Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.
Biografi
Ia lahir di Schloss Waldstein, Peggau, Austria-Hungaria pada 24 Juni 1883. tahun. Ayahnya adalah seorang penjaga hutan. Tapi Hess dapat mengikuti kuliah di Universitas Graz dan Wina sampai mendapat gelar doktor pada tahun 1906 pada umur 23 tahun. Kemudian ia mengadakan riset di bidang radio aktivitas dan listrik di atmosfer.
Pendidikan dan karir
Dia menghadiri sekolah menengah di Graz Gymnasium 1893-1901. Dari 1901-1905 Hess adalah seorang mahasiswa sarjana di University of Graz, dan melanjutkan studi pascasarjana di bidang fisika sampai ia menerima gelar PhD di sana pada tahun 1910. Dia bekerja sebagai Asisten bawah Stefan Meyer di Institut Radium Penelitian, Wina Academy of Sciences, dari 1910-1920.
Pada tahun 1920 ia menikah Marie Bertha Warner Breisky.
Hess mengambil cuti pada tahun 1921 dan melakukan perjalanan ke Amerika Serikat, bekerja di AS Radium Corporation, di New Jersey, dan sebagai Consulting fisika untuk US Bureau of Mines, di Washington DC . Pada tahun 1923, ia kembali ke Universitas Graz, dan diangkat sebagai Profesor Fisika Eksperimental Biasa pada tahun 1925. University of Innsbruck mengangkatnya menjadi Profesor, dan Direktur Institute of Radiology, pada tahun 1931.
Hess pindah ke Amerika Serikat dengan istrinya (Yahudi) pada tahun 1938, untuk menghindari penganiayaan Nazi. Pada tahun yang sama Fordham University mengangkatnya menjadi Profesor Fisika, ia kemudian menjadi warga naturalisasi negara Amerika Serikat pada tahun 1944. Pada tahun 1955 Istrinya meninggal karena kanker. Pada tahun yang sama ia menikahi Elizabeth M. Hoenke, wanita yang menyusui Berta di akhir hidupnya.
Pada tahun 1946 ia menulis sebuah topik tentang hubungan antara sains dan agama dalam artikelnya "My Faith", di mana ia menjelaskan mengapa ia percaya pada Tuhan.Ia pensiun dari Fordham University pada tahun 1958 dan ia meninggal pada tanggal 17 Desember 1964 di Mount Vernon, New York karena penyakit Parkinson.
Penelitian tentang radio aktivitas
Pada akhir tahun 1800-an, untuk mempelajari radio aktivitas, para ahli fisika menggunakan elektroskop. Elektroskop adalah alat untuk menyelidiki apakah sebuah benda bermuatan listrik atau tidak. Alat itu juga dipakai untuk mengetahui sejumlah radiasi. Bila terdapat radio aktivitas, elektroskop selalu kehilangan muatan listriknya. Maka para ahli fisika lalu melindungi elektroskop agar tidak kehilangan muatan listriknya. Tapi berapa rapat dan tebalnya pelindung itu, elektroskop lambat laun juga kehilangan muatannya. Mula-mula para ahli fisika menyimpulkan bahwa di permukaan tanah terdapat radio aktivitas. Jadi makin tinggi dari tanah makin sedikit radiasinya.
Penemuan Sinar Kosmik
Pada tahun 1911-1912 Hess naik balon sampai 10 kali mencapai ketinggian 5.000 meter. Ia membawa elektroskop dan perlengkapan lainnya. Ia yakin bahwa makin tinggi dari tanah elektroskop makin lambat kehilangan muatan. Tapi apa yang terjadi? Ia terkejut sekali ketika mengetahui bahwa dugaannya meleset sama sekali. Makin tinggi balon naik ke atmosfer, makin cepat elektroskop kehilangan muatan. Mula-mula ia mengira hal ini disebabkan oleh radiasi (sinar) matahari. Maka ia naik balon pada malam hari. Hasilnya sama saja. Maka ia berkesimpulan bahwa ada partikel yang jatuh ke bumi yang berasal dari luar angkasa. Partikel-partikel itulah yang menyebabkan elektroskop kehilangan muatan listriknya. Robert A. Millikan, ahli fisika Amerika Serikat, membenarkan pendapat Hess. Ia menamakan hujan partikel itu sinar kosmik. Tapi baik Hess maupun Millikan belum tahu apa sebenarnya sinar kosmik itu.
Setelah Hess menemukan sinar kosmik, para ahli fisika mulai sibuk mempelajari sinar tersebut, antara lain Carl David Anderson, ahli fisika Amerika Serikat, dan Cecil F.Powell, ahli fisika Inggris. Pada tahun 1930 Anderson mempelajari sinar gamma dan sinar kosmik. Dua tahun kemudian (1932) ia berhasil menemukan positron atau antielektron. Karena penemuannya ini ia mendapat Hadiah Nobel untuk fisika (1936). Tapi sinar kosmik masih tetap merupakan teka-teki. Maka Powell pada tahun 1939 mengirimkan pelat-pelat foto yang dilumasi emulsi yang sangat peka ke atmosfer dengan balon. Ia seolah-olah memotret sinar kosmik. Setelah menganalisis hasil pemotretannya pada tahun 1947 ia menemukan meson dalam sinar kosmik. Zaman sekarang banyak orang sudah tahu bahwa sinar kosmik terdiri dari proton, netron, elektron, positron, foton, dan meson.
Prestasi dan penghargaan
- Lieben Prize (1919)
- Abbe Memorial Prize
- Abbe Medal dari Carl Zeiss Institute , Jena (1932)
- Penghargaan Nobel dalam Fisika (1936)
- Dekorasi Austria Sains dan Seni (1959)
- Sebuah kawah bulan dinamai dengan nama "Hess"
Refernsi:
- http://en.wikipedia.org/wiki/Victor_Francis_Hess
- http://www.britannica.com/EBchecked/topic/264120/Victor-Francis-Hess
- http://www.nobelprize.org/nobel_prizes/physics/laureates/1936/hess-bio.html
Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
0 comments:
Post a Comment