Sunday, 3 April 2016

Contoh Majas Antitesis serta Penjelasannya

Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

Guruberbahasa.com-Majas Antitesis dalam NOVEL SANG PEMIMPI

Antitesis adalah sebuah gaya bahasa yang mengandung gagasan- gagasan yang bertentangan dengan mempergunakan kata-kata atau kelompok kata yang berlawanan. Hasil analisis dalam novel Sang Pemimpi terdapat  gaya bahasa antitesis, yaitu sebagai berikut. 

1) Dada Pak Mustar turun naik menahan marah tapi Pak Balia terlanjur  jengkel (SP, 9). Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa antitesis karena mengandung gagasan yang bertentangan denga menggunakan kata-kata yang berlawanan yaitu “naik turun”.  

2) Mereka yang kuat tenaga dan kuat nyalinya siang malam mencedok pasir gelas untuk mengisi tongkang,...(SP, 68). Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa antitesis karena mengandung gagasan yang bertentangan denga menggunakan kata-kata yang berlawanan yaitu “siang malam”.  

3) Makhluk berkaki empat yang pandai tersenyum itu adalah jiwa raganya (SP, 166). Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa antitesis karena mengandung gagasan yang bertentangan denga menggunakan katakata yang berlawanan yaitu “jiwa raga”.  

4) Terbukti banyak sekali wanita cantik sehat walafiat jiwa raganya, rela diusir keluarganya gara-gara jatuh cinta setengah mati pada pemain gitar (SP, 198). Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa antitesis karena mengandung gagasan yang bertentangan denga menggunakan katakata yang berlawanan yaitu “jiwa raga”.  

5) Tapi pembicaraan sederhana berdasarkan pengalaman pahit manis seseorang justru memberi member petunjuk praktis manual kehidupan (SP, 199). Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa antitesis karena mengandung gagasan yang bertentangan denga menggunakan kata-kata yang berlawanan yaitu “pahit manis”.  

6) Keringat Arai bercucuran, dadanya turun naik (SP, 203). Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa antitesis karena mengandung gagasan yang bertentangan denga menggunakan kata-kata yang berlawanan yaitu “turun naik”.  

7) Hujan sore tadi tapi sekarang langit cerah, purnama timbul tenggelam di antara gumpalan-gumpalan awan (SP, 203). Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa antitesis karena mengandung gagasan yang bertentangan denga menggunakan kata-kata yang berlawanan yaitu “timbul tenggelam”.  

8) Dan butir-butir lampu kecil yang merambat-rambat ke sana kemari, naik turun berputar-putar sampai keluar…(SP, 230). Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa antitesis karena mengandung gagasan yang bertentangan denga menggunakan kata-kata yang berlawanan yaitu “naik turun”. 


 9) Ketika melihatku tadiia sedang tertawa-tawa dengan temannya, pria dan wanita, yang semua hal dalam diri mereka menunjukkan kemasakinian…(SP, 246). Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa antitesis karena mengandung gagasan yang bertentangan denga menggunakan kata-kata yang berlawanan yaitu “pria dan wanita”.  

10) …, dan penghargaan ilmiah dari dalam dan luar negeri (SP, 251). Kalimat di atas dikategorikan sebagai gaya bahasa antitesis karena mengandung gagasan yang bertentangan denga menggunakan kata-kata yang berlawanan yaitu “dalam dan luar”.

Sumber http://www.guruberbahasa.com/

Selain sebagai media informasi pendidikan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

0 comments:

Post a Comment