Di bawah sinar rembulan purnama,
Putri Kyai berdiri di tepi hening,
Terbayang wajah ayah, penuh cinta,
Namun, hatinya kini merindu yang hilang.
Luka di jiwa, tak berujung,
Dalam sunyi, ia menangis sendirian,
Menggenggam harapan yang perlahan pudar,
Seperti embun pagi, yang perlahan menghilang.
Kyai, sosok bijak yang melindungi,
Menjadi panutan, cahaya dalam gelap,
Namun, kini ia terbaring tak berdaya,
Putri Kyai merasakan dunia yang kelam.
Di balik jendela, angin berbisik,
Menggugah kenangan yang takkan kembali,
Setiap langkahnya, penuh resah dan getir,
Mencari arti di balik sebuah kehilangan.
Oh, betapa hati ini merindu,
Pada kasih sayang yang tak terucap,
Dalam sepi, ia berdoa, berharap,
Agar luka ini kelak akan sembuh.
Putri Kyai, kau kuat dan tegar,
Meski dunia tak selalu ramah,
Hiduplah dalam cahaya harapan,
Karena setiap luka, pasti ada hikmah.
0 comments:
Post a Comment