal. Siswa di belakangnya memperbaikinya dan mengembalikannya. Gurunya, Ibu Williamson, mulai memanggil nama setiap siswa untuk nilainya. Akhirnya, dia sampai pada giliran Ben. Karena malu, dia menjawab dengan menggumam. Ibu Williamson, yang bepikir dia mengatakan "9", menjawab bahwa untuk Ben nilai 9 dari 30 adalah peningkatan luar biasa. Siswa di belakang Ben kemudian berteriak, "Bukan Sembilan!...Jawabannya tak ada yang benar." Ben mengatakan serasa dia ingin menghilang dari permukaan bumi.
Pada saat yang sama ibu Ben, Sonya, menghadapi kendalanya sendiri. Dia adalah satu dari 24 anak, yang hanya mencapai pendidikan kelas tiga, dan dia tidak dapat membaca. Dia menikah di usia 13, bercerai, memiliki dua anak lelaki, dan membesarkan mereka di pemukiman kumuh di Detroit. Meskipun demikian, dia sangat mandiri dan memiliki keyakinan yang kukuh bahwa anaknya bisa melakukan bagiannya.
Pada suatu hari terjadilah satu titik balik dalam kehidupan dia dan kedua putranya. Dia menyadari bahwa orang sukses yang kepadanya dia bekerja memiliki perpustakaan di mana mereka membaca. Setelah bekerja dia pulang ke rumah dan mematikan televisi yang sedang ditonton oleh Ben dan saudara lelakinya. Pada intinya dia berkata: Kalian terlalu banyak menonton televisi. Mulai sekarang kalian dapat menonton tiga program seminggu. Di waktu luang kalian akan pergi ke perpustakaan untuk membaca dua buku setiap minggu dan melaporkan kepada ibu. Anak-anak lelaki itu terkejut. Ben mengatakan dia tidak pernah membaca satu buku pun seumur hidupnya kecuali ketika disuruh melakukannya di sekolah. Mereka memprotes, mengeluh dan juga berargumen, namun itu sia-sia. Kemudian Ben berpikir, "Ibu telah membuat hukuman. Saya tidak suka aturan itu, namun tekadnya untuk melihat kami berkembang mengubah jalan hidup saya."
Dan betapa hebat perubahannya. Di kelas tujuh, dia adalah siswa yang terbaik di kelasnya. Dia melanjutkan ke Universitas Yale dengan beasiswa, kemudian sekolah medis Johns Hopkins, di usia 33 dia menjadi kepala bedah saraf anak dan ahli bedah terkenal di dunia. Bagaimana mungkin? Terutama karena ibunya yang sederhana, yang tidak memiliki banyak dalam hidup, mengembangkan pemanggilannya sebagai orang tua.
Orang tua sebagai guru utama dalam mempersiapkan anak mengenal jati diri dan kodratnya. Mengajarkan anak untuk membuat pilihan yang benar dengan kasih dan kesabaran. Jadikan rumah Anda sebagai tempat yang paling ideal untuk memberikan landasan yang kuat bagi masa depan anak.Orang tua sebagai guru utama teladan bagi anak dan bukan orang lain
Seperti halnya Sonya Carson, terkadang Anda akan perlu memaksakan sebuah kehendak dengan kasih namun tetap kukuh untuk membatasi waktu anak Anda menonton televisi. Juga acap kali perangkat elektronik lainnya menyita kehidupan anak. Arahkan anak Anda untuk kegiatan yang lebih produktif, biasanya pada awalnya anak akan menolak disertai keluhan, namun seperti Sonya Carson Anda perlu terus gigih melanjutkannya. Suatu hari anak Anda akan memahami dan menghargai apa yang telah Anda lakukan.Ajarkan anak Anda untuk menggunakan waktu dengan bijak
Jadilah teladan bagi anak Anda dengan sering membaca buku, anak akan mengikuti contoh yang dilihatnya. Ajaklah ke toko buku atau perpustakaan yang dekat dengan rumah Anda, buku adalah jendela dunia. Anda adalah guru utama dalam mempersiapkan putra/i Anda menjadi yang terbaik. Ketahuilah ayah/ibu, peran Anda ini mulia dan akan terus berlanjut hingga akhir zaman.Lakukan peran Anda sebagai ayah/ibu yang terbaik bagi anak
Diadaptasi oleh Steffie Subandriyo dari artikel "ParentsThe Prime Gospel Teachers of Their Children". Semoga cerita atau tips ini memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi kita.
Lihat bagaimana anak-anak SMA kreatif berikut ini, mencoba menyampaikan pesan Menjauhi Resiko Seks Bebas melalui fragmen sederhana;
Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
0 comments:
Post a Comment