Karya: Khoirul Taqwim
Air Mata Langit Saat kau memberi jawaban tentang cinta
Besar harapanku tentangmu
Engkau dapat menerima segala cinta yang ku bangun di tahta jiwamu
Namun harapanku sirna
Kala tanah tak menyambut cinta hujan
Karena hujan membanjiri semesta hati
Hingga berujung air mata jatuh dipangkuan tanah-tanah yang menjadi longsor
Sebab hujan begitu deras
Hingga menjadi bencana yang tak diharapkan keadaannya
Kisahmu dan kisahku
Paduan antara cinta yang patah hati
Selaksa aku memberi api cinta
Namun api cinta kau bakar di hati dan jiwaku
Karena harapanku tentangmu
Telah kau campakkan dalam benih-benih kebencian
Hingga dendam cinta menyeruak di angkasa hati
Namun ku coba dengan sekuat angin hati
Bahwa segala peristiwa tuk selalu dijadikan hujan yang damai
Tanpa ada air mata yang jatuh di sanubari atma
Namun nyatanya
Air mata tetap jatuh di langit pengharapan
Semua menjadi luka di semesta hati dan jiwa
Air mata langit pengharapan
Luka api cinta yang menjadi amarah dan dendam
Hingga amarah dan dendam membinasakan segala hati
Hati terkotori akan sebuah kisah yang penuh luka
Sarungkan! Segala amarah dan dendam
Lihatlah! Matahari walaupun di bakar berjuta-juta tahun
Matahari tetap tegak menerangi semesta alam
Matahari adalah: cinta yang penuh keikhlasan kepada bumi
Matahari adalah: cinta yang penuh ketulusan kepada bumi
Matahari adalah: Keteladan cinta yang mengorbankan diri tuk kekasihnya
Dia matahari adalah: cinta kepada bumi
Sampai terompet kiyamat berbunyi
Hingga akhir di hayat nanti
Matahari tetap cinta kepada bumi
Sampai akhir mati nanti
Air mata langit pengharapan
Sebuah kisah api cinta yang membakar segala jiwa dan hati
Karena cinta telah menjadi luka yang berdarah-darah
Menuju celah-celah segala rasa cinta
Menuju pengharapan yang kosong
Hingga tersungkur dan tak dapat bangun kembali
Karena luka sudah terlalu dalam
Membuat di sukujur tubuh bunga-bunga yang berguguran di taman luka
Luka yang memenuhi segala rindu dan dendam
Hingga terjatuh dan tak dapat bangun kembali
Sampai menutup mata di akhir nanti
0 comments:
Post a Comment