Desa kecil yang tenang, kini bergetar,
Di bawah langit kelabu, awan mengguntur,
Rumah-rumah rapuh, atapnya terbang,
Hujan air mata, menambah luka yang mendalam.
Sawah yang dulu hijau, kini layu dan kering,
Padi merunduk, seolah mengerti,
Angin berbisik, membawa kabar duka,
Bencana datang, merobohkan cita-cita.
Anak-anak berlari, mencari tempat berlindung,
Tawa mereka hilang, tergantikan kesedihan,
Di balik senyum yang tersisa,
Ada rasa takut, yang tak terucapkan.
Ibu-ibu menanti, dengan harap yang pudar,
Di dapur kosong, hanya ada kenangan,
Satu persatu, mimpi-mimpi terbang,
Menjadi debu, dalam pelukan malam.
Namun di antara reruntuhan yang ada,
Tumbuh harapan, meski samar,
Desa ini, meski porak-poranda,
Akan bangkit lagi, merajut masa depan yang lebih cerah.
0 comments:
Post a Comment