Wednesday, 25 July 2012

Kekuasaan dan Agama



Kekuasaan sudah menjadi wajah dunia baru dalam mengeja sebuah perjalanan tentang kehidupan, walau terkadang sebuah kekuasaan tak sesuai dengan harapan, tetapi tak sedikit manusia mengejar kekuasaan sebagai jalan menuju tentang sebuah makna kepastian hidup.

Eksistensi sebuah kekuasaan sudah melebur dalam setiap dada nafsu angkara murka disaat seseorang mencari jalan kemenangan. Bahkan tak memperdulikan tentang sebuah Nilai-nilai agama terus mereka terjang, tentu dengan tujuan atas nama kekuasaan yang menjadi sebuah akhir perjuangan.

Manusia tak jarang mempunyai hasrat terpendam dalam mencari sebuah kekuasaan. Sehingga terkadang atas nama kekuasaan yang telah menghinggapi dalam watak manusia, mereka tak memperdulikan saudara seiman atau bukan, untuk terus mereka terjang dengan tujuan memuluskan sebuah jalan menuju singgasana kekuasaan.

Memang kekuasaan sudah menjadi raja kehidupan dalam benak seseorang yang tenggelam akan haus hasrat berkuasa. Sehingga seorang insan manusia sebagian ada yang mempunyai hasrat berkuasa begitu keras, untuk mendapatkan sebuah singgasana kekuasaan. Karena kekuasaan sudah menjadi hasrat paling indah dalam benak insan yang terlena atas nama kenikmatan sesaat.

Kekuasaan dialam semesta sudah tidak menjadi barang baru dalam kehidupan bagi hasrat nafsu manusia, untuk mencapai kekuasaan sejati. Sehingga untuk mendapatkan kekuasaan dengan segala cara akan ditempuh, walau berat dan begitu besar halangan dalam mencapai sebuah singgasana kekuasaan.

Manusia dalam menggapai kekuasaan sudah semestinya tidak melalaikan sebuah Nilai-nilai agama. Karena agama sudah mengajarkan tentang suri tauladan dalam menjalankan sebuah pekerjaan dengan amanah dan jujur disetiap detak perjalanan hidup, agar manusia terarah dalam menggapai sebuah kekuasaan secara tepat dalam melakukan sebuah kinerja tentang tata cara kehidupan.

Melalaikan agama dalam menjalankan sebuah roda kekuasaan, tentu sebuah realita yang harus dihindarkan, apabila menginginkan sebuah kebenaran secara haqiqi dalam hidup, untuk mencapai kemaslahatan secara universal dalam perjalanan hidup manusia.

Kekuasaan merupakan sebuah amanah besar yang harus diemban bagi para pemegang tampuk roda pemerintahan, agar dalam menggapai sebuah kebijakan dapat menemukan titik kebenaran.

Nah! berangkat dari sinilah sudah seharusnya para pemegang kekuasaan memberikan sebuah amanah tentang keadilan dan kesejahteraan dalam memberikan sebuah pembelajaran tentang makna kekuasaan sejati dalam naungan sang maha pencipta segala.

Penguasa melalaikan ajaran agama, berarti sebuah kekuasaan dengan nilai semu belaka. Karena yang ada hanya sebatas mencari pembenaran diri, tanpa melihat kebenaran sesungguhnya dalam kehidupan.

Belajar agama dengan cara mengamalkan ditengah-tengah masyarakat secara luas, untuk mencapai sebuah jalan kehidupan secara damai dan sesuai dengan Nilai-nilai ajaran agama secara tepat.

Berangkat dari tulisan diatas sudah semestinya, agama diletakkan dalam dada setiap para insan yang memegang tampuk kekuasaan, agar dapat mencapai kemaslahatan secara utuh ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Dan semoga Allah SWT memberi sebuah jalan terbaik buat kita semua, Amiin.........

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)..........
...

Thursday, 12 July 2012

Membongkar Lembaga Kementerian Agama



Sungguh ironis nasib negeri Indonesia yang sering dirundung duka lara, akibat dari berbagai tindak kecerobohan sampai tindak korupsi yang tidak pernah mati. Sehingga mengakibatkan masyarakat Indonesia hidup dalam gemilang kemiskinan, padahal masyarakat Indonesia hidup dinegeri yang kaya raya dikawasan Asia Tenggara.

Lembaga kementerian agama merupakan gerbang akhir sebagai suri tauladan anak bangsa, tetapi fakta dilapangan sejumlah kecerobohan lembaga kementerian agama, mulai dari dugaan dalam menilep pengadaan Al-Qur'an, dan baru saja terbongkar kecerobahan setengah juta Al-Quran teronggok digudang. Berangkat dari dua peristiwa besar ini dapat dijadikan sebuah bukti. Bahwa lembaga kementerian agama masih jauh dari harapan khalayak umum sebagai lembaga bebas dari tindak penyimpangan, baik penyimpangan disengaja maupun tidak disengaja.

Keprihatinan anak bangsa saat melihat berbagai peristiwa kasus yang terjadi dinegeri Indonesia, hingga sampai detik ini terus berkelanjutan, dan belum mencapai titik temu dalam menghilangkan budaya penyimpangan dalam menilep uang negara. Bahkan kian hari semakin mewabah dalam kehidupan denyut nadi sebuah bangsa.

Keberadaan KPK sangat diharapkan sebagai pencari solusi dalam menjerat oknum sang penilep uang negara, tetapi kinerja KPK sampai detik ini masih jauh dari harapan masyarakat sebagai pintu gerang menghilangkan budaya menilep uang negara. Karena fakta dilapangan masih banyak kasus yang sampai detik ini belum terselesaikan dengan tuntas.

Berangkat dari tulisan diatas, ternyata menimbulkan sebuah pertanyaan sederhana, mampukah KPK bekerja optimal dalam memberantas budaya korupsi dan menindak para pelaku penilep uang negara dengan tepat? Inilah pertanyaan sederhana, untuk ditujukan kepada lembaga KPK sebagai pintu gerbang dalam memberantas sebuah penyimpangan yang dilakukan para petinggi dinegeri Indonesia.

Sangat ironis sekali disaat melihat lembaga kementerian agama sebagai pintu terakhir dalam menjaga moral bangsa, tetapi realita dilapangan dalam tubuh lembaga kementerian agama terdapat sebuah kasus besar, dan membuat gempar anak bangsa tentang dugaan penilepan uang negara dalam pengadaan Al-Qur'an. Bahkan baru saja ada dugaan penyimpangan setengah juta Al-Quran teronggok digudang.

Dua dugaan penyimpangan dalam tubuh lembaga kementerian agama yang saat ini masih dalam pengusutan dapat dijadikan sebuah cermin akhir. Bahwa bangsa Indonesia dalam keadaan degradasi moral yang sangat memprihatinkan sebagai bangsa terbesar dikawasan ASEAN. Inilah tantangan berat sebuah bangsa dalam menghilangkan sebuah budaya menilep uang negara.

Lembaga kementerian agama sebagai penanggung jawab penuh dalam kasus penyimpangan pengadaan Al-Qur'an, ternyata membuat telinga anak bangsa memerah, bagaimana tidak? Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam mereka berani mempermainkan dalam mencari keuntungan pribadi, apalagi proyek selain pengadaan Al-Qur'an, tentu mereka lebih berani lagi dalam bermain dilembah hitam yang penuh dengan syahwat rupiah saat melihat proyek tersebut.

Keberadaan lembaga kementerian agama sebagai pintu gerbang akhir dalam membangun sebuah bangunan moral, telah mengalami destruktif yang sungguh luar biasa. apabila dugaan kasus pengadaan Al-Qur'an memang Benar-benar terjadi. Maka tidak ada kata lain, selain merekonstruksi ulang dalam tubuh lembaga kementerian agama saat ini, agar Indonesia kedepan mampu menjadi bangsa dan negara yang lebih beradab dan bermartabat. Semoga Allah mengampuni Dosa-dosa kita semua, Amiin..........

Salam dari kami Jejaring sosial kiber (www.kitaberbagi.com)...........