Di atas papan catur yang megah,
Dua perdana menteri berdiri tegar,
Satu berambut putih, bijak dan sabar,
Yang lain muda, berapi, penuh semangat yang liar.
Langkah demi langkah, mereka bertarung,
Satu maju, satu mundur, tak ada yang bungur,
Pion-pion berbaris, siap berkorban,
Di medan perang, tak ada tempat untuk ragu dan keluhan.
Menteri putih melangkah dengan hati-hati,
Menghitung setiap langkah, tak ingin terjatuh dalam jebakan yang mati,
Sementara menteri hitam, penuh strategi,
Menyerang dengan cepat, bagai kilat menyambar bumi.
Ratu berputar, melindungi jantung,
Benteng menjaganya, sebuah tembok yang tanggung,
Kuda melompati, menciptakan kekacauan,
Sementara gajah merangsek, menembus pertahanan.
Di tengah pertarungan, terbayang masa depan,
Siapa yang akan menang, siapa yang akan terbenam,
Sebuah catur, penuh taktik dan rencana,
Perdana menteri, dalam dunia yang penuh drama.
Akhirnya, sebuah langkah, sebuah keputusan,
Salah satu jatuh, mengakui kenyataan,
Di papan catur, permainan tak berujung,
Namun semangat perdana menteri akan selalu berlanjut.
0 comments:
Post a Comment