Monday, 26 May 2025

Ketika Rasa Sakit Sudah Mati

 


Aku pernah berjalan,
menyusuri luka demi luka
dengan namamu tergenggam
seperti doa yang tak pernah sampai.

Kupikir, kau adalah rumah.
Tempat segala rindu pulang,
tempat luka reda,
dan perjuangan menemukan makna.

Tapi kau memilih arah lain—
mendekap pria yang tak pernah
berdarah demi kehadiranmu.
Dan di situ, aku belajar:
cinta tak pernah adil pada yang benar-benar tulus.

Kini,
tak ada tangis yang bisa pecah,
tak ada sesak yang bisa tumbuh.
Karena rasa sakit…
sudah lama mati.

Yang tersisa hanya diam.
Dan diam tak pernah mengkhianati
seperti kau mengkhianati
segala hal yang aku perjuangkan untukmu.

0 comments:

Post a Comment