Menjelang malam, langit pun merona,
seperti pipimu kala kau tersipu.
Mentari pamit perlahan—
seperti aku, yang tak ingin cepat berlalu darimu.
Angin lembut menyentuh rambutmu,
dan aku iri pada sentuhannya.
Di bawah langit jingga,
tatapanmu hangat lebih dari cahaya senja.
Malam datang, membawa bintang,
namun bagiku, hanya kaulah yang bersinar.
Tak perlu rembulan untuk bercahaya,
kau cukup di sisiku—dan dunia terasa sempurna.
Menjelang malam,
hatiku berlabuh padamu.
Dalam diam, kutitipkan rindu
pada setiap detik yang mengantar kita menuju esok.







0 comments:
Post a Comment