Wednesday, 21 August 2024

Dzikir Sunyi

 


Malam sunyi

Aku duduk di atas sajadah

Sembari dzikir pada Ilahi

Kuterpaku pada keadaan yang hilang akal

Saat diri begitu banyak khilaf

Kucoba ulang kembali keadaanku

Kini rasa kesedihan selalu menghampiri

Karena engkau sudah tak disisi

 

Bunda

Malam yang gelap gulita

Aku menyebut namamu

Begitu rindu jiwaku

Meraung-raung dalam kesepian

 

Bunda

Hari minggu jam enam pagi

Engkau meninggalkan semesta

Menuju alam yang beda

Kurindu akan senyum kecilmu

Sungguh engkau permata jiwaku

Tempatku mengadu kesedihan

Engkau pelindungku

Penuh dengan keikhlasan dan penuh dengan kasih sayang

Engkau berikan kepadaku tanpa persyaratan

 

Dzikir sunyi

Mengingat Bunda tercinta

Sudah tiada, terasa hati sepi

Namun keikhlasan harus terpatri

Kuabadikan dalam puisi

Tentang Bunda di dalam dzikir yang sunyi

 

Dzikir sunyi

Malam yang gelap gulita

Rembulan dan bintang tak nampak di angkasa

Aku masih di atas sajadah

Sembari mengagungkan nama Ilahi

Kuberdo’a kepada sang maha pemilik hati

Supaya Bundaku tercinta

Selalu dalam lindunganNya

 

Dzikir sunyi

Tak terasa air mata mengalir dari celah-celah hati

Selaksa air sungai yang mengalir tanpa henti

Dari hulu ke hilir yang penuh arti

Sungguh kehilangan Bunda

Membuat hatiku sepi

Namun terus aku mencoba menguatkan sebuah jiwa atma

Karena keikhlasan bahasa terindah

Sebagai kata dan aksara yang penuh dengan ketulusan

Saat di tinggal orang yang sangat di cintai

 

Bunda

Semoga engkau dalam surgaNya

Do’aku dari hati yang paling dalam

Bersama dzikir sunyi

Menjemput pagi

Amin........


0 comments:

Post a Comment