Di sebuah desa kecil yang dikelilingi oleh hutan lebat, terdapat sebuah jembatan tua yang dikenal dengan sebutan Jembatan Tua. Jembatan ini sudah ada selama lebih dari seratus tahun, dan banyak penduduk desa percaya bahwa jembatan itu menyimpan rahasia kelam.
Konon, jembatan itu dibangun oleh seorang tukang kayu bernama Pak Joko, yang memiliki seorang putri cantik bernama Sari. Sari sering terlihat bermain di sekitar jembatan, dan banyak anak-anak desa yang mengikutinya. Namun, suatu malam, Sari tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Penduduk desa mencari ke mana-mana, tetapi Sari tidak pernah ditemukan. Beberapa waktu kemudian, rumor mulai menyebar bahwa arwah Sari menghantui jembatan tersebut, mencari keadilan atas nasibnya.
Waktu berlalu, dan jembatan itu menjadi tempat yang dihindari oleh penduduk desa, terutama pada malam hari. Namun, sekelompok remaja yang penasaran memutuskan untuk mengunjungi jembatan tersebut, ingin membuktikan bahwa semua itu hanyalah mitos. Mereka membawa senter dan makanan, bertekad untuk menghabiskan malam di sana.
Saat malam tiba, suasana di sekitar jembatan terasa mencekam. Suara angin berdesir dan dedaunan bergetar, membuat bulu kuduk mereka merinding. Di tengah kegelapan, mereka mulai bercerita tentang Sari dan apa yang mungkin terjadi padanya. Salah satu dari mereka, Rina, mengusulkan agar mereka melakukan permainan "siapa yang berani" dengan berdiri di tengah jembatan dan meneriakkan nama Sari.
Dengan keberanian yang dipaksakan, Rina berdiri di tengah jembatan dan memanggil nama Sari. Tiba-tiba, udara menjadi dingin, dan mereka mendengar suara lembut seorang gadis yang memanggil dari jauh, "Tolong… bantu aku..." Suara itu semakin mendekat dan jembatan bergetar hebat.
Remaja-remaja itu panik dan berlari, tetapi Rina tetap berdiri, terpesona oleh suara itu. Dia merasa seolah ada sesuatu yang menariknya. Dalam keadaan bingung, dia melihat sosok seorang gadis berpakaian putih berdiri di ujung jembatan, menatapnya dengan tatapan penuh harap.
"Siapa kamu?" tanya Rina, suaranya bergetar.
"Saya Sari," jawab sosok itu. "Aku terjebak di sini. Tolong, bantu aku menemukan kedamaian."
Rina, tergerak oleh wajah sedih Sari, berusaha mendekat. Namun, saat dia melangkah, jembatan mulai bergetar lebih keras, dan dia merasakan ada sesuatu yang menahan kakinya. "Apa yang harus aku lakukan?" tanyanya panik.
"Temukan ayahku, Pak Joko. Dia tahu di mana aku bersembunyi," kata Sari sebelum sosoknya menghilang dalam kabut.
Malam itu, Rina dan teman-temannya pulang dengan ketakutan yang mendalam. Mereka tahu bahwa mereka harus menemukan Pak Joko, yang kini sudah tua dan tinggal sendirian di pinggiran desa. Setelah mencari, mereka akhirnya menemukan rumahnya dan menceritakan apa yang terjadi di jembatan.
Pak Joko terkejut dan terlihat sangat sedih. "Aku sudah lama menyesali apa yang terjadi," katanya. "Setelah Sari menghilang, aku merasa bersalah. Aku harus membangun jembatan itu untuk mencarinya, tetapi aku tidak pernah menemukan dia."
Bersama-sama, mereka pergi ke jembatan dan melakukan ritual sederhana untuk mengenang Sari. Setelah itu, mereka merasakan ketenangan yang aneh, seolah ada sesuatu yang terlepas dari jembatan itu. Sejak malam itu, jembatan tidak lagi terasa angker, dan orang-orang mulai kembali mengunjunginya, menghormati kenangan Sari dan rahasia yang terpendam di dalamnya.
0 comments:
Post a Comment