Monday 4 November 2024

Cerita Horor: Pembunuhan Sembari Minum Kopi



Di sebuah kafe kecil yang terletak di sudut jalan yang sepi, seorang penulis bernama Arman sering menghabiskan waktunya. Kafe itu terkenal dengan kopi hitamnya yang kuat dan suasana yang tenang, cocok untuk menulis. Namun, malam itu, suasana terasa berbeda. Hujan turun deras di luar, menciptakan suara gemericik yang menambah ketegangan.


Arman duduk di pojok kafe, menatap kertas kosong di depannya. Dia merasa gelisah, seolah ada yang mengawasinya. Dia memutuskan untuk memesan secangkir kopi lagi, berharap bisa mengusir rasa cemasnya. Saat barista menyajikan kopi, tiba-tiba pintu kafe terbuka dengan keras. Seorang wanita muda, terlihat ketakutan, masuk dan langsung duduk di mejanya.


Tanpa basa-basi, wanita itu berbisik, "Tolong, saya sedang diburu." Arman terkejut, tetapi rasa ingin tahunya mengalahkan ketakutannya. Dia bertanya, "Siapa yang memburu Anda?" Wanita itu menjelaskan bahwa dia telah melihat sesuatu yang seharusnya tidak dilihatnya—sebuah pembunuhan yang terjadi di dekat kafe.


Sebelum Arman bisa merespons, lampu kafe mati mendadak, dan suasana menjadi gelap. Suara langkah kaki berat terdengar mendekat. Arman dan wanita itu saling berpandangan, ketakutan. Dalam kegelapan, mereka bisa merasakan kehadiran seseorang yang sangat dekat.


Ketika lampu kembali menyala, barista dan pelanggan lain tampak tidak menyadari ketegangan yang terjadi. Namun, wanita itu sudah menghilang, seolah ditelan kegelapan. Arman merasa ada yang tidak beres dan memilih untuk meninggalkan kafe. Saat dia keluar, dia melihat sebuah mobil hitam terparkir di seberang jalan. Di dalamnya, dia melihat sosok yang sama dari wanita itu, tampak terikat dan ketakutan.


Arman berlari, berusaha menghubungi polisi. Namun, saat dia kembali ke kafe keesokan harinya, semua orang di sana tampak biasa dan tidak ada yang mengingat wanita itu. Hanya ada secangkir kopi dingin di meja Arman, dan dia tahu bahwa malam itu akan selalu membekas dalam ingatannya—sebuah malam di mana kopi hangat dan teror bertemu dalam satu kisah horor yang tak terlupakan.

0 comments:

Post a Comment