Monday, 4 November 2024

Cerita Horor: Psikopat di Tengah Kota

 


Di sebuah kota yang selalu ramai, ada seorang pria bernama Danu yang dikenal sebagai sosok pendiam dan biasa-biasa saja. Ia bekerja sebagai pegawai kantoran dan tinggal di apartemen kecil. Namun, di balik wajahnya yang tenang, Danu menyimpan rahasia gelap yang belum pernah diketahui oleh siapa pun.


Setiap malam, setelah pulang kerja, Danu sering mengunjungi taman kota. Taman itu sepi dan gelap, hanya diterangi oleh lampu-lampu redup yang menyala di sepanjang jalan setapak. Di sanalah Danu menemukan ketenangan, tetapi juga tempat untuk melampiaskan hasrat gelapnya.


Suatu malam, saat Danu duduk di bangku taman, ia melihat seorang wanita muda sedang berjalan sendirian. Wanita itu tampak ceria, dengan earphone di telinga dan senyuman di wajahnya. Danu merasakan dorongan yang kuat untuk mendekatinya, tetapi ia juga tahu bahwa ia harus berhati-hati. Dia mulai mengikutinya dengan langkah yang pelan dan hati-hati, memastikan tidak ada yang mencurigai keberadaannya.


Ketika wanita itu berhenti di dekat kolam kecil, Danu merasa jantungnya berdegup kencang. Dia bisa melihat refleksi bulan di air, dan di dalam dirinya, sebuah suara berbisik, "Inilah saatnya." Dalam sekejap, Danu melangkah maju, tetapi wanita itu tiba-tiba berbalik dan melihatnya. Ada ketakutan di matanya, tetapi Danu merasa terpesona.


Danu mencoba berbicara, tetapi kata-katanya tersangkut di tenggorokannya. Wanita itu berusaha menjauh, tetapi Danu sudah terlalu dekat. Dalam sekejap, suasana yang tenang berubah menjadi kekacauan. Danu, yang biasanya pendiam, kehilangan kendali. Dalam pertarungan singkat, semua seolah terjadi dalam gerakan lambat—langkah-langkah yang tidak bisa diubah.


Setelah itu, Danu kembali ke apartemennya dengan perasaan campur aduk. Ada rasa puas, tetapi juga rasa takut. Dia tahu, apa yang telah dilakukannya adalah sebuah kesalahan besar, tetapi dalam pikirannya, itu adalah cara untuk mengambil kembali kendali atas hidupnya.


Hari-hari berlalu, dan Danu mulai merasakan dampak dari tindakannya. Setiap kali dia melihat berita tentang hilangnya wanita, rasa bersalah menyelimuti hatinya. Dia terus berusaha menjalani hidup normal, tetapi bayangan dari malam itu selalu menghantuinya. Suara bisikan dalam dirinya semakin keras, mendorongnya untuk mengulanginya lagi.


Akhirnya, Danu tidak bisa menahan diri. Dia kembali ke taman, mencari mangsa baru. Namun, kali ini, dia tidak hanya mengincar wanita. Dia mulai merencanakan sesuatu yang lebih besar—sebuah permainan yang lebih berbahaya. Danu menjadi lebih cermat dan licik, menyusun rencana yang sempurna.


Tetapi, seperti pepatah mengatakan, "Setiap tindakan ada konsekuensinya." Suatu malam, saat Danu sedang merencanakan tindakannya, sirene polisi menggaung di kejauhan. Dia tahu bahwa waktu telah habis. Kota yang selama ini memberinya kebebasan kini menjadi penjara baginya. Dengan ketakutan yang menggerogoti, Danu menyadari bahwa dia tidak bisa melarikan diri dari masa lalu—psikopat di tengah kota yang akhirnya terjebak dalam jaringnya sendiri.

0 comments:

Post a Comment