Puisi rasa sakit dan kecewaku
akan membayangi seumur hidupmu.
Meski jiwa dan nyawaku harus mati,
bayangannya tak akan ikut pergi.
Ia akan menari di setiap mimpimu,
menggoreskan luka yang tak sembuh waktu.
Menjadi suara lirih di tengah sunyi,
menjadi darah yang terus mengalir—sepi.
Tak kau lihat, tapi selalu ada.
Tak kau sentuh, tapi menghujam jiwa.
Itulah warisan dari hati yang tersakiti:
puisi yang menjadi luka abadi.







0 comments:
Post a Comment