Dalam kebutaan kematian kita semua jatuh
Tak ada yang tua maupun muda terlepas dari panggilannya
Bahkan bayi yang paling kecil pun harus menjawab
Untuk tidur abadi, penari yang hening
Tubuh kita kembali ke dekapan bumi
Bercampur dengan tanah, menjadi anugerah cacing
Yang dahulu ada, kini pergi dan hilang
Di genggaman kematian, nyawa terakhir
Tapi jiwa, kemana ia pergi
Ke dalam pelukan Ilahi, atau menuju nestapa neraka
Apakah itu teman atau musuh yang menanti
Saat jiwa mendekati gerbang mutiara kematian
Tamak dan bangga ditinggalkan
Tenggelam oleh bumi, tak ada lagi yang ditemukan
Jutaan Malaikat berdoa dan memanggil
"Datanglah, wahai jiwa, kepada kami semua"
Aku adalah teman, aku adalah panduan
Melalui segala kesulitanmu, aku akan selalu ada di sisimu
Manusia, Malaikat, Iblis - aku bukan siapa-siapa
Aku adalah batu, yang tegar
Di dalam diriku terletak jalan menuju dirimu yang sejati
Jangan mengikuti Setan, ataupun peri surgawi
Karena aku adalah dunia di dalam jiwamu
Ranah manusia, di mana kamu menjadi utuh
Jadi biarkanlah semangatmu menjadi jujur dan bebas
Di ranah keabadian
Menuju panggilan kematian
0 comments:
Post a Comment