Monday, 4 November 2024

Cerita Horor: Kemacetan di Tengah Kota



Di tengah kota yang sibuk, kemacetan menjadi pemandangan sehari-hari. Suara klakson mobil, deru mesin, dan teriakan pengendara berkumpul menjadi satu, menciptakan simfoni yang menegangkan. Namun, pada suatu malam yang gelap, kemacetan ini membawa sesuatu yang lebih menakutkan.


Sari, seorang wanita muda, terjebak dalam kemacetan saat pulang kerja. Dia merasa lelah setelah seharian bekerja dan berharap bisa segera sampai di rumah. Saat mobilnya berhenti di tengah jalan, dia melihat ke luar jendela. Pemandangan yang biasa saja tiba-tiba terasa aneh; ada sesuatu yang tidak beres di sekitar.


Dari kejauhan, Sari melihat sosok seorang pria berdiri di pinggir jalan, dikelilingi oleh kegelapan malam. Pria itu tampak mengawasi mobil-mobil yang terjebak, wajahnya tertutup bayangan. Meski ada banyak orang di sekitar, Sari merasa seolah-olah dia satu-satunya yang merasakan kehadiran sosok tersebut.


Kemacetan semakin parah, dan Sari mulai merasa cemas. Dia memutuskan untuk menghubungi temannya, tetapi sinyal teleponnya hilang. Dalam kekhawatirannya, dia melihat sosok pria itu semakin mendekat. Jantungnya berdegup kencang, dan dia menyalakan mesin mobil, berusaha untuk melanjutkan perjalanan.


Namun, saat dia berusaha melaju, mobilnya tiba-tiba mati. Dalam kepanikan, Sari melihat pria itu sudah berdiri tepat di samping mobilnya, menatapnya dengan mata yang kosong. Dengan cepat, dia mengunci pintu dan mencoba menenangkan dirinya. "Ini hanya kemacetan," pikirnya, "semua ini hanya ilusi."


Tetapi pria itu mulai mengetuk kaca jendela. Suara ketukan itu lembut pada awalnya, tetapi semakin keras dan mendesak. Sari merasa terjebak dalam ketakutan. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Semua mobil di sekitarnya tidak bergerak, dan tidak ada yang memperhatikan apa yang terjadi.


Dengan keberanian yang tersisa, Sari berteriak meminta tolong. Namun, suara keramaian di luar menghalangi teriakan itu. Pria itu tersenyum, tetapi senyumnya tidak terlihat ramah. "Buka pintunya," katanya dengan suara rendah dan menakutkan. "Aku hanya ingin berbicara."


Sari tidak menjawab dan berusaha untuk tetap tenang. Dia berdoa agar kemacetan segera terurai. Tiba-tiba, dia melihat lampu mobil polisi mendekat. Harapan muncul di hatinya. Namun, saat mobil polisi itu lewat, pria itu hanya berdiri diam, seolah tidak terpengaruh oleh kehadiran polisi.


Dengan cepat, Sari memutar kunci mobil, berusaha menghidupkannya lagi. Akhirnya, mesin mobilnya menyala. Dalam sekejap, dia melajukan mobilnya maju, meninggalkan pria itu di belakang. Namun, saat dia melihat ke kaca spion, sosok pria itu sudah menghilang, seolah ditelan kegelapan malam.


Setibanya di rumah, Sari merasa lega, tetapi ketakutan masih menghantuinya. Dia tidak bisa melupakan wajah pria itu dan senyumnya yang menyeramkan. Dia tahu bahwa kemacetan itu bukan hanya masalah lalu lintas, tetapi juga sebuah peringatan bahwa tidak semua orang di tengah kota itu aman. Malam itu, kemacetan bukan hanya menghalangi jalannya pulang, tetapi juga membuka pintu menuju ketakutan yang tak terduga.

0 comments:

Post a Comment