Di sudut ruangan, teronggok kursi,
Kayunya retak, dihinggapi debu,
Saksi bisu dari cerita yang tersembunyi,
Menyimpan kenangan dalam hening yang kelabu.
Lembaran waktu telah berlalu,
Namun aroma nostalgia masih mencium,
Dulu dipenuhi tawa, kini sunyi sepi,
Kursi rapuh, tempat mimpi yang terpendam.
Bantalnya compang-camping, warna pudar,
Setiap lekuknya menandakan sejarah,
Pernah ada sosok, bercerita tentang hari,
Sekarang hanya bayangan, menghilang di angkasa.
Angin berbisik melalui jendela retak,
Membawa suara-suara dari masa lalu,
Kursi ini tahu, rahasia yang tak terungkap,
Tentang cinta yang hilang, dan harapan yang redup.
Kau duduk di sini, termenung dalam sunyi,
Mencari jawaban dari segala yang terjadi,
Namun hanya hening yang menjawab kembali,
Meninggalkan luka yang takkan pernah mati.
Ruang ini kosong, tapi penuh dengan rasa,
Kursi rapuh, engkau adalah penjaga,
Setiap detik yang berlalu, terukir abadi,
Dalam rumah kosong, kisah tetap hidup selamanya.
0 comments:
Post a Comment