Telah kutitipkan cinta pada doa,
Lewat malam yang panjang dan dingin.
Kupinta hatinya, bukan untuk dunia,
Tapi untuk bersanding dalam ridha-Mu, Rabb.
Namun takdir berkata lain,
Ia menjauh, dan hatiku luruh.
Bukan karena benci,
Hanya karena suratan yang Engkau tulis lebih dulu.
Sunyi kini bersuara lirih,
Mengalun dalam sujud yang basah.
Tuhan, jika cinta ini bukan jalan menuju-Mu,
Maka cabutlah perlahan tanpa melukai iman.
Kupahami, cinta sejati bukan hanya memiliki,
Tapi merelakan demi ketenangan hati.
Dan Engkau, ya Rabb,
Adalah tempat segala cinta kembali.
Maka biarlah aku mencintai dalam diam,
Menyembuhkan diri dalam pelukan-Mu.
Karena aku yakin,
Tak ada penolakan yang tak bermakna,
Jika Engkau yang mengaturnya.







0 comments:
Post a Comment