Nabi Muhammad adalah seorang pemuda dari latar belakang sederhana, namun ketika ia melamar Siti Khadijah, salah satu pedagang terkaya masa lampau, ia tidak ragu untuk memberikan mahar seratus unta, yang sangat besar nilainya pada saat itu. Mengingat kekayaan Nabi Muhammad, yang tidak sebesar Siti Khadijah, mahar seratus unta ini sungguh luar biasa.
Seratus unta, jika dilihat dari segi nilai saat ini, sebenarnya memiliki nilai yang tinggi. Bahkan, jika dikonversi ke mata uang saat ini, seratus unta akan bernilai sekitar 2 miliar rupiah, mengingat harga unta rata-rata saat ini sekitar 20 juta per unta. Mahar yang diberikan oleh Nabi Muhammad begitu penting di masa lampau dan bahkan hingga saat ini, terutama ketika melihat latar belakang sederhananya.
Banyak orang mengira bahwa mahar yang diberikan oleh Nabi Muhammad kepada Siti Khadijah kecil, namun asumsi itu keliru. Jadi, mengapa Nabi Muhammad memberikan mahar sebesar itu kepada Siti Khadijah? Karena Nabi Muhammad sangat menghormati wanita, terutama istri tercintanya, Siti Khadijah. Oleh karena itu, kekayaan bukanlah faktor penentu, dibandingkan dengan nilai istri tercintanya. Ini mengajarkan kepada kita sebuah pelajaran berharga dan kebijaksanaan dari kisah besar Nabi Muhammad saat melamar wanita yang dicintainya.
Dari kisah di atas, kita diingatkan untuk memikirkan dan merenungkan bahwa seorang istri memiliki nilai istimewa yang tidak dapat diukur semata-mata dengan kepemilikan materi. Oleh karena itu, memberikan mahar seratus unta kepada istri merupakan cara untuk menghormatinya. Kisah ini dari Nabi Muhammad menjadi pelajaran bagi seluruh umat manusia, menekankan pentingnya menilai dan menghormati wanita, terutama istri yang akan menemani kita sepanjang hidup.
0 comments:
Post a Comment