Sunday, 20 October 2024

Puisi Penyair Berdarah

 



Dalam bait-bait sunyi yang terukir,

Tercurah rasa, tak terucap kata.

Jiwa penyair, bergetar merindu,

Mengalirkan tinta dari luka yang tak terlihat.


Di bawah sinar rembulan, ia menulis,

Menggenggam kisah-kisah pilu dan harapan.

Setiap goresan, adalah napas kehidupan,

Menghadirkan cinta yang terpendam, penuh rasa.


Dari setiap bait, terlahir makna,

Menggugah hati, membangkitkan jiwa.

Penyair berdarah, puitis dalam derita,

Merajut keindahan dari kepedihan yang ada.


Dalam kesunyian, ia berteriak,

Menyuarakan rindu yang tak terbalas.

Namun, di balik air mata yang mengalir,

Ada kekuatan, ada cinta yang abadi.


Puisi ini, adalah suara hati,

Mengalun lembut, meski penuh luka.

Penyair berdarah, takkan pernah mati,

Karena setiap kata adalah jiwanya yang hidup selamanya.

0 comments:

Post a Comment