Di tengah malam yang kelam membara,
Kota terjaga dalam deru suara,
Api mengamuk, asap membubung tinggi,
Perang berkecamuk, tak ada lagi seni.
Dinding-dinding tua, saksi bisu sejarah,
Kini retak, hancur dalam derita,
Jeritan pilu mengisi udara,
Manusia berlari, mencari harapan yang sirna.
Kota yang dulunya bersinar ceria,
Kini menjadi lautan luka dan duka,
Anak-anak kecil, mata penuh ketakutan,
Bermain di antara reruntuhan, tanpa harapan.
Di sudut jalan, hati bergetar,
Mengapa semua ini harus terjadi,
Perang merenggut, cita-cita yang pudar,
Meninggalkan jejak, darah dan air mata.
Namun di tengah kegelapan yang menyelimuti,
Ada cahaya harapan yang takkan mati,
Orang-orang bersatu, membangun kembali,
Mimpi yang hancur, takkan pernah berhenti.
Kota yang terbakar, akan bangkit kembali,
Dengan semangat juang, takkan gentar lagi,
Dalam setiap luka, terukir cerita,
Perang bukan akhir, tapi awal untuk cinta.
0 comments:
Post a Comment