Kala gelap masih menyelimuti langit sunyi Aku duduk di atas sajadah merah ini Peluh dan air mata menjadi saksi rinduku Tentang pertemuan indah yang kini berlalu Saat perpisahan merobek jiwa Aku teringat kamu yang pernah ada di dada Air mata tumpah menyusup di kelopak malam Membasahi sajadah merah yang kupeluk diam Tentang dirimu yang dulu selalu di sampingku Namun pergi tiba-tiba tanpa jejak waktu Lewat angin malam kukirimkan rinduku Pada parasmu yang lembut menenangkan kalbuku Sajadah merah jadi saksi sujudku kini Di sepertiga malam kutapaki sepi Mencari tenang atas luka yang membekas Saat bayangmu hadir lalu pergi begitu lekas Engkau menghilang seperti angin yang lewat Menyisakan gelap yang tak lagi memeluk hangat Engkau hilang ditelan kelam malam Namun bayangmu masih terasa dalam Seakan waktu membawa kembali langkahmu Seakan suaramu masih memanggilku Namun kini hanya doa yang bisa kuberi Pada kenangan yang tak kembali lagi Dalam kabut hati yang mulai retak Kucari cahaya yang pernah kau tinggalkan sebentar Debu waktu menutupi rasa yang tersisa Dan kita tenggelam dalam takdir yang berbeda Ingin kusingkap debu di relung jiwa Supaya malam ini tak lagi menyiksa Supaya hatiku bisa berdamai perlahan Dengan jejakmu yang masih tinggalkan beban Walau engkau tak kembali di hidupku Namamu tetap hidup di tiap sujudku Sajadah merah di sepertiga malam Menjadi peraduan dua hati yang tenggelam Dalam gelap dan kabut yang kian pekat Doa dan rindu terus saling mendekat Meski langkah kita tak lagi sejalan Hati tetap saling mengingat dalam diam






0 comments:
Post a Comment