Wednesday, 4 December 2024

Video Puisi: Air Mata Langit Pengharapan



Karya: Khoirul Taqwim Air Mata Langit Saat kau memberi jawaban tentang cinta Besar harapanku tentangmu Engkau dapat menerima segala cinta yang ku bangun di tahta jiwamu Namun harapanku sirna Kala tanah tak menyambut cinta hujan Karena hujan membanjiri semesta hati Hingga berujung air mata jatuh dipangkuan tanah-tanah yang menjadi longsor Sebab hujan begitu deras Hingga menjadi bencana yang tak diharapkan keadaannya Kisahmu dan kisahku Paduan antara cinta yang patah hati Selaksa aku memberi api cinta Namun api cinta kau bakar di hati dan jiwaku Karena harapanku tentangmu Telah kau campakkan dalam benih-benih kebencian Hingga dendam cinta menyeruak di angkasa hati Namun ku coba dengan sekuat angin hati Bahwa segala peristiwa tuk selalu dijadikan hujan yang damai Tanpa ada air mata yang jatuh di sanubari atma Namun nyatanya Air mata tetap jatuh di langit pengharapan Semua menjadi luka di semesta hati dan jiwa Air mata langit pengharapan Luka api cinta yang menjadi amarah dan dendam Hingga amarah dan dendam membinasakan segala hati Hati terkotori akan sebuah kisah yang penuh luka Sarungkan! Segala amarah dan dendam Lihatlah! Matahari walaupun di bakar berjuta-juta tahun Matahari tetap tegak menerangi semesta alam Matahari adalah: cinta yang penuh keikhlasan kepada bumi Matahari adalah: cinta yang penuh ketulusan kepada bumi Matahari adalah: Keteladan cinta yang mengorbankan diri tuk kekasihnya Dia matahari adalah: cinta kepada bumi Sampai terompet kiyamat berbunyi Hingga akhir di hayat nanti Matahari tetap cinta kepada bumi Sampai akhir mati nanti Air mata langit pengharapan Sebuah kisah api cinta yang membakar segala jiwa dan hati Karena cinta telah menjadi luka yang berdarah-darah Menuju celah-celah segala rasa cinta Menuju pengharapan yang kosong Hingga tersungkur dan tak dapat bangun kembali Karena luka sudah terlalu dalam Membuat di sukujur tubuh bunga-bunga yang berguguran di taman luka Luka yang memenuhi segala rindu dan dendam Hingga terjatuh dan tak dapat bangun kembali Sampai menutup mata di akhir nanti

0 comments:

Post a Comment