Monday, 26 October 2015

Teks Naratif (Pengertian, Tujuan, Struktur, Contoh)

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog . Senang sekali rasanya kali ini dapat kami bagikan artikel tentang Teks Naratif (Pengertian, Tujuan, Struktur Generik dan Contohnya)

Teks Naratif


Pengertian Teks Naratif :

Naratif berasal dari kata narasi yang memiliki makna pengisahan suatu cerita atau kejadian. Teks Naratif adalah rangkaian kalimat yang bersifat narasi atau bersifat menguraikan (menjelaskan dsb, dalam makna lain naratif di katakan sebagai prosa yang subjeknya merupakan suatu rangkaian kejadian.

Tujuan Teks Naratif :

Untuk memikat atau menghibur pembaca/pendengar melalui cerita.

Struktur Generik Teks Naratif :
  1. Orientasi
  2. Komplikasi
  3. Klimaks
  4. Resolusi
  5. Reorientasi
  6. Koda/Amanat (Boleh tersurat boleh tidak)
Fitur Bahasa yang Dominan:
  1. Penggunaan kalimat pembuka “dahulu kala,” “suatu hari”
  2. mungkinkan adanya kata-kata bersanjak serta arkais
  3. Kata kerja aksi
  4. Teratur dalam hal kronologisnya.


CINDERELA

Jaman dahulu kala, hiduplah seorang gadis muda bernama Cinderella. Ia tinggal bersama dengan ibu tiri serta dua orang saudari tirinya.

Ibu tiri dan dua saudari tiri Cinderela memiliki sifat mudah marah. Mereka memperlakukan Cinderela dengan buruk. Ibu tiri Cinderela suka memerintah Cinderela melakukan pekerjaan rumah yang tersulit seperti menyikat lantai, membersihkan tempayan dan dandang, serta mempersiapkan masakan untuk keluarga. Berbeda dengan Cinderela, dua saudari tiri Cinderela tidak melakukan apa-apa. Mereka hanya sibuk bersantai sepanjang hari. Ibu tiri merekapun memberikan pakaian yang bagus-bagus buat mereka.

Suatu hari, dua saudari tiri Cinderela mendapat sebuah undangan pesta dari istana kerajaan. Pada undangan tersebut juga dijelaskan bahwa pangeran kerajaan akan mengajak dansa wanita yang disukainya yang hadir pada pesta tersebut. Mendengar berita ini, dua saudari tiri Cinderela merasa senang dan berdebar-debar. Mereka kemudian sibuk menghabiskan waktu memilih-milih baju mana yang akan mereka kenakan. Mereka berharap dapat menjadi wanita yang beruntung yang diajak dansa oleh sang pangeran. Saat berangkat ke pestapun tiba. Ibu tiri dan saudari tiri Cinderela berangkat ke istana serta meninggalkan Cinderela sendirian dirumah. Tanpa dapat dibendung, air mata Cinderelapun tumpah. Iapun menangis sedih.

 "Mengapa engkau menangis, Cinderela?” sebuah suara lembut bertanya. Dengan terkejut Cinderela mendongakkan wajahnya yang semula tertunduk dan melihat sesosok ibu peri berdiri di sampingnya. Dengan gugup ia berkata “karena saya ingin ke pesta, tapi saya ditinggal sendiri di sini.” “Hmm, guman ibu peri. Meskipun kamu diberi pekerjaan yang berat oleh ibumu, kamu selalu melakukannya dengan gembira. Kamu juga tidak pernah mengeluh dan selalu lapang dada. Oleh karena itu, saya juga ingin melihat kamu dapat pergi ke pesta.”

Dengan ajaib, ibu peri merubah labu yang tumbuh di belakang rumah menjadi kereta. Ia juga merubah beberapa tikus yang berlarian menjadi kuda penarik kereta beserta seorang sais kereta. Ibu peri menepuk baju lusuh Cinderela dengan tanganya dan baju lusuh itupun berubah menjadi gaun yang sangat indah. Ia juga memberi Cinderella sepatu kaca yang sangat cantik. “Sekarang saatnya kamu pergi, Cinderela.” Ibu peri berkata. “Namun ingat, kamu harus pulang sebelum tengah malam atau kamu akan kembali seperti semula.” Dengan gembira, Cinderela berangkat ke pesta.

Malam itu benar-benar menjadi malam yang menakjubkan bagi Cinderela. Pangeran mengajaknya berdansa. Ia berdansa lagi-dan lagi dengan sang pangeran. Tiba-tiba, jam dinding di istana berdentang dua belas kali. Cinderellapun teringat pesan ibu peri dan segera berlari ke luar istana, secepat yang ia mampu. Dalam ketergesa-gesaannya, salah satu sepatu kacanya tertinggal.

Beberapa hari kemudian, pangeran kerajaan mengumumkan bahwa ia akan menikahi gadis yang kakinya cocok dengan ukuran sepatu kaca. Saudari tirinya yang pertama mencobanya, tapi kakinya terlalu besar untuk sepatu itu. Meskipun ia berusaha dengan keras memaksakan kakinya masuk, tapi tetap saja sepatu itu tidak muat. Demikian juga saudarinya yang kedua. Ketika ia mencoba sepatu kaca tersebut, kakinya terlalu kecil. Iapun gagal diboyong ke istana. Ketika giliran Cinderela tiba, sepatu itu pas dengan kakinya.

Akhirnya, Cinderelapun diboyong ke istana. Sang pangeran merasa sangat bahagia melihat Cinderella lagi. Mereka kemudian menikah dan hidup bahagia.

Demikian artikel tentang Teks Naratif (Pengertian, Tujuan, Struktur Generik dan Contohnya). Semoga bermanfaat.

Sumber https://www.artikelmateri.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

0 comments:

Post a Comment