Thursday, 9 January 2014

KARAKTERISTIK PTBK

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

Inilah Karakteristik PTBK Khusus PTK Guru BK - Selamat pagi sahabat Guru BK, kali ini saya akan membagikan sedikit pengetahuan saya tentang karakteristik PTBK yang saya peroleh dari salah satu buku pedoman saya. Ada beberapa karakteristik yang melekat pada PTBK yang harus Bapak dan Ibu Guru BK pahami sebelum membuat suatu Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Lebih jelasnya silahkan Bapak dan Ibu Guru BK baca di bawah ini :
Inilah Karakteristik PTBK Khusus PTK Guru BK KARAKTERISTIK PTBK

Karakteristik PTBK seperti berikut :
  1. PTBK merupakan penelitian kolaboratif yaitu suatu penelitian kerjasama antara konselor dan teman sejawatnya di mana ia bekerja. teman sejawatnya disini bisa dari teman seprofesi (sesama konselor), guru bidang studi, atau pimpinan terkait. Sangat disarankan teman sejawat diambil dari lembaga keilmuan yang memiliki  lembaga penelitian, misalnya staf pengajar (dosen) pada ilmu sejenis dari perguruan tinggi. PTBK yang dilakukan secara mandiri (tidak melibatkan pihak lain) hasilnya ditenggarai akan sangat subyektif.
  2.  PTBK dilakukan oleh konselor pada mata layanan yang telah diselenggarakan. 
  3. Setting PTBK. Karena layanan BK settingnya bisa klasikal, kelompok, maupun individual maka PTBK juga dapat diselelnggarakan dalam setting klasikal, kelompok, maupun individual. Di kelas ataupun di luar kelas, dalam jam belajar ataupun di luar jam belajar, bahkan di sekolah ataupun di luar sekolah. 
  4. Dasar diselenggarakannya PTBK adalah karena adanya keseriusan, kegalauan, rasa tidak puas konselor atas layanan yang diselenggarakan. Mungkin disebabkan karena metode penyampaian yang kurang tepat, mungkin materi yang kurang menarik, mungkin karena pengelolaan kelas yang kurang baik, mungkin karena penugasan yang kurang menantang, dan sebagainya. Semua kegalauan yang dirasakan direfleksikan secara jujur sebagai dasar untuk penyelenggaraan PTK. Refleksi yang tidak   disertai dengan kejujuran menyebabkan tindakan perbaikannya kelak tidak tepat. Refleksi memang merupakan proses pembelajaran. Konselor disarankan untuk senantiasa melakukan refleksi atas mutu layanan yang diselenggarakan. Beberapa pertanyaan yang dapat membantu untuk refleksi diri seperti:
    a.    Apakah rapport yang saya bangun sudah bagus?
    b.    Apakah teknik pemahaman konseli yang saya gunakan sudah benar? 
    c.    Apakah saya sudah mendeskripsikan masalah konseli dengan benar?
    d. Apakah saya sudah memberikan kesempatan yang memadai bagi konseli untuk mengungkapkan diri?
    e. Apakah saya sudah menumbuhkembangkan potensi diri konseli dengan benar?
    f.  Apakah alternatif pemecahan masalah yang saya twarkan kepada konseli sudah baik?
    g.    Apakah bahasa komunikasi yang saya gunakan mudah dipahami konseli?
    h.    Apakah pendekatan dan teknik konseling yang saya gunakan sudah tepat?
    i.      Apakah tujuan layanan sudah tercapai?
     
  5. Ada kesadaran dan kemauan untuk memperbaiki keadaan yaitu keadaan mutu layanan. Professional seyogyanya secara terus menerus berusaha untuk menjaga, memelihara, dan mengembangkan mutu layanan. Upaya seperti ini harus dibiasakan di kalangan professional. Karena budaya menjaga mutu merupakan kebiasaan baik (Zi Orga. 2003 dalam Taufik.2009:45) yang senantiasa perlu diupayakan oleh professional termasuk konselor. 
  6. Hasil PTBK berdampak kepada semakin meningkatnya kesejahteraan mental siswa yang ditandai dengan: (a) hasil belajar siswa meningkat semakin baik, (b) hubungan siswa – siswa, siswa – guru, siswa – orang tua murid menjadi harmonis, (c) memiliki pandangan positif terhadap masa depannya. 
  7. Adanya perasaan puas pada konselor atas keberhasilan upaya perbaikan  yang dilakukan dalam proses bimbingan dan konseling serta perasan puas pada konseli (siswa) atas tindakan yang diterima dari konselor. 
  8. PT-BK dilakukan dalam proses layanan BK sehingga fokus penelitiannya berada pada proses layanan BK yang melibatkan konselor dengan konseli. PT-BK tampaknya hanya bisa diselenggarakan oleh orang yang benar-benar berlatar belakang pendidikan Bimbingan dan Konseling. Artinya, meskipun ada staf BK tetapi berlatar belakang pendidikan non BK mereka dipastikan kurang mampu bahkan mungkin tidak dapat melakukan PT-BK. Karena staf BK yang berpendidikan non BK tidak dapat menghayati “roh” BK. Penelitian tindakan merupakan suatu cara untuk menggabungkan teori dengan praktik menjadi satu kesatuan: ide-dalam-praktikyang dilakukan konselor untuk memperoleh perspektif yang lebih luas (evidence-based practice) mengenai praktik BK-nya dan dalam kerangka mengembangkan profesi dan pribadi konselor ke arah pribadi altruistik (Triono.2009.1)
Dengan uraian-uraian tersebut dapatlah kiranya Anda membedakan pengertian PTK dengan PT-BK,  menggambarkan bagaimana sosok penelitian PT-BK, mendeskripsikan siapa yang melakukan dan dimana dilakukan PT-BK, menggambarkan bagaimana melakukan PT-BK, mendeskripsikan harapan apa yang diinginkan dari hasil PT-BK, mengemukakan alasan mengapa konselor / Guru BK tidak mempunyai kelas yang permanen, menyebutkan perbedaan karakteristik kelas konvensional dengan kelas imajiner. Apabila Anda dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan benar berarti Anda telah memahami konsep dasar PT-BK. Pemahaman terhadap PT-BK akan lebih baik apabila Anda mambaca sumber-sumber bacaan lainnya yang relevan sehingga wawasan Anda tentang PT-BK menjadi semakin luas yang dengan demikian kemampun Anda untuk meningkatkan mutu kinerja profesinya menjadi semakin terbuka.


Sumber https://www.maribelajarbk.web.id/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

0 comments:

Post a Comment