Saturday, 24 May 2025

Pusat Semesta


Ia duduk diam,
di pojok malam,
kitab-kitab terbuka
tapi tak lagi dibaca
—ia sudah jadi huruf-hurufnya.

Orang bilang,
ia hilang akal.
Padahal pikirnya
sudah meleleh
menyatu dalam dzikir
yang tak butuh kata.

Tak peduli waktu,
tak kenal makan,
ia hidup dalam napas
yang tak lagi milik tubuh.

Tuhan bukan lagi arah,
bukan atas atau dalam—
tapi pusat segalanya
yang kini menetap
di dadanya.

0 comments:

Post a Comment